Sinopsis Ashoka Samrat episode 392 by Kusuma
Rasmana. Di ruangan Kaurwaki dalam istana Magadha, Devi berkata sedih
atas nasib yang menimpa sahabatnya Kaurwaki.
"Akhirnya Ashoka menerimamu dan cintamu setelah bertahun-tahun. Tapi sekarang kau malah disalahkan untuk semua ini. Ini sungguh ironis!", kata Devi sedih.
"Akhirnya Ashoka menerimamu dan cintamu setelah bertahun-tahun. Tapi sekarang kau malah disalahkan untuk semua ini. Ini sungguh ironis!", kata Devi sedih.
Kaurwaki berkata sambil memegang bahu sahabatnya, "Devi, sesuatu yang kita dapatkan dengan mudah tidak begitu menarik. Hal ini pasti akan terjadi. Ashoka dan Kaurwaki akan mengakhiri permusuhan panjang antara kedua kerajaan. Aku tahu itu dari awal bahwa ini tidak akan mudah. Tapi aku juga tahu bahwa itu akan mungkin karena Ashoka dan Mata Dharma. Adalah waktu telah menciptakan perbedaan besar di antara kami atau tidak ada apapun yang bisa menghalangi persatuan antara Ashoka dan Kaurwaki! Itu kembali kepada pilihan kita".
Devi bertanya, "Dari mana kau mendapatkan begitu banyak kekuatan? Terbuat dari apa dirimu ini?".
Kaurwaki menjelaskan, "Cinta! Semuanya karena cinta. Kami berdua memang memikirkan cinta namun Kami memikirkan cinta kepada tanah air lebih dari pada diri sendiri".
Kaurwaki melepaskan pegangannya, dan berbicara sambil melangkah mondar-mandir. "Ketika cinta tanah air menjadi prioritasmu maka tidak ada lagi hal yang penting. Tanah air adalah prioritas utama. Tuhan menandai nama Ashoka di tanganku. Kami memiliki teman sepertimu yang telah mengorbankan begitu banyak untuk mempersatukan kami. Aku akan berdoa untuk Ashoka agar ia berhasil mendapatkan keadilan atas kematian Nayaka!", kata Kaurwaki.
Di ruangan rahasia tempat mengatur strategi, Ashoka menunjuk
mata-mata dan prajuritnya untuk bertugas mengejar Gondana dimana pun
keberadaannya.
"Jangan lewatkan setiap sudut. Tangkap siapa pun di bawah pengawasanmu dimana kau merasa dia bisa menjadi pelakunya. Terus mata-matai orang-orang yang berurusan dengan obat-obatan Yunani dan rempah-rempahnya", kata Ashoka memberi perintah kepada beberapa orang prajurit mata-mata yang berpenampilan seperti orang kebanyakan.
"Jangan lewatkan setiap sudut. Tangkap siapa pun di bawah pengawasanmu dimana kau merasa dia bisa menjadi pelakunya. Terus mata-matai orang-orang yang berurusan dengan obat-obatan Yunani dan rempah-rempahnya", kata Ashoka memberi perintah kepada beberapa orang prajurit mata-mata yang berpenampilan seperti orang kebanyakan.
Ashoka berbalik menoleh kepada Acharya Radhagupta yang juga ada di ruangan itu. "Acharya, aku meminta Anda agar menunjuk kelompok khusus untuk mengawasi anggota keluarga kerajaan. Aku ingin ini berhasil secepatnya", kata Ashoka. Acharya mengangguk mematuhinya.
"Ayo cepat laksanakan tugas kalian!", kata Ashoka menoleh kepada prajurit mata-matanya, "Laporkan segera hasilnya secepatnya!". Prajurit mata-mata yang terdiri lelaki dan perempuan itu segera pergi dari tempat itu.
Di gua rahasia persembunyiannya, Sushima dan Siamak mendatangi
tempat itu mungkin menginformasikan langkah Ashoka dalam menangkap Gondana.
Helena berkata, "Ashoka telah memasang perangkap untuk menangkapku. Dia tidak
memberikan pilihan lain untukku. Aku tidak bisa keluar dari ini jadi aku telah
mengirim surat kepada kaum Yunani".
