Sinopsis Ashoka Samrat episode 379 by Kusuma
Rasmana. Di dalam gua persembunyian Gondana, Ashoka yang berusaha
menangkap Gondana jatuh pingsan setelah sebatang kayu menghajar belakang
kepalanya. Sushima yang sangat membenci Ashoka yang bisa membocorkan rahasia
dirinya bersama Gondana bermaksud akan membunuh Ashoka yang sedang telentang
pingsan.
Sushima mengangkat pedangnya dan mengayunkan sekuat tenaga ke arah Ashoka, namun sebelum pedang Sushima mencapai sasaran, tiba-tiba lemparan belati menghajar tangannya dan pedang Sushima pun terlepas dari tangannya. Sushima mengaduh karena tangannya sakit sambil melihat ke arah datangnya serangan itu dengan wajah tegang. Demikian juga Uttara, seorang anak buah Gondana kaget melihat ada menyerang Sushima. Sushima menjadi marah saat melihat ke arah penyerangnya yang ternyata hanya sosok orang-orangan sawah yang berdiri beberapa langkah di depannya. Sushima segera mengambil pedangnya di tanah, namun sebatang panah melesat ke arah pedang dan hampir mengenai tangannya. Hal yang sama terulang lagi saat Sushima berusaha mengambil pedangnya. Sushima terpaksa menunduk dan menghindar saat beberapa kali anak panah melesat ke arahnya. Akhirnya Sushima berhasil menyambar pedangnya dan bersama Uttara yang masih dihujani panah berlari dari ruangan itu menuju arah lain. Ashoka yang pingsan mulai sadar di tempatnya, dia meraba belakang kepalanya dan mulai bangun dengan tertatih.
Uttara menyergap orang-orangan sawah dari arah belakang. Dia
memukul orang-orangan sawah dengan sebatang kayu. Orang-orangan sawah itu segera
berbalik dan segera menyerang Uttara dengan tendangan yang membuatnya jatuh
telentang. Rupanya orang-orangan sawah itu adalah manusia bukan hanya boneka
untuk menakuti tikus di sawah. Keduanya lalu bertarung, Uttara berhasil membuat
lawanya terhuyung, namun lawannya berhasil menghajarnya dengan tongkat tadi dan
disusul tendangan ke punggungnya, hingga Uttara terdorong ke dinding gua. Uttara
yang melihat sebuah obor di dinding segera mengambil obor tersebut dipakai
sebagai senjata menghadapi lawannya.
Sementara Ashoka yang bangun dengan masih terhuyung, melihat sebatang panah dan berusaha mengenalinya. Dia lalu mengambil pedangnya dan segera berjalan keluar gua.
Sementara Ashoka yang bangun dengan masih terhuyung, melihat sebatang panah dan berusaha mengenalinya. Dia lalu mengambil pedangnya dan segera berjalan keluar gua.
Jauh diluar gua, Sushima sedang memacu kudanya untuk kembali
menuju istana. Di tempat lain Ashoka juga berkuda tengah mengejarnya. Di sebuah
belokan jalan, kuda Sushima berhenti karena Ashoka yang juga diatas kuda telah
menghadang jalannya. Kedua bersaudara itu saling menatap marah, mereka lalu
turun dari kuda masing-masing dan segera menghunus pedangnya. Sesaat keduanya
saling tatap, lalu keduanya maju mendekati lawannya dengan pedang terhunus.
Uttara menyerang dan melemparkan obor ke arah orang-orangan
sawah yang berpakaian karung goni dan jerami kering. Lawannya terpaksa bergerak
meronta-ronta karena api obor menyerang karung goni dan jerami dengan cepat.
Sosok orang-orangan sawah itu tak berdaya menghadapi api yang membakar
pakaiannya. Sosok itu pun segera melepaskan pakaiannya satu persatu dan sambil
menangis karena panasnya api yang membakar. Setelah pakaian orang-orangan
sawahnya terlepas, tampaklah sosok itu adalah seorang wanita yang membuat Uttara
kaget. Wanita itu adalah Kaurwaki yang terus meronta-ronta karena panas api dan
asap yang muncul.
