Sinopsis Ashoka Samrat episode 387 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 387 bag by Kusuma Rasmana.  Di istana Pattaliputra, di ruangannya, Devi memberitahu Kaurwaki tentang persiapan para putri dalam kompetisi yang dilakukan melalui Lalitakala (pertunjukan seni). "Chanda sudah dimulai berlatih menari. Dia menari begitu cemerlang!", kata Devi, "Apakah kau bisa menari juga?"
Kaurwaki menjawab, "Aku tidak tahu bagaimana caranya menari".

"Ya Tuhan!", kata Devi sambil menepuk keningnya sendiri, "Seorang gadis tidak bisa memasak dan gadis itu tidak bisa menari. Aku lupa, Kau hanya tahu bagaimana cara bertarung dengan pedang! Ini adalah kesempatan terakhir untuk mendapatkan Ashoka. Kalau kau tidak bisa menari membawakan peran dalam Lalitakala ini, bagaimana kau akan mendapatkan dia?"


Kaurwaki menjawab, "Aku akan mendapatkan dia karena cinta. Rani Dharma sudah memastikan itu, Aku pasti menikah dengan Ashoka karena cintaku". Devi hanya bengong atas jawaban Kaurwaki.

"Kau benar, Kaurwaki!", kata Rani Dharma yang datang bersama Witthasoka. "Hari itu, cinta seperti garam yang ada di dalam makanan. Itu adalah bahan bumbu yang paling utama. Aku telah memutuskan bahwa semua putri akan melakukan sebuah drama komedi dengan pangeran", kata Dharma lagi.

Witthasoka berkata, "Kita akan melakukan pertunjukkan drama Shakuntala. Kakak Ashoka akan berperan sebagai Dushyanta, sementara Kakak sendiri akan menjadi Shakuntala". Witthasoka menjelaskannya kepada Kaurwaki. Dharma juga menjelaskan secara singkat tentang kisah drama Shakuntala yang akan dibawakan oleh para putri.

Kaurwaki bertanya, "Tapi Bu, bagaimana ibu sudah memastikan bahwa kami berdua yang akan mendapatkan peran utama?"

Dharma menjawab, "Jangan khawatir", dia melirik ke arah Witthasoka, "Serahkan semua itu kepadaku, Aku tahu bagaimana melakukannya!".
Semua orang di ruangan itu tersenyum.

Di gua rahasia di bawah sumur besar, Wirata bertanya pada Ashoka, "Apa kau sudah selesai mengingat ayah, ibu, keluarga dan kekasihmu? Aku ingin membawa jasadmu kembali ke Magadha untuk menunjukkan kepada mereka apa yang akan terjadi pada setiap Rajawamshi!"

Ashoka berkata, "Ini adalah penyerangan yang pengecut! Aku tidak datang ke sini untuk bertarung denganmu. Aku hanya datang untuk membawa Nirankush "

Wirata berkata, "Kau dapat membawa Nirankush keluar dari sini jika kau bisa bertarung dan berhasil mengalahkan Elang piaraanku".

Seketika itu juga muncul suara jeritan menyayat diikuti oleh seekor burung besar piaraan Wirata yang sebelumnya bertengger di ujung dinding gua yang tinggi segera terbang melayang dekat dengan Ashoka.

"Inilah Elang yang harus kau hadapi dalam pertarungan. Jika kau gagal melakukannya maka kau akan menjadi santapan siang bagi elang dan teman-temanku!", kata Wirata lagi dari tempatnya yang agak tinggi.

Ashoka yang tidak takut menerima tantangan itu, sementara para prajurit Wirata mundur memberi ruang kepada Ashoka yang akan bertarung atas isyarat Wirata.

Ashoka mulai siaga saat Elang besar itu menukik dan menyerang dengan cakarnya. Ashoka mampu mengelak, sehingga Elang Wirata yang melayang mulai menyerang lagi. Ashoka membuka kain selempang dibahunya dan mencoba mengambil batu dengan jeratan kain itu. Ashoka mengayunkan batu besar itu ke arah elang. Namun serangan Elang lebih cepat, cakarannya berhasil menggores bahu Ashoka, hingga terhuyung-huyung sebelum sempat menyerang lawannya. Sang Elang kembali menukik menyerang Ashoka. Ashoka menghindar ke celah karang yang cukup sempit sehingga elang tidak bisa menyerangnya sepenuhnya.

Elang terus berusaha menyerang Ashoka melalui celah karang itu dan berhasil merenggut kalung milik Ashoka (yang diberikan Kaurwaki) dari lehernya. Ashoka menyambar sebatang obor dan melempar ke arah Elang yang melayang. Merasa api bukan lawan sepadan, Elang terpaksa menghindar hingga kalung Ashoka di paruhnya terlepas jatuh. Ashoka bergegas menangkap kalung itu sebelum jatuh ke tanah. Melihat Ashoka yang telentang di lantai, Elang segera menukik dengan serangannya. Ashoka yang menyadari bahaya dari atasnya, bergegas bangun dan secepat kilat mengambil batu besar. Dia menyongsong serangan Elang dengan melompat ke depan dan memukulkan batu besar itu ke kepala sang Elang. Elang pun jatuh tersungkur ke tanah, sejenak kemudian burung besar itu semakin tak berdaya dan mati saat itu juga. Wirata dan anak buahnya terlihat tegang.

Prajurit Wirata serentak mengelilingi Ashoka dengan pedangnya. "Berhenti!", teriak Wirata,"Biarkan Ashoka pergi!".

