Sinopsis Ashoka Samrat episode 391 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 391 by Kusuma Rasmana. Di panggung Lalitakala dalam istana Magadha, Pattaliputra, drama tentang kisah cinta Shakuntala masih berlanjut....
Witthasoka melanjutkan narasinya, "Shankuntala tidak bisa menunggu lagi. Dia memutuskan untuk membawa cintanya kembali ke dalam hidupnya. Dia langsung datang ke istana raja dan menghadap ke ruang sidang Raja Dushyanta.

Ditampilkan adegan, Ibu asuh Shakuntala, Mata Gautami bersama teman-teman Shakuntala menemani Shakuntala ke ruang sidang Raja Dushyanta. Raja Dushyanta turun dari tahtanya dan menyambut Gautami yang menghadap bersama seorang perempuan yang ditutupi wajahnya dengan kain dan 2 perempuan lainnya.
"Semoga atas karunia Dewa, kedamaian bersama kalian. Adakah masalah yang Kalian hadapi? Aku akan segera membantu kalian!", kata Raja Dushyanta.
Mata Gautami berkata, "Yang Mulia, Kami datang kemari untuk memohon kepada Anda agar menerima istri Anda yang telah anda tinggalkan di hutan pertapaan", jawab Mata Gautami sambil memohon.


"Ini pasti ada kesalahan.. tapi Aku tidak ingat siapa perempuan yang telah menjadi istriku, Aku tidak ingat kapan aku pernah melihat atau bertemu dengannya", jawab Raja Dushyanta sambil melihat ketiga perempuan muda yang dibawa Gautami. Gautami dan Shakuntala kecewa dengan tanggapan Raja Dushyanta di ruang sidang itu.
Di luar panggung drama, Nayaka yang sedang berdiri di dekat dua pemain musik rebab dan gendang melihat Mahamatya melangkah akan melewati tempat Nayaka. Padahal sebelumnya dia tampak duduk di kursi penonton depan panggung utama. Dia tampak gelisah sambil beberapa kali menyeka mulutnya dengan kain.

Nayaka menegurnya, "Ada apa, Mahamatya? Apa kau tidak menyukai pertunjukan itu?", kata sambil melirik ke arah panggung.
Mahamatya agak kaget menjawab, "Bukan... bukan begitu, drama ini sangat bagus. Aku tidak bisa mendengarnya dari jauh, jadi aku akan menonton dari tempat yang lain".
Nayaka menawarkan, "Baik, Kau bisa duduk di baris pertama didekat sana".
Mahamatya teringat ucapan Siamak bahwa ledakan itu akan membunuh orang-orang yang duduk di barisan depan.
"Tidak...tidak perlu, aku akan mencari tempat lain", kata Mahamatya berlalu dari hadapan Nayaka.

Nayaka membatin, "Mengapa Mahamatya bertingkah aneh? Ia tidak bisa mendengar dialog drama itu dengan baik tapi dia tidak ingin duduk di barisan depan? Mengapa? Bisa jadi ada sesuatu yang berbahaya disana. Apakah mungkin jiwa Samrat dan Rani Dharma juga sedang berada dalam bahaya?".
Nayaka berpikir keras sambil melihat ke arah panggung dan para penonton di barisan depan.
Adegan drama dipanggung, teman-teman Shakuntala berusaha mengingatkan Raja Dushyanta tentang pernikahannya dengan Shakuntala. Mereka membuka kain yang menutupi wajah Shakuntala. Shakuntala hanya menundukkan wajahnya di depan raja Dushyanta. "Ini lah istri Anda, Yang mulia! Dia adalah Shakuntala, di hutan pertapaan Anda telah menikahi perempuan ini secara Gandarwa, apakah Anda tidak ingat?", bertanya teman Shakuntala meyakinkan sang raja.

