Sinopsis Ashoka Samrat episode 390 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 390 bag 2 by Kusuma Rasmana. Di panggung Lalitakala, adegan drama Dushyanta dan Shakuntala masih berlangsung. Keduanya saling menceritakan apa yang ada di dalam hati mereka melalui adegan sesuai dengan isi cerita. Raja Dushyanta kini tidak bisa bertingkah angkuh lagi di depan Shakuntala yang walapun gadis pertapa, dia mampu meluluhkan hati Raja Dushyanta. Ini digambarkan dengan adegan Dushyanta duduk bertimpuh dan meletakkan busurnya dihadapan Shakuntala. Shakuntala merasa sedih dan kagum karena Dushyanta yang seorang raja harus merendahkan dirinya di depannya. Dia pun memegang tangan Dushyanta dan memintanya berdiri seperti sebelumnya. Shakuntala berkata bahwa didepan Dewa, semua manusia setara dan bersaudara. Adegan itu pun semakin mesra karena Dushyanta berpegangan tangan dengan Shakuntala.

Sushima yang mengintip dan Charumitra yang menonton dari kursi kehormatan terlihat kurang senang dan tidak tertarik.
Sementara Dharma tampak senang tontonan itu yang sesuai dengan rencananya untuk semakin mendekatkan Ashoka dengan Kaurwaki.
Witthasoka melanjutkan narasinya, diiringi adegan Raja Dushyanta mencabut duri yang menusuk kaki Shakuntala dan membuatnya terjatuh saat berjalan. Dari hutan itu Dushyanta mengangkat Shakuntala ke dalam gendongan di depan dadanya dan membawanya pulang ke pertapaan sesuai dengan cerita.


Charumitra dan Mahamatya tampak datar, tanpa ekspresi melihat adegan itu. Yang berbeda dengan Dharma, Bindushara dan Devi yang melihat adegan dengan senyum mengembang. Di belakang panggung, Sushima yang mengintip semakin marah melihat kedekatan antara Ashoka dan Padmawati dalam adegan drama itu. Sushima segera pergi dari belakang panggung dengan kesal.
Witthasoka melanjutkan narasinya, "Setelah beberapa lama di dalam hutan pertapaan, Raja Dushyanta dan Shakuntala yang saling mencintai akhirnya melakukan perkawinan secara Gandarwa (pernikahan tanpa dihadiri keluarga mempelai, hanya dan mengelilingi api suci dan hanya Dewa sebagai saksi)".

Di panggung drama, terlihat Dushyanta (Ashoka) dan Shakuntala (Kaurwaki) sudah berdiri saling berhadapan dan keduanya sudah memegang karangan bunga. Keduanya hanya berdiri diam hingga beberapa jenak. Anandini yang menonton dari sisi belakang panggung berkata, "Padmawati mungkin lupa akan dialognya". Chanda yang menoleh melihat Kaurwaki yang diam. "Padmawati! Padmawati, kau harus berbicara sekarang", bisik Chanda dari sisi panggung. Kaurwaki yang mendengar segera mengucapkan dialognya, sementara Ashoka sebagai Raja Dushyanta segera tersenyum sangat manis.
"Raja Dushyanta, mulai saat ini Anda adalah suamiku. Aku akan bersama Anda sepanjang hidupku. Hanya kematian yang bisa memisahkan kita sekarang", kata Shakuntala. Shakuntala lalu memakaikan karangan bunga di leher Dushyanta. Dharma dan Devi tersenyum sumringah melihat adegan itu.

Raja Dushyanta berkata, "Aku menerima Shakuntala sebagai istriku. Rasa sakitmu adalah rasa sakitku dan kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku. Aku akan selalu bersamamu. Hanya kematian dapat memisahkan kita".
Raja Dushyanta kemudian memakaikan karangam bunga di leher Shakuntala.
Dari sisi panggung beberapa orang termasuk para putri dan Witthasoka menghujani kelopak bunga yang banyak kepada pasangan yang berbahagia itu. Kaurwaki dan Ashoka saling memandang dan berpegangan tangan. Anandini yang ikut melemparkan bunga terlihat sangat kesal sementara yang lain gembira.

Di koridor dalam istana, dua prajurit Sushima sedang melarikan diri saat mereka dikepung oleh prajurit mata-mata Acharya Radhagupta. Dua prajurit itu terlihat tegang saat mereka terpojok dalam kepungan para mata-mata Acharya dari semua arah dengan pedang terhunus di tangan mereka.
Acharya Radhagupta yang datang mendekati dua prajurit itu bertanya, "Katakan apa saja rencana kalian? Bagaimana kalian berencana untuk menyakiti orang? Siapa sasaran kalian?"
Dua prajurit Sushima yang tegang itu saling melirik satu sama lain. Secepat kilat keduanya mengeluarkan belati masing-masing dan langsung menggorok leher mereka sendiri. Gerakan yang cepat dan tidak diduga itu membuat Acharya terkejut, demikian juga para mata-mata yang mengepung mereka. Dua prajurit suruhan Sushima itupun jatuh terkapar dan tewas di tempat dengan luka dalam di leher mereka.

Di panggung Lalitakala, adegan drama menampilkan Shakuntala memohon kepada Raja Dushyanta untuk membawa dia bersamanya karena Raja akan berpamitan pulang ke istana.
"Aku berjanji untuk mendukungmu dalam segala hal. seperti Lakshmi yang mendukung Dewa pujaannya, Aku tidak akan menjadi kendala di jalanmu", kata Shakuntala yang sedih sambil bertimpuh memegang tangan Raja Dushyanta.
Dharma dan Devi agak tegang melihat adegan itu karena dialognya mengingatkan mereka akan hubungan Kaurwaki dan Ashoka pada kenyataan saat ini.