Siamak merasa khawatir dengan langkah Helena. "Surat lagi... surat lagi! Apakah surat itu akan mencapai Yunani terlebih dahulu atau malah sampai pada Ashoka? Situasi telah menjadi benar-benar rumit sekarang".
Siamak merasa khawatir dengan langkah Helena. "Surat lagi... surat lagi! Apakah surat itu akan mencapai Yunani terlebih dahulu atau malah sampai pada Ashoka? Situasi telah menjadi benar-benar rumit sekarang".
Sushima berkata, "Jangan panik, Siamak, jangan panik dulu. Tidak ada yang terjadi sampai saat ini, dan akan tetap sama di masa depan".
Siamak berkata, "Aku telah melihat api kemarahan di matanya. Kali ini ia tidak akan mengampuni Pitamahi". Pitamahi artinya nenek, maksudnya Rajmata Helena yang dipanggil nenek oleh Siamak.
Sushima berkata, "Tidak! Kau khawatir berlebihan. Aku yakin Ashoka bahkan tidak pernah membayangkan tentang tempat ini. Aku lebih pintar dari pada dia!". Sushima berkata sambil memainkan perapian dengan tangannya. Helena tampak berusaha senang dan meyakinkan dirinya.
"Aku harap ucapanmu benar!", kata Siamak.
Masih di tempat sebelumnya, Ashoka masih di tempat itu bersama
Acharya Radhagupta. "Aku masih bingung, Acharya, dimana kira-kira Rajmata bisa
tinggal dan bersembunyi di istana ini atau sekitarnya? Apa aku harus mencarinya
ke angkasa?", kata Ashoka.
Dia berkata sambil tengadah dan menunjuk ke atas. Saat itulah dia teringat beberapa waktu yang lalu, saat dia tengadah di kaki bukit dan melihat Sushima memanjat dinding tebing yang curam untuk menemui Tantrik dalam gua di puncak sebuah bukit di luar Pattaliputra. Acharya hanya diam menunggu apa yang akan dikatakan Ashoka.
Dia berkata sambil tengadah dan menunjuk ke atas. Saat itulah dia teringat beberapa waktu yang lalu, saat dia tengadah di kaki bukit dan melihat Sushima memanjat dinding tebing yang curam untuk menemui Tantrik dalam gua di puncak sebuah bukit di luar Pattaliputra. Acharya hanya diam menunggu apa yang akan dikatakan Ashoka.
"Ya, Tuhan! Mengapa aku tidak menyadari itu sebelumnya? Rajmata pasti di sembunyikan di gunung itu!", katanya sambil mendekati maket Kota Pattaliputra yang berbenteng dan bukit di dekatnya yang dipajang di ruangan itu. Ashoka segera keluar dari ruangan itu tanpa berpamitan kepada Acharya yang diam membiarkan Ashoka pergi.
Ashoka segera memacu kudanya ke bukit di luar kota Pattaliputra. Sejenak kemudian tampak Ashoka mulai mendaki bukit atau gunung yang terjal itu.
Acharya Radhagupta yang juga datang ke tempat itu melihat Ashoka yang tengah mendaki. Dia segera memberi perintah kepada prajuritnya untuk menyusul mendaki bukit terjal itu untuk membantu Ashoka.
Di dalam gua, Siamak berkata, "Kita harus segera pergi. Aku
tidak ingin kehilangan kesempatan apapun. Dia adalah Ashoka! Dia bisa melakukan
apapun. Ayo pergi, Kak!".
Sushima menuruti kemauan Siamak, dia segera pergi keluar gua itu bersama Siamak.
Ashoka yang telah sampai diatas bukit segera mendatangi pintu gua dan masuk ke dalamnya. Tapi di dalam gua bekas tempat tinggal Tantrik itu ia tidak menemukan siapapun. Ashoka memeriksa seluruh sudut ruangan itu dengan matanya sambil pedangnya menyingkirkab jaring laba-laba yang memenuhi gua itu tapi tetap nihil. Ashoka merasa kesal, dia menendang sebuah batu di lantai gua. Batu itu meluncur hingga sampai di luar gua dan berhenti oleh kaki Sushima.
