Sinopsis Ashoka Samrat Episode 388 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat Episode 388 bag 2 by Kusuma Rasmana.Namun suara tepuk tangan mengalihkan perhatian semua yang ada di ruangan itu melihat ke arah pintu. Tampak Sushima datang bersama Charumitra, Siamak dan Mahamatya. Mereka semua menggelengkan kepala, tersenyum sinis dan mentertawakan cerita Ashoka. Keempatnya segera mendekat ke arah Bindushara dan Dharma dan terus tersenyum sambil menggeleng mengejek Ashoka.

Charumitra berkata, "Tubuhmu yang lelah dan penuh luka, membuat indra dan pikiranmu terpengaruh, Ashoka".
Ashoka hanya diam mendengar ucapan Charumitra.
Witthasoka berkata, "Kakak Ashoka hanya mengungkapkan tentang kebenaran!".
Charumitra hanya melihat Witthasoka dengan rasa tidak sukanya.
Bindushara berkata, "Ashoka, aku pikir kau telah melakukan banyak kerja keras untuk melakukan tugasmu. Kau perlu beristirahat. Pergilah ke ruanganmu".
Sushima berkata "Tidak..tidak, Ayahanda. Benar kata ibu, pekerjaan ini membutuhkan pikiran keras juga. Itu sebabnya pikirannya terganggu dan Ashoka jadi kacau dan bermimpi".
Dia tertawa mengejek, Ashoka hanya diam menahan kemarahannya.


Mahamatya berkata, "Samrat, agar tidak ada lagi pikirannya terganggu, ritual Shrada bagi Rajmata akan segera dituntaskan dengan baik".
Siamak bertanya pada Ashoka, "Kak Ashoka, Apa kau telah kalah dari Wirata sehingga kau menceritakan semua cerita palsu ini, untuk membuat kami terkesan bahwa kau adalah orang hebat dan kami merasa bahwa kau adalah pewaris singgasana yang tepat?".
Ashoka jengkel dengan ejekan mereka semua. Dia menantang mereka, "Baiklah. Mengapa kita tidak menggali tanah tempat pemakaman Rajmata. Kita periksa apakah Rajmata ada dalam makamnya? Maka kita bisa tahu apakah aku sedang mengatakan kebenaran atau tidak!".
Keempat musuh Ashoka itu terkejut dengan tantangan Ashoka. Bindushara dan Dharma hanya menatapnya tegang.

Siamak berkata,"Apa yang kau katakan, Kak Ashoka? Jika kita melakukan itu, sama saja seperti menghina orang tua atau jiwa leluhur kita".
Bindushara masih diam, demikian juga yang lain.
Charumitra menanggapi, "Tapi Samrat, melakukan hal ini, membongkar kerangka orang telah mati dan mengganggu ketenangan arwah Rajmata merupakan aib. Bagaimana bila itu mendatangkan kutukan pada keluarga kita?".
Ashoka berkata, "Samrat, kebenaran harus dibuktikan dan kita akan mendapatkan bukti dengan menggali makam Rajmata. Jika jasadnya tidak ada, itu akan terbukti bahwa aku berkata hal yang benar. Tapi jika kita mendapatkan jasadnya di sana, maka itu adalah bukti bahwa aku yang salah!".

Rani Dharma yang percaya kepada putranya berkata kepada Bindushara, "Kebenaran ini menanti izin Anda agar Ashoka bisa bersaksi tentang Rajmata, Samrat".
Bindushara berkata, "Aku berharap kata-kata Ashoka benar. Jika tidak, itu akan menjadi kesalahan besar, Ashoka". Ashoka senang atas izin samrat, sedangkan keempat lawannya menjadi tegang namun tidak memprotes keputusan samrat.
Di sebuah tempat dekat tembok benteng, beberapa prajurit menggali kuburan Helena. Samrat, dua rani, ketiga pengeran, Acharya Radhagupta dan Nayaka menyaksikan penggalian itu. Setelah menggali beberapa dalam, mereka menemukan kerangka dalam peti jenazah itu. Samrat dan yang lain menutup hidung mereka karena bau dari kerangka itu. Tampak di tangan kiri kerangka masih mengenakan cincin yang khas milik Rajmata.