Raja Dushyanta segera membuat Shakuntala berdiri, dia memegang bahu istrinya dan bertanya, "Apakah kau mencintaiku?".
Shakuntala bergegas menjawab, "Ya, Aku mencintaimu"
Raja Dushyanta berkata, "Maka kau harus percaya kepadaku".
Shakuntala mengangguk, "Aku mempercayaimu lebih dari diriku sendiri".
Raja Dushyanta berkata, "Kumohon tutuplah matamu".
Shakuntala menuruti perintah itu. Raja Dushyanta lalu melepaskan cincinnya dan menaruh cincin itu di tangan Shakuntala.

"Aku berjanji aku hanyalah milikmu. Aku akan segera kembali kepadamu", kata Raja Dushyanta menutup tangan Shakuntala yang masih memejamkan matanya. Raja Dushyanta mengambil langkah mundur dan pergi dari pertapaan itu.
Shakuntala membuka mata dan mencari Raja Dushyanta melalui pandangan matanya, namun sang raja sekaligus suaminya tidak ada lagi di pertapaan itu. Shakuntala duduk termenung sambil melihat cincin pemberian raja dengan penuh kerinduan. Ia pun menangis sedih. Dharma, Bindushara, dan Devi tampak ikut sedih seakan menghayati kisah drama saat melihat adegan itu.

Sushima yang merasa kesal memasuki kamarnya. Dia melampiaskan kekesalannya itu dengan membuka seluruh pernak pernik kostum panggungnya satu persatu dan mencampakkan begitu saja ke lantai. Dia segera berganti kostum dengan pakaian bangsawan kesehariannya di istana. Sushima lalu keluar dari ruangannya dan melangkah menyusuri koridor menuju panggung pertunjukan drama. Acharya Radhagupta yang mengawasi dia segera keluar dari persembunyiannya. "Apa yang menghentikan Sushima dari memainkan adegan selanjutnya?", batin Acharya.

Di panggung Lalitakala, Witthasoka melanjutkan narasinya, "Telah lewat beberapa tahun, namun Raja Dushyanta tidak datang ataupun memberi kabar kepada istrinya di pertapaan. Sementara Shakuntala terus menunggunya. Dia bahkan tidak menyadari bahaya yang datang ke arahnya, dalam bentuk Reshi Durwasa".
Adegan menampilkan Shakuntala sedang duduk termenung, tanpa menyadari Reshi Durwasa yang diperankan oleh Siamak sedang lewat di depan pertapaan itu. Sehingga Shakuntala tidak menyapa Reshi itu apa lagi menyambutnya dengan penghormatan yang layak.

Di sisi penonton, Mahamatya tampak sumringah melihat adegan itu dan Siamak yang memainkan peran menjadi Reshi pemarah itu. Sementara Charumitra dan Sushima yang juga bergabung di kursi penonton hanya melihatnya dengan wajah datar.
Reshi Durwasa marah melihat seorang gadis pertapa yang tidak peduli dengan kedatangannya. Dia pun mengambil air suci dari guci yang dibawanya. Air itu dicipratkan kepada Shakuntala dan membuat Shakuntala menoleh. Reshi Durwasa mengeluarkan kutukannya, "Kau telah mengabaikan Reshi Durwasa, maka kau harus menerima hukumanmu. Orang yang kau pikirkan dan kau cintai akan melupakanmu!".

Katanya sambil mencipratkan air suci ke tanah. Shakuntala kaget dengan kutukan sang reshi sementara Reshi Durwasa segera melangkah akan pergi. Shakuntala segera mengejarnya dan segera meminta maaf kepada sang reshi atas kesalahannya. "Maafkan Aku, maafkan aku, Reshi agung. Mohon batalkan kutukan Anda. Aku akan mengakhiri hidupku jika suamiku harus menanggung kutukan itu!".
Di tempatnya Sushima berpikir, "Aku akan memenuhi keinginan Padmawati segera karena bagian itu adalah tugas Siamak yang akan mengakhiri. Jangan khawatir mengenai itu".

Rishi Durwasa berkata, "Kutukanku tidak dapat dibatalkan kembali. Raja Dushyanta akan bebas dari kutukan itu ketika ia melihat kenang-kenangan yang diberikan kepadamu".
Reshi Durwasa lalu pergi dari pertapaan itu, sementara Shakuntala melihat cincin yang diberikan Raja Dushyanta dengan penuh perasaan.
Di belakang panggung, Siamak masih dalam kostum reshinya yang serba putih menemui Ashoka yang sedang berdiri menanti giliran. "Hei Ashoka!", sapa Siamak. "Siamak?!", kata Ashoka pendek.
"Permainan drama ini akan memasuki babak akhir. Semoga beruntung pada bagian akhir kisah ini!", kata Siamak yang segera berlalu dari hadapannya, Ashoka jadi termenung memikirkan ucapan Siamak barusan.


CUPLIKAN: Kaurwaki sedang memainkan perannya di atas panggung. "Aku tidak akan bisa hidup tanpamu. Aku akan mati di sini jika Kau tidak akan menerimaku", kata Shakuntala akan minum racun dari botol kecil yang ditanganya. Namun Ashoka segera memukulkan botol di tangan Kaurwaki. "Kaurwaki!", kata Ashoka langsung bergegas memeluknya. Semua orang, kerabat istana kaget mengetahui identitas Padmavati yang sebenarnya. "Kaurwaki?", guman Bindushara yang kaget.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top