Sinopsis Ashoka Samrat Episode 388 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat Episode 388 by Kusuma Rasmana. Di gua rahasia di bawah sumur besar, Nirankush yang mulutnya berdarah dengan kerikil ditangannya berusaha menulis sesuatu di tanah. Namun yang ditulis hanya sebuah aksara yang berbunyi, "He", tanpa ada kelanjutan lagi menjadi sebuah nama yang jelas. Nirankush teringat saat Helena memotong lidahnya. Seketika dia merasakan sakit yang amat sangat, dia berteriak dan memegang dadanya sendiri. Ashoka yang kaget melihatnya, bergegas mengambil air tapi Nirankush malah jatuh terkapar dengan telungkup, tangannya masih didadanya. Ashoka segera memegangnya, sambil mengguncangkan tubuhnya dan memanggil namanya. Namun Nirankush menghembuskan nafas penghabisannya saat itu juga. Nyawanya tak terselamatkan, dia tergeletak tak bernyawa. Ashoka melihat lagi aksara yang ditorehkan oleh Nirankush tadi, namun hanya sebuah aksara yang berbunyi "He", yang bukan sebuah nama.


"Siapa wanita di istana yang berinisial He?", guman Ashoka. Sekali lagi Ashoka memanggil Nirankush, namun tidak ada jawaban.
Ashoka merasa kesal dan marah, "Ahhhh! Hilang sudah info tentang Gondana! Sial!", gerutu Ashoka sambil melampiaskannya dengan teriakan dan menendang apapun yang ada di dalam ruang gua tahanan Nirankush itu. Suara gaduh dari kekesalan Ashoka membuat Wirata dan anak buahnya datang ke tempat itu. Wirata memperhatikan Ashoka yang marah karena kematian Nirankush. Namun Ashoka tak peduli dengan Wirata, dia pun segera meninggalkan ruangan gua itu dan keluar dari gua sumur tersebut.
Wirata melihat Nirankush yang sudah menjadi mayat. "Segera hancurkan gua sumur ini. Ashoka telah mengetahui tentang rahasia kita", perintah Wirata kepada anak buahnya. Anak buahnya pun segera pergi dari ruangan gua itu.

Wirata berguman, "Jika kau bukan kekasih dari saudariku, Kaurwaki, aku tidak akan membiarkanmu hidup, Ashoka!".
Di sebuah ruang di istana Pattaliputra, Rani Dharma menjelaskan tentang kompetisi para putri yang dilaksanakan melalui Lalitakala (seni pertunjukan).
"Kalian semua harus memainkan drama percintaan antara Shakuntala dan Dushyanta. Sushima dan Ashoka akan mendapatkan kesempatan untuk memerankan tokoh Dushyanta dan Reshi Wishwamitra. Dan siapa pun dari kalian akan mendapatkan kesempatan untuk memerankan tokoh Shakuntala. Putri lainnya bisa berperan sebagai Gautami, Menaka dan teman Shakuntala yang lain", kata Dharma.
Putri Anandini menanggapi, "Biar saya yang menjadi Shakuntala".

"Tidak, aku saja yang jadi Shakuntala", kata Putri Anantha.
"Aku yang paling pantas jadi Shakuntala", kata Putri Srishti tak mau kalah. Kaurwaki dan Chanda hanya tersenyum mendengar ocehan tiga putri lainnya tersebut.
Rani Dharma berkata, "Siapa pun Rajkumari yang akan memerankan Shakuntala akan diputuskan setelah Ashoka kembali. Sambil menunggu saat itu, kalian semua harus berlatih akting kalian dalam pertunjukan seni peran ini".
Anandini berkata, "Tapi, Rani Dharma, Aku takut memikirkan Ashoka akan kembali hidup atau tidak. Dia telah pergi untuk menyelesaikan tugas yang berat".

Ucapan Anandini membuat Dharma terhenyak dengan kemungkinan buruk bagi Ashoka, Dharma akan menjawab, namun didahului oleh Kaurwaki yang bertanya kepada Anandini, "Bagaimana bisa kau mengatakan bahwa Ashoka tidak akan kembali dan baik-baik saja?".
Anandini balik bertanya, "Apa kau tahu Wirata? Bagaimana kau bisa yakin?".
Kaurwaki menjawab, "Aku tidak tahu Wirata, tapi aku kenal Ashoka. Jika kau tidak percaya Ashoka, maka kau tidak perlu berada di sini dan ikut dalam Lalitakala ini".
Anandini kesal dengan ucapan Kaurwaki namun hanya diam, sedangkan putri Anantha hanya menahan tawanya.
Rani Dharma tersenyum dan berpikir, "Aku yakin Kaurwaki adalah gadis yang tepat untuk Ashoka. Kau akan mendukung impiannya tentang Akhanda Bharata (India bersatu)!".

