Sinopsis Ashoka Samrat Episode 355 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat Episode 355 by Kusuma Rasmana. Episode diawali dengan perjalanan Kaurwaki yang sedang mencari keberadaan Ashoka. Kaurwaki sedang merasa lelah dan hampir putus asa karena tidak menemukan kekasih yang dicintainya itu. Dia berhenti di tepi sebuah kolam atau telaga yang berair jernih. Kaurwaki berkata seakan menumpahkan rasa capainya. "Wahai Mahadewa, mengapa aku tidak bisa bertemu Ashoka ketika aku hampir menemuinya. Mengapa penantianku tidak kunjung berakhir juga? Tunjukkan aku beberapa jalan agar aku percaya bahwa pengabdianku tidak salah. Aku akan memiliki keyakinan bahwa aku akan bertemu dengannya pada akhirnya dan kami akan bersama-sama untuk selamanya. Akan menjadi tidak mungkin bagiku untuk hidup tanpa dia. Mohon berikan aku beberapa tanda, Ya Mahadewa".

Kaurwaki melihat beberapa angsa di kolam, dia merasa takjub karena merasa itu adalah sebuah pertanda. Dia bersyukur kepada dewa atas pertanda itu. "Bagi kawanan angsa, mereka tidak selalu bertemu setiap waktu bahkan setelah berada berhadapan satu sama lain. Ya Dewa, Anda telah menunjukkanku sebuah isyarat bahwa Ashoka dan Kaurwaki akan bertemu. Ashoka mungkin ada dimana saja tapi dia akan bertemu dengangku. Kami akan bertemu!", kata Kaurwaki gembira.
Sementara itu Ashoka yang sedang menunggangi Garuda yang berderap, berguman, "Aku harus mengambil keputusan ini setelah mengetahui bahwa ibu dan Witashoka akan aman di sana". Ashoka kaget karena Garuda tiba-tiba berhenti. Dia ingin pergi menuju arah lain yang membingungkan Ashoka.

Ashoka berkata, "Aku pun mengikuti suasana hatiku. Dan Kau bebas melakukannya juga. Pergi dengan jalan manapun pasti tujuan akan dicapai akan sama"
Sementara itu di Pattaliputra, Bindushara yang bersama Dharma dan Witashoka tiba di depan gerbang kota Pattaliputra. Dari anggota keluarga istana lainnya seakan semua mengikuti prilaku Rani Charumitra, tidak ada yang tampak senang dengan kedatangan Rani Dharma dan Witashoka ke istana itu.

Namun kepulangan Rani Dharma dan Witashoka ke istana disambut meriah oleh warga kerajaan yang telah berkumpul dengan upacara besar-besaran di sepanjang jalan menuju istana.
Seorang wanita berkata, "Rajkumar Witashoka terlihat mirip seperti Rajkumar Ashoka pada usia ini. Raut wajahnya yang tenang dan manis persis seperti Rajkumar Ashoka".
Namun seorang Acharya yang mungkin karena tidak melihat Pangeran Ashoka ikut kembali ke istana jadi berfikir tentang masa depan tahta Magadha.
"Apakah Rajkumar Ashoka akan menjadi Samrat di masa depan atau tidak?", tanya Acharya itu.
Seorang lainnya menjawab, "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi perubahan telah datang di Pattaliputra sekarang. Ini akan tetap terjadi dan terus berlangsung".
Witashoka yang sedang melangkah dalam sambutan para warga itu berkata, "Bu, Aku sangat merindukan Bhaiya, Ibu juga, kan?"

Dharma hanya mengangguk mendengar pertanyaan Witashoka.
Witashoka meminta ibunya untuk tidak khawatir. "Bhaiya akan pulang segera setelah hatinya tenang. Jika itu tidak terjadi maka aku yang akan mencarinya", kata Witashoka.
Dharma menghentikan langkahnya di pintu utama istana. Dia ingat kata-kata suaminya, Bindushara yang sangat menyakiti hatinya 10 tahun yang lalu, namun atas pertimbangan tertentu, dia menguatkan hatinya kemudian masuk ke dalam bangunan istana bersama Bindushara dan Witashoka. Semua anggota keluarga lainnya mengikuti mereka masuk ke dalam.
Di sebuah ruangan dalam istana, berkumpul Charumitra, Sushima, Siamak dan Mahamatya. Mereka semua merasa resah atas kepulangan Dharma bersama Witashoka. Yang ini berarti Samrat mulai percaya kembali kepada istri kesayangannya, Dharma. Dan itu sama artinya menerima Ashoka kembali di istana itu.

