Sinopsis Ashoka Samrat Episode 355 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat Episode 355 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Ashoka melihat mayat itu, dia jadi teringat dengan seorang pembunuh yang mengincar dia, ibu dan bayinya 10 tahun lalu yang membuat dia bersama ibu dan adiknya yang masih bayi harus melompat dari melompat dari tebing. "Pasti Sushima yang mengirimnya!", batin Ashoka.
Ashoka berbohong kepada Kaurwaki, "Ia mungkin mencoba untuk menghentikan seseorang yang memasuki wilayah kerajaannya". Ashoka mencabut belati dari dada mayat pria itu dan membersihkannya.

"Jangan khawatir, Aku telah membunuh banyak orang seperti itu", kata Ashoka lagi.
Kaurwaki menanggapi, "Itu khayalanmu saja. Lihat, dia mati karena belatiku!". Kaurwaki memperlihatkan belatinya yang masih berdarah. "Kau mungkin berbaring di tempatnya jika aku tidak melemparkan belatiku tepat waktu!", katanya lagi.
Ashoka tersenyum mendengar celotehan yang bernada egois itu. "Hm..Kau masih sama!", guman Ashoka.


Kaurwaki bertanya, "Apa yang kau katakan?"
Namun Ashoka berlagak tidak menerima pendapat gadis itu. "Hanya belatiku yang membunuhnya", kata Ashoka sambil memberikan penjelasan secara logis menurutnya.
Kaurwaki menyadari penjelasan Ashoka masuk akal dan benar, tapi dia malu mengakui. "Maafkan aku. Apa kau mencoba untuk mengajarkanku? Aku tidak membutuhkan itu. Aku telah belajar menggunakan senjata dari guru terbaik di dunia. Dia tak terkalahkan!", kata Kaurwaki.
Ashoka tersenyum mendengar ucapan Kaurwaki yang memuji gurunya yang tidak lain adalah Ashoka sendiri. Ashoka jadi teringat saat Kaurwaki remaja yang belajar memanah.
Ashoka bertanya, "Siapa nama gurumu itu?".
Kaurwaki menjawab, "Namanya Ash..." dia menghentikan kalimatnya. "Kau tidak akan tahu dia! Kau pasti tidak mengenalnya", kata Kaurwaki meralat ucapannya.

Kaurwaki berbalik bermaksud pergi namun Ashoka menghentikannya dengan bertanya, "Siapa sebenarnya namamu? Apa yang kamu lakukan sendirian di hutan ini? Apakah kamu sudah.. kamu sudah.... menikah?". Ashoka bertanya tergagap sambil tersenyum, membuat Kaurwaki keki.
Kaurwaki berbalik ke arah Ashoka dan menjawab, "Tidak seharusnya aku menjawabnya. Aku tidak ingin membuang-buang waktuku berbicara dengan orang sepertimu! Tapi aku akan menjawab satu pertanyaanmu. Ya! Aku sudah menikah!".
Ashoka terdiam mendengar ucapan Kaurwaki.
Kaurwaki melanjutkan, "Lelaki itu adalah petarung terbaik di dunia ini. Tidak ada yang seperti dia. Dia begitu sabar, memiliki belas kasih dan maju dengan usaha sendiri. Tetapi ketika dia marah dia tidak akan menunda lagi, seketika berubah menjadi Chanda (kejam)!".
Ashoka tersenyum takjub mendengar jawaban Kaurwaki
Kaurwaki berbalik dan melangkah pergi.

Ashoka bermaksud memanggil Kaurwaki, "Kaur..." namun dia menghentikan kalimatnya. Dengan senyuman yang manis Ashoka berkata, "Kaurwaki!".
Dia menoleh ke arah kudanya dan berkata, "Inilah alasan mengapa kau membawaku ke sini, Garuda?". Garuda yang sedang merumput hanya meringkik.
Ashoka yang sedang berbunga-bunga, berguman, "Dia mencintaiku masih dengan cara yang sama sampai saat ini!".
Jika di dalam hutan, Ashoka dan Kaurwaki hatinya sedang sumringah dan berbunga-bunga, hal sebaliknya terjadi pada anggota keluarga istana Magadha di Pattaliputra yang sedang berkumpul dalam sebuah ruangan. Charumitra, Sushima, Siamak dan Mahamatya sedang merasa sangat resah.
Siamak berkata, "Kita semua terjebak! Jika Ashoka datang maka kita akan kehilangan segalanya!".