Di suatu tempat, Ashoka keluar dari sumur besar yang merupakan pintu menuju persembunyian Wirata dan anak buahnya. Dia melangkah gontai setelah meloncat dari perigi sumur tersebut. Ashoka merasa perjalanannya belum berhasil sempurna. Tiba-tiba terdengar gemuruh di belakanngnya. Dinding sumur besar itu runtuh dan membuatnya ambrol ke arah bawah, termasuk periginya yang cukup lebar dan tanah disekeliling sumur ikut ambrol menutup sumur tersebut. Ashoka yang berbalik melihat kehancuran sumur yang tadinya penuh rahasia itu. Ashoka berkata, "Ini bukan akhir, Wirata!, kita akan segera bertemu lagi!".
Di sebuah tempat berupa lapangan rumput dekat dinding benteng atau istana, beberapa prajurit sedang mengubur bangkai burung besar. Rupanya Wirata merasa harus menguburkan hewan piaraannya itu dengan layak seperti manusia saja. Wirata berdiri menyaksikan acara penguburan bagi burung kesayangannya itu.

Wirata berkata, "Memang benar aku membenci para Rajawamshi (bangsawan), namun untuk Ashoka berbeda. Tapi aku bertarung demi tantrik yang telah kau bunuh, Ashoka! Kita adalah musuh sekarang, Ashoka! Aku tahu kita akan bertemu. Kau akan membutuhkan Aku segera!".
Ashoka kembali ke istana Pattaliputra, dia menuntun Garuda dan sedang memasuki halaman kandang kuda ketika melihat Sushima sedang menyiksa seorang pria dari kalangan rakyat biasa. Entah apa kesalahan pria itu, Sushima mencambuknya berkali-kali. Ashoka yang melihatnya marah, dia teringat percakapannya dengan Nirankush yang membenarkan Gondana adalah wanita yang ada di istana. Ashoka memegang ujung cambuk yang akan dipukulkan oleh Sushima. Sushima kaget melihat Ashoka dibelakangnya dan menghentikan aksinya.

Sushima bertanya, "Bagaimana bisa Wirata membiarkanmu hidup?". Sushima melepaskan pegangan cambuknya dan membiarkan di pegang oleh Ashoka,
Ashoka berkata, "Lemparkan aku ke dalam sumur lain! Sampai aku belum membunuh musuh-musuh Magadha, aku akan kembali lagi. Aku sudah sering mengatakan kepadamu agar jangan pernah menyiksa praja (rakyat, masyarakat). Kau harus menanggung hukuman. Aku pikir kau melupakan itu".
Ashoka memukul Sushima dengan cambuk tadi berkali-kali, namun Sushima yang punya kekuatan ilusi dari tantra tidak bergeming sedikit pun.

Sushima berkata, "Kau ingin mengalahkanku, kan? Ayo, terus pukul aku lagi!".
Ujung cambuk yang dipukulkan Ashoka segera dipegangnya dengan erat dan dililitkan dilengannya beberapa kali. Sushima berkata, "Aku akan menunjukkanmu cara memberikan hukuman!".
Kali ini Sushima memukulkan cambuknya kepada Ashoka namun Ashoka berhasil menahan ujung cambuk dan bertanya, "Siapa perempuan yang menjadi Gondana?". Ashoka berkata sambil menggulung ujung cambuk beberapa kali dilengannya sebagai kuncian dan lawannya semakin mendekat.

Sushima berpikir, "Ashoka rupanya tidak tahu apa-apa dari Wirata".
Ashoka bertanya lagi, "Ini rencanamu atau rencana Wirata? Katakan kebenaran tentang Gondana jika kau ingin hidup! Aku tahu kau terkait dengan itu".
Sushima berkata, "Kau juga terkait dengan kebenaran itu. Kau yang membuat Nirankush terlepas dan Gondana melarikan diri".
Sushima yang berusaha merebut cambuk itu tidak bisa melakukannya, namun hantaman tinjunya membuat Ashoka terjengkang dan jatuh telentang. "Gondana adalah musuh Magadha yang malah kau lepaskan!", kata Sushima.