Dua prajurit datang melapor kepada Sushima bahwa Ashoka pergi menuju hutan. Sushima kaget mendengar laporan itu, demikian juga Charumitra, Siamak dan Mahamatya.
Sushima berkata, "Pertarungan yang belum selesai di arena gulat akan bisa diselesaikan di dalam hutan! Ayo!".
Sushima bermaksud pergi bersama prajurit itu. Namun Charumitra menghentikannya dengan memegang tangannya.
Charumitra menyarankan, "Kau harus mengambil keputusan sesuai situasi saat ini. Kau tidak bisa pergi sekarang".
Sushim berkata, "Jika aku tidak bisa pergi sekarang maka orang lain yang akan pergi. Aku akan memastikan Ashoka tidak akan melangkah menuju ke Pattaliputra lagi!".
Siamak dan Mahamatya tersenyum mendengar usul Sushima.

Garuda membawa Ashoka ke tepi sebuah telaga atau kolam yang sebelumnya juga didatangi oleh Kaurwaki yang sedang kelelahan dan putus asa. Di kolam tersebut Kaurwaki merasa mendapat tanda dari dewa saat melihat sekawanan angsa di kolam. Ashoka segera turun dan mengamati di sekitarnya dulu.
Dia lalu mencoba menuntun Garuda menuju kolam untuk meminum air dari kolam itu.
"Ayo, Kau boleh minum!", kata Ashoka. Namun Garuda tidak mau bergerak, Garuda tetap diam ditempatnya saat Ashoka menarik tali kekangnya.
Ashoka semakin tidak sabar kepada kudanya, "Mengapa kau mengajakku ke sini dan keluar dari jalan seharusya jika kau tidak membutuhkan air? Kita sudah terlambat, Garuda!".

Ashoka kaget saat telinganya mendengar suara kemresek dari arah semak belukar didekatnya. Dia segera mengeluarkan belati dari balik pelana kuda. Ashoka mulai bersiaga dengan belati di tangan, berusaha memasang mata dan telinga akan bahaya yang mungkin bisa terjadi. Tidak jauh di arah belakang Ashoka, Kaurwaki melihat Ashoka dari punggungnya saja dari balik semak-semak. Ashoka yang curiga segera membalikkan badan dan melihat ke arah itu tapi Kaurwaki cepat-cepat bersembunyi.
Ashoka mulai melangkah pelan namun waspada ke arah semak-semak yang mencurigakan.
Di sisi lain, Kaurwaki yang melihat ada bahaya yang tengah mengintai seseorang, segera mengeluarkan belatinya juga.
Seorang pria yang tinggi besar dengan wajah coreng moreng menyeramkan, berdiri tidak jauh dari tempat itu dengan pedang terhunus. Dia tengah melihat Ashoka yang sedang melangkah waspada dengan belatinya.

"Rajkumar Sushima memberiku tugas ini sejak 10 tahun yang lalu dimana tugas itu ternyata belum tuntas. Padahal dia sudah memberiku koin emas yang banyak. Hari ini aku akan membayar hutang tugasku!", guman pembunuh yang bernama Yama itu. Yama bermaksud akan menerjang mangsanya, namun belum sempat dilakukan, Ashoka yang waspada secepat kilat mengayunkan belatinya ke arah Yama. Dari arah lain Kaurwaki juga melemparkan belatinya ke arah pembunuh itu pada waktu yang sama. Yama pun tewas ditempat oleh dua belati, yang satu menancap didadanya dan satu lagi menusuk punggungnya. Kaurwaki keluar dari persembunyiannya, dia mendekati mayat si pembunuh dan bermaksud mengambil belatinya namun belati yang menancap di dada mayat itu belati yang berbeda. Kaurwaki akhirnya mengambil belatinya yang ada di punggung mayat itu. Sejenak kemudian, Ashoka juga mendekati si pembunuh yang sudah tewas. Langkahnya terhenti karena terkejut melihat Kaurwaki dan mengenalinya.

"Kaurwaki", guman Ashoka sangat pelan, tidak terdengar siapapun. Termasuk Kaurwaki yang tengah memandangnya juga.
Kaurwaki berkata, "Kau hampir kehilangan nyawamu karena kau berjalan dengan mata tertutup. Siapa dia? Kenapa dia ingin membunuhmu?".
Ashoka tidak mendengar pertanyaan itu karena sibuk memandang gadis didepannya yang sama persis dengan gadis dalam mimpinya beberapa waktu sebelumnya. Gadis yang mengoceh bawel didepannya itu juga mengingatkan dia dengan kebawelan gadis kecil yang dikenalnya saat masih remaja. Ashoka tidak mendengar apapun padahal Kaurwaki terus berbicara.

Kaurwaki mendekati Ashoka dan bertanya, "Apakah kau tidak bisa mendengar atau berbicara?".
Ashoka kembali terhanyut dalam kenangan saat berjumpa seorang gadis remaja di sebuah kapal saat akan menuju Takhshasila 10 tahun yang lalu, tanpa mendengar pertanyaan Kaurwaki lagi.
Ashoka akhirnya sadar kembali. "Maaf, Apakah kamu mengatakan sesuatu padaku?", tanyanya. Kaurwaki bertanya tentang pria yang sudah menjadi mayat itu.
"Kenapa dia ingin membunuhmu?", tanya Kaurwaki.

PREV  1  2 
Bagikan :
Back To Top