Charumitra memberi isyarat agar semua diam karena mendengar seseorang menuju ruangan itu. Dan memang benar, seorang pelayan perempuan tua yang berpakaian gaun panjang dan melindungi dirinya dengan selendang panjang menutupi seluruh badan termasuk kepala dan wajahnya sedang membawa nampan yang berisi beberapa gelas minuman melangkah masuk ke ruangan itu. Karena perempuan itu menutupi wajahnya dengan selendang panjang, tidak ada yang bisa mengenali siapa perempuan pelayan itu. Pelayan itu mendekati Mahamatya dan Siamak yang segera mengambil gelas minuman itu, sedangkan Charumitra membuka tangannya menolak untuk minum. Pelayan itu melangkah mendekati Sushima yang duduk di bangku. Sushima hendak mengambil gelas minuman tanpa menoleh. Namun pelayan itu melemparkan minuman ke wajah Sushim dan secepat kilat mengarahkan belati di lehernya. Sushima kaget setengah mati, matanya terbelalak. Demikian juga Charumitra, Siamak dan Mahamatya, mereka segera bangkit dari kursinya.
"Aku tak berdaya untuk melakukannya. Aku datang untuk memperingatkanmu sebelum kau mati. Aku ingin mengguncangmu dari tidurmu!", kata perempuan itu mulai terbatuk-batuk. Siamak mengenali suara perempuan itu adalah Helena.

"Apa yang nenek lakukan disini?", tanya Siamak. Perempuan tua itu membuka sebagian kerudung yang menutupi kepalanya, dan benar, dia adakah Helena, yang sebelumnya dianggap sudah mati secara resmi bagi kerajaan, namun sebenarnya masih hdup di ruang rahasia di luar istana Magadha.
Mahamatya yang merasa panik dan takut segera menutup pintu. "Mengapa Anda mengambil risiko dengan datang ke sini?", tanyanya.Charumitra berkata, "Bagaimana jika seseorang melihat Anda. Dharma ada disini. Dia tidak akan menunda lagi dalam membeberkan itu semua"
Helena menjawab, "Kalian begitu khawatir saat melihatku disini. Kalian akan melakukan sesuatu jika kalian sama-sama takut melihat Dharma kembali ke istana ini. Apakah kalian lupa bagaimana kalian telah menceritakan segalanya kepadanya 10 tahun yang lalu seperti Raja Harishchandra? Bagaimana jika kebenaran ini diketahui Bindushara?".
Siamak bertanya, "Mengapa ayah akan pasti percaya kepadanya?"
Helena menjawab, "Siamak, Bindushara mencintai Dharma lebih dari istrinya yang lain". Helena menoleh ke arah Charumitra seakan mengejeknya. Charumitra menjadi sebal.

"Dharma adalah kelemahan dan kekuatan terbesar dari Bindushara. Kalian lihat bagaimana kemarahannya menjadi tenang saat melihatnya? Ia lupa segala sesuatu yang Ashoka lakukan 10 tahun yang lalu atau hukuman yang dijatuhkannya dan semuanya itu! Dia telah meninggalkan Dharma. Dia menganggap mereka sebagai penjahat sampai kemarin. Namun sejak kemarin juga, dia menyebut dirinya sendiri yang bersalah terhadap Dharma dan Witashoka segera setelah ia melihat mereka. Hatinya berubah dalam sekejap. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengubah mentalnya? Bayangkan persatuan setelah 10 tahun. Bagaimana jika Dharma berkata kepadanya tentang pembunuhan Chanakya sekarang? Apa yang akan terjadi pada kalian semua?", tanya Helena sambil memperhatikan keempat orang di ruangan itu secara bergantian.

Siamak bertanya, "Apa solusi yang kami lakukan untuk menghentikan Dharma?".
Helena menyeringai dan tertawa, "Kita manfaatkan Witashoka untuk membuat Dharma tetap diam. Kendalikan dia! Dengan sendirinya dia akan takluk dalam kendali kalian!", kata Helena sambil tertawa lagi.
Sushima menyeringai senang.


CUPLIKAN : Kaurwaki bertanya kepada Ashoka sambil menempelkan pedang dilehernya. "Siapa kamu? Apa tujuanmu dengan datang kepadaku?", tanya Kaurwaki.
Ashoka menjatuhkan pedangnya yang membuat Kaurwaki jatuh terlentang saat berlatih tarung pedang. Ashoka menyerukan, "Jay Janani!", Kaurwaki bangun karena seperti mendapat petunjuk. "Siapa dia? Jika dia Ashoka maka dia akan mengenakan kalung itu", guman Kaurwaki.
Kaurwaki menghentikan Ashoka yang melangkah dan mencoba melihat kalung itu tapi Ashoka menepis tangannya. Namun keduanya malah jatuh bergulingan bersama-sama. Lagu romantis mengiringi adegan ini.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top