Siamak berkata, "Lihat! Rajmudrika (cincin kerajaan) yang dipakai kerangka itu".
Ashoka terkejut, dia teringat cincin yang mirip yang dikenakan oleh wanita tua yang menutupi seluruh kepalanya dan membelakangi dia saat dilihatnya dikoridor yang merupakan tempat pintu rahasia. Dia berpikir, "Bagaimana ini mungkin terjadi?".
Peti mati itupun ditutup lagi dan mulai dikuburkan kembali oleh para prajurit.
Siamak berkata, "Kalian semua yakin sekarang, kita telah melihat hantu di istana. Dan kita semua harus melakukan ini karena dia. Itu adalah Ashoka! Bayangannya saja sungguh berbahaya. Sejak dia datang dalam kehidupan kita, ketenangan kita jadi hancur".

Siamak mendekati Ashoka sambil mencakupkan tangannya. "Aku mohon kepadamu untuk tidak menganggap Rajmata sebagai musuh. Dia memang pernah melawan kita, tapi dia adalah ibu atau tetua kita. Bahkan Sri Rama memperlakukan musuhnya yang telah mati dengan layak. Kita semua melakukan hal yang memalukan bagi kemanusiaan hari ini!".
Siamak yang sedih segera pergi dari tempat itu. Bindushara hanya diam memandang Ashoka yang tertunduk membisu. Sedangkan Sushima menyeringai.
Sushima mendekati Ashoka dan berkata mengejeknya, "Ashoka, adikku, masa dari Chanakya telah berlalu, bahkan impiannya tentang India Bersatu juga telah hilang!".
Ashoka yang dari tadi menahan marah berteriak, "Sushima!, Ashoka memegang lilitan kain di leher Sushima. Bindushara terkejut melihat yang dilakukan Ashoka.

"Ashoka!", teriak Bindushara. Semua yang masih ada di tanah pemakaman itu terkejut dan tegang.
"Ashoka! Lepaskan dia!", teriak Devi Dharma. Ashoka dengan kesal melepaskan pegangannya. Bindushara yang marah segera pergi dari tempat itu, diikuti semua orang lainnya. Tinggal Ashoka dan para prajurit yang masih menyelesaikan tugasnya menguburkan peti mati Rajmata.
Ashoka tampak marah, dia bertekad, "Aku harus membuktikan bahwa Helena adalah Gondana! Aku akan melakukan sesuatu. Tapi aku tidak bisa membiarkan musuh-musuh negaraku yang berkuasa, bahkan jika mereka adalah keluargaku. Chanda ini tidak akan mengampuni siapa pun!"
Di ruangan rahasia dalam istana, Acharya bertanya pada Ashoka, "Kerangka siapa dalam peti itu?".
Ashoka menjawab, " Tidak penting itu kerangka siapa. Kerangka itu hanya punya satu makna bahwa perencanaan mereka telah mendahului di depan pemikiranku".

Di ruangan lain, tampak Charumitra, Sushima dan Siamak di tempat itu. Sushima berkata, "Sepuluh tahun yang lalu, Rajmata melakukan perencanaan ini untuk hari ini. Dia menempatkan jenazah wanita lain di tempatnya. Sekarang Ashoka akan melupakan pemikiran untuk menemukan Rajmata. Dia tidak akan tahu bahwa Rajmata adalah Gondana dan pembantu kita!".
Charumitra berkata, "Aku akan memastikan bahwa Bindushara tidak percaya kepada Dharma dan Ashoka setelah kejadian hari ini".
Masih di tempat sebelumnya, Ashoka berkata, "Aku yakin Rajmata adalah Gondana. Aku tinggal selangkah lagi! Aku akan menemukannya dari mana saja dan menyeretnya dan tunjukkan di istana ini. Aku akan menghukum dia! Ini adalah sumpah Chandashoka!". Acharya Radhagupta dan Nayaka hanya diam mendengarkan tekad Ashoka.

Di ruangan Samrat, Charumitra bertanya kepada Bindushara, "Mengapa Ashoka membalas dendam kepada Rajmata, Samrat? Rajmata adalah ibu mertuaku. Aku terluka melihat kerangkanya harus dibongkar. Samrat, kita berpikir pernikahan Ashoka dan Sushima untuk mengamankan dinasti Maurya. Tapi disisi lain, Ashoka malah meragukan kematian nenek mereka dan membongkar kuburannya. Samrat, Aku merasa keseimbangan mental Ashoka sedang terguncang. Ia selalu meragukan orang-orang yang masih hidup, tapi sekarang dia malah meragukan orang yang sudah mati".