Ashoka yang memerankan Dushyanta memikirkan tentang pernikahannya dengan Kaurwaki pada masa remaja di depan pohon suci sebuah kuil di Kalingga, pada 10 tahun yang lalu.
"Aku memang kagum dengan kecantikannya, bagai seorang dewi dari Swargaloka. Tapi dia orang asing bagiku. Bagaimana aku bisa menerimanya sebagai istri?", jawab Raja Dushyanta memalingkan wajahnya. Shakuntala dan dua temannya terkejut.
Shakuntala mendekati Dushyanta, dia mencoba meyakinkan sang raja bahwa dia telah menikahinya dan juga telah menghadiahkan cincin baginya. Shakuntala menunjukkan cincin di jari tangan kanannya di depan sang raja, namun Shakuntala terkejut karena cincin itu tidak ada.

Teman Shakuntala yang berbadan subur ikut kaget melihat cincin pemberian sang raja di jari Shakuntala tidak ada lagi. "Kau mungkin telah menjatuhkan cincin itu saat kau pergi ke tepi sungai pagi hari tadi", kata temannya.
Raja Dushyanta berkata, "Dan kau tampak kaget karena bukti ikatan cinta yang kau sebutkan ternyata tidak ada?". Sang raja berkata sinis sambil memunggungi Shakuntala.
Shakuntala melihat suaminya dengan sedih. Dua temannya dan ibu asuhnya segera mencoba membawa Shakuntala pergi dari ruang sidang istana. Shakuntala yang sedih terus memandangi suaminya yang tidak berkenan melihat ke arahnya.

Bindushara dan Dharma yang sangat serius menghayati cerita itu ikut larut dan terlihat sedih. Lain halnya dengan Charumitra hanya nyengir dengan ekspresi sinis yang mungkin menganggap kisah itu hanya roman cinta yang biasa saja. Sedangkan Sushima roman mukanya tampak datar sambil sesekali melihat ke arah Kaurwaki.
Acharya Radhagupta tampak bergegas mendekati tempat Nayaka. "Khalatak tampak gelisah akan sesuatu, namun aku tidak tahu apa itu", kata Nayaka mendekatinya dan berbisik. Acharya menyarankan Nayaka untuk tetap berada di dekat panggung selama drama berlangsung.

Di tepi panggung drama, Kaurwaki yang berperan sebagai Shakuntala kembali ke tengah panggung yang masih menampilkan ruang sidang istana raja Dushyanta. Anindini heran dengan apa yang dilakukan Kaurwaki.
"Apa yang dilakukan Padmawati? Dia seharusnya keluar dari panggung sesuai adegan. Apa yang dia lakukan kali ini? Dia bisa mengacaukan drama ini", guman Anandini, yang juga dibenarkan dua putri lain yang berperan sebagai teman Shakuntala.
Witthasoka berkata kepada para putri, "Kalian jangan khawatir, mereka berdua bermain peran lebih dari yang direncanakan". Witthasoka lalu menepi dari sisi panggung.

Di tengah panggung, masih dalam adegan Lalitakala, Kaurwaki berkata kepada Ashoka, "Aku datang kemari untuk meminta hak-hakku!".
Ashoka menjawab, "Aku minta kau kembali ke rumahmu. Hak-hak ini hanyalah dasar ikatan. Lupakan apa pun yang terjadi!".
Kaurwaki tetap bersikeras pada pendiriannya dan begitu pula Ashoka. "Kembalilah! Musuh berada di sekitarku. Aku bisa saja akan mati oleh tangan mereka, tetapi aku tidak akan membiarkan bahaya apapun datang kepadamu!", kata Ashoka.

Semua orang terlihat kaget dan kebingungan, mungkin karena dialognya seperti bukan dalam kisah cinta Shakuntala yang seharusnya.
Kaurwaki berkata, "Kita bersama-sama bahkan ketika kita bahkan tidak tahu apa itu cinta dan kita tidak mengetahui satu sama lain. Aku menjadi perisaimu dan kau menyelamatkan rasa hormatku di hadapan semua orang. Kita telah memenangkan pertarungan bersama-sama".
Nayaka yang diam namun waspada menyadari bahwa putri Padmawati yang sedang bermain peran itu adalah Kaurwaki. Dia teringat apa yang dilakukan kedua pasangan itu saat masih remaja di Takhsashila. "Dia.. dia putri Kalingga, Kaurwaki?", gumannya terbelalak. Acharya yang melihatnya hanya tersenyum.