Sementara itu Sushima dan Ashoka sedang terlibat dalam
pertarungan pedang. Beberapa kali Ashoka terpaksa merunduk atau menangkis
serangan pedang Sushima. Demikian juga Sushima beberapa kali harus menghindari
sabetan pedang Chandragupta di tangan Ashoka. Sushima menyabetkan pedangnya,
Ashoka berhasil mengelak dan menghantamkan sikunya di belakang kepala Sushima
yang membuatnya terdorong ke depan.
Di dalam gua, Uttara yang kaget berkata, "Dia hanya perempuan?
Perempuan yang pemberani!".
Uttara menendang tongkat di lantai dan tongkat melayang mengenai Kaurwaki dan dia pun terjatuh telentang akibat tongkat yang mengenai dadanya.
Uttara menendang tongkat di lantai dan tongkat melayang mengenai Kaurwaki dan dia pun terjatuh telentang akibat tongkat yang mengenai dadanya.
Uttara mencabut pedang di dinding gua dan segera mendekati Kaurwaki.
"Beraninya kau berpikir bahwa kau akan bisa mengalahkan pria! Lihat apa yang kau rasakan saat ini", kata Uttara akan menyerang Kaurwaki. Namun Kaurwaki yang telentang melayangkan tendangannya membuat Uttara terdorong beberapa langkah. Kaurwaki segera bangun dan segera berhadapan dengan Uttara yang mulai menyerangnya.
Ashoka dan Sushima saling menahan pedang lawannya dengan pedang masing-masing. Keduanya lalu saling mendorong menjauh dan saling berhadapan lagi.
Sushima berkata, "Tidak ada orang disini yang bisa menyelamatkanmu hari ini, Ashoka!"
Ashoka menambahkan, "Tentu saja! Kita harus mengakhiri bab ini untuk selama-lamanya!"
Kembali keduanya melanjutkan pertarungan. Beberapa kali Ashoka harus menahan serang pedang Sushima, demikian juga Sushiam harus menghindar dari pedang Ashoka atau menahan dengan pedangnya. Ashoka berhasil menghantam Sushima dan membuat dia terdorong. Sushima kembali maju dan mengayunkan pedangnya, Ashoka menahan pedang itu sekuat tenaga dengan pedangnya. Dalam adu dorong itu, rupanya Sushima kalah kuat yang membuat dia terus terdorong ke bawah oleh Ashoka.
Dalam panik dan terjepit, Sushima berbohong untuk mengalihkan perhatian Ashoka. "Mengapa Rani Dharma ada disini?", katanya menoleh ke arah suatu arah. Ashoka terpancing dan lengah karena ikut menoleh ke arah itu, Sushima menggunakan kesempatan itu melayangkan pukulan ke kepala Ashoka. Ashoka terhuyung ke depan, Sushima segera mengayunkan pedangnya akan mencelakai Ashoka. Namun tiba-tiba sebilah pedang menahan ayunan pedang Sushima. Orang itu adalah Nayaka, yang segera mengayunkan pedangnya dan membuat Sushima terdorong ke belakang. Sementara Ashoka jatuh telungkup ke tanah, kepalanya terasa pusing namun dia masih sadar.
Sushima menyerang Nayaka dengan pedangnya, namun Nayaka berhasil mengimbangi dengan tangkisan atau mengelak. Saat yang tepat, dia berhasil melayangkan hantaman tinjunya dengan telak dipipi Sushima yang membuatnya terhuyung. Sushima sekali lagi mencoba menyerang Nayaka dengan pedangnya, namun pedang itu ditahan oleh Nayaka yang segera mengirimkan tendangannya yang membuat Sushima terdorong berputar.
Ashoka yang bangun memegang sebuah kayu atau tongkat dan mendekati Sushima yang masih terdorong. Ashoka memukul kepala Sushima dari belakang dengan tongkat itu. Sushima kaget dan limbung sambil memegamgi kepalanya. Terhuyung-huyung Sushima menoleh kepada Ashoka, sementara pedangnya terlepas dan jatuh.
Sushima berkata lirih, "Rajkumar Ashoka, kau mulai belajar menyerang dari belakang?"