Bindushara berkata, "Aku sedang memikirkan dimana salahnya aku dalam membesarkan anak-anakku. Sebagai seorang Samrat, Samrat Magadha yang besar, Aku bertekad menjamin kedamaian dan kebahagiaan bagi banyak keluarga para rakyat kerajaan yang bahkan aku tidak pernah bertemu dengan mereka. Tapi justru keluargaku yang tinggal bersamaku, aku gagal membawa kedamaian dan keharmonisan didalamnya. Aku tidak tahu, apakah aku bisa menemukan kedamaian di dalam hidupku atau tidak".

"Tentu saja itu pasti akan ditemukan", kata Dharma yang datang ke ruangan itu sambil tersenyum cerah. "Biarkan mereka menikah. Istri mereka akan mengajarkan mereka tentang menyatukan keluarga dan tanggung jawab baru. Kita harus menikahkan mereka segera. Aku akan melanjutkan kompetisi para putri melalui Lalitakala (seni pertunjukan) sebelum waktu itu tiba", kata Dharma di depan Samrat dan Charumitra. Samrat tampak manggut-manggut dengan usul Dharma sedangkan Charumitra sibuk berpikir sesuatu berkaitan rencana Dharma mengadakan Lalitakala.

Di ruang sidang istana Magadha, semua orang berkumpul untuk mendengarkan pengaturan kompetisi para putri yang akan dilakukan melalui Lalitakala(seni pertunjukan). Di tempatnya Ashoka melihat sekeliling memperhatikan para putri yang hadir. Dia senang saat tidak melihat Kaurwaki disana, "Kaurwaki menepati janjinya", gumannya.
Namun sejenak kemudian Kaurwaki bersama Devi memasuki ruang sidang. Ashoka terkejut melihatnya, demikian juga Sushima perhatian tertuju kepada Kaurwaki, sedangkan Dharma melihat kedua gadis itu dengan sumringah.
Dari tahtanya Bindushara berkata, "Sushima dan Ashoka akan memilih calon pengantin mereka sesuai dengan aturan tradisi yang berlaku. Mulailah kompetisi untuk menemukan pengantin yang cocok bagi Ashoka dan Sushima. Aku memutuskan kedua pangeran akan ambil bagian dari drama Lalitakala ini dan bermain peran dengan para putri".

Para putri senang dengan ucapan samrat, sedangkan Ashoka dan Sushima mendadak tegang mendengarnya.
"Aku merasa tidak bisa melakukan ini!", kata Sushima dan Ashoka hampir bersamaan, sehingga keduanya jadi saling pandang.
Sushima berkata, "Kurasa aku tidak perlu ikut, Ayahanda. Tapi Ashoka yang bisa melakukan ini. Ini adalah sifatnya".
Ashoka berkata, "Cukup! Aku tidak punya waktu untuk bermain peran. Seseorang disini menunjukkan cinta bagi kerajaan dan beberapa yang lain berbalik menentang. Aku harus mengungkap mereka semua!".

Ucapan itu membuat Sushima, Siamak, Charumitra dan Mahamatya menjadi tegang.
Bindushara berkata, "Kalian berdua tidak diminta untuk ambil bagian. Ini bukan keinginan seorang ayah. Ini adalah perintah Samrat Magadha! Semua putra akan ambil bagian!".
Semua orang diam mendengar keputusan itu, hanya Dharma yang sumringah mendengarnya.
Sushima melirik Kaurwaki dan berpikir, "Aku harus membuat rencana untuk mengakhiri kisah cinta Ashoka dan Padmawati dengan menggunakan kompetisi Lalitakala ini!".


CUPLIKAN: Di depan Charumitra, Sushima, Siamak dan Charumitra, Helena berkata, "Jika aku membunuh Ashoka dan Bindushara..."."Bagaimana itu mungkin?", tanya Mahamatya. "Kita akan melakukannya besok saat Bindushara dan Dharma akan bermimpi tentang kehidupan bahagia dari anak kesayangan mereka. Dan... bum! Harapan itu akan terbakar bersama dengan mereka!", kata Helena. Sushima berkata, "Aku setuju Aku akan pastikan bahwa rencana tersebut siap pada malam ini". Helena tersenyum.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top