Sementara di panggung drama, Kaurwaki terus berbicara, "Apakah kau tidak mencintaiku saat itu?".
Devi merasa terharu, demikian juga Dharma di tempatnya dan Witthasoka di tepi panggung.
Kaurwaki berkata, "Benar bahwa situasi saat itu sedang tidak menguntungkan. Kita berpisah tapi bisakah kita benar-benar berpisah?". Ashoka menjadi tegang atas ucapan Kaurwaki.
Para putri heran karena yakin bahwa itu bukan bagian adegan dari drama Lalitakala. Sementara Bindushara yang serius ikut heran dengan adegan itu. Para musuh Ashoka yang ikut menonton juga terheran dan mulai menyimak adegan itu dengan serius dan tegang.

"Itu benar. Aku tidak akan bisa hidup tanpamu. Aku akan mati di sini jika kau tidak akan menerimaku", kata Kaurwaki lagi.
Kaurwaki menunjukkan botol kecil yang berisi racun di tangannya. Para puteri di tepi panggung heran dengan adegan yang ditunjukkan Padmawati, demikian juga para penonton lainnya. Ashoka melihat Kaurwaki dengan tegang. Kaurwaki segera meminumkan racun dalam botol itu ke mulutnya. Ashoka yang kaget segera berteriak, "Kaurwaki!", tangannya menghempaskan botol kecil ditangan Kaurwaki dan dia segera menghambur memeluk Kaurwaki diatas panggung drama tersebut....

Semua orang kaget mendengar teriakan Ashoka dan terkejut mengetahui identitas Padmawati yang sebenarnya. Sushima, Bindushara, Charumitra, Mahamatya dan Siamak terlonjak di tempat masing-masing. Sedangkan Dharma, Witthasoka dan Devi tersenyum. Di panggung Ashoka menggelengkan kepalanya, dia semakin erat memeluk putri Kalingga Kaurwaki. Putri Chanda ikut senang dengan keberuntungan temannya, sedangkan para putri lain terkejut terlebih bagi putri Anandini. Acharya dan Nayaka yang melihat itu ikut senang.

Bindushara yang masih kaget berguman, "Kaurwaki?!", dia segera bangkit dari kursi kehormatannya, dan melangkah mendekat ke panggung. Demikian juga anggota keluarga istana yang lain. Sushima yang juga bangkit berpikir, "Kaurwaki sengaja bermain dengan perasaanku. Dia ternyata hanya ingin membuat Ashoka cemburu". Sushima yang merasa kesal segera pergi dari sana.
Bindushara berkata lantang, "Ini tidak mungkin! Pangeran Magadha tidak boleh berhubungan dengan putri dari kerajaan musuh kita! Tidak ada hubungan dapat dibuat dengan kerajaan Kalingga yang adalah musuh kita!".

Dharma mendekati samrat dan berkata, "Samrat, Aku yakinkan Anda, Aku telah memengetahui dia dan telah mengujinya. Tidak ada wanita lain yang lebih baik dari dia untuk Ashoka".
Bindushara menjawab ketus, "Dia hanya seorang pembohong! Dia berbohong kepada kita untuk berada di sini!".
Dharma menjawab, "Itu benar, dia telah berbohong tentang siapa dirinya. Tidakkah Anda ingat, Aku juga menyembunyikan identitasku untuk menyelamatkanmu. Cinta itu sangat penting. Hidup menjadi tidak berarti ketika kau jauh dari kekasihmu. Siapa yang bisa mengerti ini lebih baik dari kita? Kita adalah orang tua mereka. Kita harus memahami hal ini. Hanya Kaurwaki yang dapat melengkapi Ashoka!".

Bindushara menjawab, "Aku tidak peduli dengan logikamu. Bagaimana pun dia adalah putri musuh kita, Aku tidak akan mengijinkan dia menjadi menantuku".
Dharma meyakinkan samrat, "Benar, dia adalah putri dari musuh, tapi bukankan seorang musuh bisa menjadi sahabat melalui perkawinan? Aku memiliki keyakinan penuh kepada Tuhan bahwa Kaurwaki akan menjadi perisai Ashoka. Percayalah kepadaku!".
Bindushara hanya diam mencerna saran dari istrinya.

PREV  1  2
Bagikan :
Back To Top