Ashoka menjawab, "Rajkumar Ashoka mengerti peraturan, tapi Chanda tidak! Aku harus mengakhiri kekejamanmu!"
Ashoka mengayunkan tongkat dan memukul Sushima di pipinya sekali lagi, Sushima pun jatuh tersungkur dan telentang. Nayaka hanya menatap Sushima dengan marah.
Di dalam gua, Uttara mengayunkan pedang ke arah Kaurwaki, namun
Kaurwaki menahan pedang itu dengan tangan kosong yang membuat tangannya
berdarah. Kaurwaki menahan pedang sambil mendorong kebawah.
"Aku tidak menanggung begitu banyak masalah dan penderitaan hanya untuk melihat seseorang yang lemah sepertimu membunuh Ashoka!", kata Kaurwaki lantang. Dia menyentakkan pedang itu dan membuat Uttara jatuh terguling. Uttara segera maju, namun disambut oleh pukulan Kaurwaki. Uttara terhuyung-huyung, namun Kaurwaki terus mendaratkan pukulannya beberapa kali. Kaurwaki menangkap leher Uttara yang tak berdaya dan menghantamkan kepalanya ke pilar beberapa kali dan segera menghempaskan tubuhnya ke lantai.
Kaurwaki memungut pedang yang tergeletak di lantai, "Kau ada di dunia ini hanya karena seorang wanita! Wanita adalah orang yang memberikanmu kehidupan!. Hari ini kau akan menyadari apa itu wanita! Bagaimana tapasya(pengekangan diri)nya, bagaimana Sankalpa(tekad)nya, dan bagaimana shakti(kekuatan)nya!", kata Kaurwaki lantang.
Uttara yang terkapar telentang ketakutan melihat Kaurwaki yang marah dengan pedang terhunus. Dia mencakupkan tangannya ke arah Kaurwaki. Namun Kaurwaki tak peduli, dia pun menghunjamkan pedangnya ke arah lawannya.
Pagi itu, kota Pattaliputra dihebohkan oleh kedatangan Ashoka
yang berkuda memasuki kota sambil menggelandang Sushima dengan tangan terikat
yang ditarik dengan tali dibelakang kudanya saat melintasi kota dan menuju
istana. Di belakang Ashoka tampak panglima Nayaka dan beberapa prajurit
mengikutinya. Warga kota yang melihat kondisi Sushima yang ditarik seperti
penjahat kebingungan dan tidak mengerti. Sejenak kemudian Ashoka tiba di halaman
istana sambil tetap memegang tali yang mengikat Sushima layaknya pesakitan atau
tahanan. Para anggota keluarga kerajaan yang keluar dari pintu utama istana
semuanya kaget melihat kondisi Sushima yang digelandang seperti itu. Charumitra,
Siamak, Mahamatya, Dharma, Witthasoka dan Radhagupta heran dan tegang
melihatnya. Sushima hanya diam menatap ke arah anggota keluarganya yang
kaget.
Bindushara yang heran dan marah berkata lantang, "Rajkumar Sushima digelandang dengan cara seperti ini, apa alasanmu Ashoka?".
Bindushara yang heran dan marah berkata lantang, "Rajkumar Sushima digelandang dengan cara seperti ini, apa alasanmu Ashoka?".
Ashoka menjawab, "Aku mengurus keamanan dalam istana. Aku memiliki hak untuk menangkap pelaku. Orang ini, yang berdiri di depan Anda adalah pelakunya".
Charumitra dan Mahamatya kaget, demikian juga Dharma dan Witthasoka. Siamak hanya pura-pura kaget, sedangkan Acharya hanya diam.
Bindushara berkata marah, "Aku ingin kau membuktikan kebenaran tuduhan itu! Jika kau menyalahgunakan hakmu, maka akan berakibat buruk bagimu! Aku ingin semua orang berkumpul di dalam ruang sidang sekarang!".
Bindushara lalu bergegas melangkah ke dalam menuju ruang sidang istana, Ashoka segera mengikuti langkah samrat sambil tetap menyeret Sushima yang tangannya masih terikat.