Pimpinan prajuritnya mencoba protes dan mengingatkan Wirata akan tekadnya akan membunuh semua Rajawamshi yang berani masuk tempat itu, namun Wirata tetap pada keputusannya.

"Aku bukanlah Rajawamshi yang akan ingkar pada janjiku! Aku mengizinkan Ashoka untuk menemui Nirankush. Aku yakin kau bisa bertemu dengannya meskipun ia tidak akan membantumu", kata Wirata kepada Ashoka.

Ashoka pergi menemui Nirankush di ruangan lain di gua itu, dia diantar oleh pimpinan prajurit Wirata.
Sedang Wirata sedih melihat elangnya yang terbunuh.

Pimpinan prajurit Wirata berkata kepada Ashoka, "Nirankush sedang dalam keadaan yang benar-benar buruk. Dia tidak akan hidup lama". Dia pun segera pergi setelah memastikan Ashoka sudah bertemu Nirankush di ruangan gelap yang baru saja direangi obor itu. Ashoka mendekati Nirankush yang duduk ngesot di lantai tak berdaya karena luka-luka ditubuhnya dan mulut yang terus melelehkan ludah dan darah segar.

Ashoka berkata, "Aku menemuimu, Nirankush, agar kau mengatakan yang sebenarnya siapa Gondana".

Nirankush menjawab dengan rengekan atau tangisan. Ashoka memakin marah, "Katakan siapa Gondana!"

Nirankus menangis lagi, suaranya tidak jelas. Dia berbicara dengan gerakan isyarat tangannya menunjuk mulutnya.

Ashoka yang mendengarnya merasa bahwa Nirankush seperti orang bisu, segera melihat ke dalam mulut Nirankush yang membuka mulutnya. Dia terkejut melihat bahwa lidah Nirankush telah dipotong.

"Hanya satu orang yang bisa melakukan hal rendah ini untuk menyembunyikan rahasianya!", guman Ashoka marah, sementara Nirankush terus menangis.
Kilas balik menampilkan pertemuan Nirankush, Sushima dan Rajmata Helena.

Nirankush berkata, "Kalian harus menyelamatkanku dari Ashoka. Karena aku sudah melindungi rahasia kalian berdua".
"Baik, aku setuju untuk melindungimu, benarkan Pangeran?", kata Helena melirik Sushima.

Sushima bilang "Ya, aku akan menyelamatkanmu dari Ashoka. Aku akan mengirimkanmu kepada Wirata"
Nirankush kaget, "Wirata? Aku khawatir dengan hidupku, dia membunuh semua musuh-musuhnya. Bagaimana jika ia membunuhku?"

Helena berkata, "Tidak, kau tidak akan dibunuh, karena Kau hanya akan menjadi umpan bagi Ashoka untuk mencapai Wirata. Wirata hanya akan membunuh Ashoka!".
Nirankush masih bingung dengan rencana lawan bicaranya. "Bagaimana jika Ashoka menemukanku?", tanyanya.

Helena meyakinkan Nirankush, "Kami akan memastikan jika kau tidak bisa mengatakan apa-apa tentang kami kepada siapa pun"

Sushima tiba-tiba memegangi tangan Nirankush dari belakang dan menguncinya. Nirankush berteriak membuka mulutnya dengan lebar. Helena dengan belatinya secepat kilat memotong lidahnya dan mencampakkan potongan itu ke lantai. Kilas balik berakhir.

Nirankush menangis meraung dan menunjuk sesuatu, Ashoka yang berusaha mengerti isyaratnya segera memberikan air pada Nirankush. "Ayo minumlah!" kata Ashoka, namun Nirankush yang takut air malah panik dan melepaskan cangkir air itu. Ashoka berkata, "Aku akan membawamu ke istana bersamaku untuk mengungkapkan siapa Gondana". Nirankush panik ketakutan mendengarnya.
"Kau ketakutan di raja bhwana (istana)? Apakah Gondana ada di istana? Katakan Nirankush!", tanya Ashoka, Nirankush mengangguk.

"Jadi Gondana itu ada di istana? Katakan siapa Gondana? Apakah Sushima? Apakah dia Siamak?", tanya Ashoka, namun Nirankush menggeleng. "Gondana itu seorang wanita berarti dia adalah Charumitra?", tanya Ashoka. Nirankush menggeleng lagi.

Ashoka berkata marah, "Bukan Charumitra? Gondana adalah wanita yang tinggal di istana. Siapa dia?"
"Katakan siapa Gondana?", teriak Ashoka semakin marah. Nirankush tidak menjawab, dia menorehkan jarinya di tanah dan mulai menulis sesuatu.

"Ayo! Kau bisa menuliskan namanya!", kata Ashoka mendorong Nirankush agar menuliskan sebuah nama seseorang dengan memberikan sebongkah kerikil. Nirankush yang mulutnya berdarah dengan kerikil itu berusaha menulis. Namun yang ditulis hanya sebuah aksara yang berbunyi, "He"...tanpa bisa melanjutkan lagi menjadi sebuah nama yang jelas.


CUPLIKAN: Di depan Charumitra, Sushima, Siamak dan Charumitra, Helena berkata, "Jika aku membunuh Ashoka dan Bindushara lalu... Kita akan melakukannya besok saat Bindushara dan Dharma akan bermimpi tentang kehidupan bahagia dari anak-anak mereka. Mereka hanya akan mati di sana!". Sushima setuju untuk memastikan bahwa rencana tersebut siap pada malam itu.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top