Sushima menuruti kemauan Siamak, dia segera pergi keluar gua itu bersama Siamak.
Ashoka yang telah sampai diatas bukit segera mendatangi pintu gua dan masuk ke dalamnya. Tapi di dalam gua bekas tempat tinggal Tantrik itu ia tidak menemukan siapapun. Ashoka memeriksa seluruh sudut ruangan itu dengan matanya sambil pedangnya menyingkirkab jaring laba-laba yang memenuhi gua itu tapi tetap nihil. Ashoka merasa kesal, dia menendang sebuah batu di lantai gua. Batu itu meluncur hingga sampai di luar gua dan berhenti oleh kaki Sushima.
Sushima melihat ke arah gua di puncak bukit, "Kau bisa naik atau pun melakukan segala cara, Ashoka! Tetapi kau tidak akan dapat menemukan lokasi Rajmata!".
Siamak berkata, "Kita harus membuat rencana baru sebelum Ashoka dapat melacak Rajmata".
Sushima berkata, "Ayo!", dia mengajak Siamak meninggalkan tempat itu.
Di pasar kota, Acharya Radhagupta dan Ashoka sedang melangkah
diantara keramaian pasar itu. Acharya berkata, "Rajmata rupanya telah mengambil
tindakan pencegahan ekstra saat ini untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Mungkin
dia berusaha meyakinkan orang bahwa dia sudah mati dan tidak ingin kita
menemukannya".
Ashoka menanggapi, "Acharya, dia bisa menganggap dirinya mati, maka orang-orang yang masih hidup harus memberitahu kita!". Ashoka kembali melangkah diikuti oleh Acharya.
Di bagian lain pasar yang sama, seorang wanita mengenakan jubah
berkerudung melangkah di pasar itu. Jubah dan kerudung yang dikenakan wanita itu
berwarna hijau gelap mencolok dan aneh membuat hampir semua orang yang di pasar
itu melihat ke arahnya. Termasuk dua mata-mata Ashoka yang sedang menyamar.
Kedua prajurit mata-mata itu segera mengikuti langkah perempuan berjubah dan
kerudung hijau gelap itu.
Wanita berjubah hijau gelap itu mengetahui bahwa dia sedang diikuti, sehingga dia melangkah bergegas, bahkan setengah berlari. Tak sengaja dia bertabrakan dengan seorang wanita lain yang berjalan dari arah depannya. Kejadian itu membuat dia berbalik dan kerudungnya terbuka dan wajahnya terlihat dengan jelas. Dari raut wajah dan warna kulitnya yang putih, orang-orang di pasar itu tahu bahwa perempuan itu bukan orang lokal setempat atau India asli melainkan orang asing yang mungkin orang Yunani. Semua orang menatapnya, mungkin mereka heran mengapa ada perempuan asing yang berjalan sendiri tanpa teman di pasar itu. Kedua prajurit mata-mata mendekatinya, tapi gadis asing itu berbalik segera pergi. Kedua pria prajurit mata-mata itu menarik jubahnya sehingga terlepas.
Tanpa jubah yang menutupinya, wanita asing itu tampak cantik dengan gaun ungu berjuntai hingg ke tanah dan dilengkapi perhiasan indah di kepala, dada dan pinggangnya yang ramping. Kedua prajurit pria itu terpana dan merasa perempuan asing itu bukan dari kalangan rakyat biasa. Perempuan itu berbalik memandang kedua prajurit itu dengan tatapan tajam. Dia berjalan mendekati kedua prajurit mata-mata suruhan Ashoka, membuat keduanya saling berpandangan. Perempuan asing yang cantik dan anggun itu menatap kedua prajurit bergantian dan berkata, "Aku mungkin telah membuat kalian curiga. Tapi kalian tidak perlu menangkapku. Aku siap untuk pergi menemui Ashoka bersama kalian!".
Kedua prajurit itu heran, karena perempuan itu tahu bahwa mereka adalah mata-mata pangeran Ashoka.