Sushima segera mengambil pedang dan menyerang Ashoka yang telentang. Namun Ashoka berhasil menepis ayunan pedang Sushima dengan sebuah pisau melengkung yang didapatnya entah dari mana. Ashoka akhirnya bangun sambil tetap menahan pedang Sushima dengan pisaunya.
Ashoka berkata, "Aku tahu inisialnya, Sushima!". Ashoka menyentakkan senjatanya, dan segera menyerang Sushima, namun dia berhasil menepis dengan pedangnya. Ashoka melayangkan pukulan hingga Sushima terdorong, pedangnya terlepas. Ashoka kembali mengayunkan dengan pisau lengkung, Sushima bisa mengelak dan balas memukul membuat Ashoka terdorong dan pisaunya juga jatuh. Keduanya lalu bertarung dengan tangan kosong. Keduanya saling mendorong dengan kekuatan badan mereka.

Sushima berkata disela dorongannya, "Kau tidak akan bisa mendapatkannya. Karena Kau sedang mengejar bhuta (hantu), hanya hantu!".
Sushima mendorong Ashoka sambil mendelik. Ashoka teringat saat adiknya berkata melihat hantu, Dia juga teringat Charumitra yang mengaku melihat hantu Helena, juga samrat yang melihat Helena di kamarnya. Ashoka menghubungkan nama inisial He yang ditulis oleh Nirankush adalah orang yang menjadi Gondana, dan nama Helena memang berinisial He. Ashoka segera melangkah mundur dari Sushima dan bergegas dari tempat itu. Sushima yang melihat Ashoka tiba-tiba pergi menjadi heran, Sushima segera mengikutinya.

Ashoka tergopoh-gopoh masuk ke ruang keluarga, "Samrat!", katanya sambil terhuyung-huyung hampir menabrak pintu. Dia menemui Bindushara, Rani Dharma, dan Witthasoka yang ada di ruangan itu. Bindushara kaget, demikian juga Dharma dan Witthasoka melihat Ashoka dalam kondisi kelelahan dan penuh luka-luka di tubuhnya. Bindushara menangkap pundak Ashoka yang berjalan terhuyung hampir jatuh. Bindushara bertanya, "Siapa yang melakukan ini? Apakah Wirata?"
Ashoka menjawab, "Tidak, itu tidak penting! Yang penting adalah apa yang ingin aku katakan. Percayalah kepadaku, aku mau mengungkapkan tentang Gondana".
Bindushara berkata, "Kebenaran apa yang ingin kau ungkapkan?".

Ashoka berkata, "Ayahanda raja, apa yang aku katakan mungkin aneh, Anda mungkin merasa aku sedang berkata hal yang salah, tentang hantu yang kalian semua telah lihat. Hantu yang menakuti Wit, yang dilihat oleh Rani Charumitra dan Anda sendiri juga bertemu dengan Rajmata adalah rahasia yang terkait dengan itu. Hantu Rajmata sebenarnya bukan hantu tapi kebenaran tentang Gondana. Kebenarannya adalah Rajmata adalah Gondana! Inilah kebenarannya! Kebenaran yang lengkap!".
Bindushara dan Dharma serentak terkejut mendengar penjelasan Ashoka, Witthasoka juga terkejut walaupun tidak tahu banyak tentang Helena.
Bindushara terhenyak hingga melangkah mundur, dia tidak percaya dengan penjelasan itu. "Ini tidak mungkin! Aku sendiri yang melakukan ritual terakhirnya", kata Bindushara.

Ashoka menjelaskan, "Tentu saja semua itu mungkin, Ayahanda, karena ini adalah tipuannya! Dia sendiri yang meminta, dia tidak ingin jasadnya dibakar. Dan akhirnya dia dimakamkan sesuai keinginannya. Ia sengaja ingin memainkan permainan ini".
Ashoka pun mulai menceritakan perjalanannya ke tempat persembunyian Wirata dalam gua sumur tua untuk mendapatkan Nirankush. Dan Nirankush mengungkapkan secercah petunjuk bahwa Gondana adalah wanita yang bersembunyi di istana, namun nama yang ditulisnya hanya inisial depannya saja yaitu He. Karena Nirankush keburu mati sebelum menuliskan nama itu dengan lengkap.

"Aku merasa janggal saat Gondana datang kesini hanya untuk bunuh diri. Uttara melakukan ini untuk menyelamatkan Gondana. Rajmata tahu bahwa aku mengetahui kebenaran bahwa Uttara bukanlah Gondana dan aku akan menemukan Gondana di mana-mana kecuali di satu tempat, yaitu Raja Bhawana (istana raja) sendiri. Mudah baginya untuk bersembunyi disini, ketika kita percaya dia sudah mati", kata Ashoka.
Bindushara benar-benar bingung dan terkejut tentang informasi baru, entah fakta atau asumsi yang diungkapkan oleh Ashoka.

PREV  1  2 
Bagikan :
Back To Top