Sinopsis Ashoka Samrat episode 374 by Kusuma
Rasmana. Di ruang penilaian kompetisi memasak bagi para putri di istana
Magadha, Pattaliputra. Sushima tiba-tiba sempoyongan dan jatuh setelah mencicipi
hidangan Kaurwaki. Ashoka segera memegangnya tapi Charumitra mendorong Ashoka,
"Menyingkir kau dari putraku, Pembunuh!”, teriak Charumitra lalu menaruh
putranya di pangkuannya, wajah Sushima manjadi membiru. Orang-orang terkejut dan
syok ketika menyadari Sushima telah diracuni, sedangkan Charumitra menangis. Di
balik tirai, Siamak tersenyum puas karena rencananya berhasil dan memenuhi semua
janjinya pada Helena untuk membalas dendam sehingga keduanya pangeran pewaris
tahta Magadha itu akan mati.
Bindushara berteriak, "Panggil Raj Vaid (tabib) kemari!"
Chanda yang menangis bertanya marah kepada Padmavati (Kaurwaki), "Mengapa kau melakukan ini? Kau sengaja mendekati lalu meracunnya. Jika kau tidak mencintainya, kenapa kau membunuhnya?". Dia mengguncang tubuh Kaurwaki.
Kaurwaki menyangkal tuduhan Chanda, "Tidak, Aku tidak tahu apa-apa. Aku juga tidak melakukan apapun. Aku tidak tahu bagaimana racun itu ada dalam masakanku".
Chanda bertanya ketus, "Lalu siapa yang bisa melakukannya?"
"Ashoka yang melakukannya!", teriak Siamak yang keluar dari balik tirai lalu menyalahkan Ashoka.
Ashoka terkejut dengan tuduhan itu. Demikian juga Bindushara, Dharma, Charumitra, Radhagupta, Mahamatya, Devi dan lainnya. Siamak langsung melangkah mendekati Sushima yang tergolek tak berdaya.
Acharya Radhagupta membela Ashoka, "Samrat, ini tidak mungkin, Ashoka tidak...".
"Itu pasti benar adanya, Acharya!", kata Mahamatya membantah, Acharya, "Dia bisa saja melakukannya. Dia sering melawan setiap perintah Samrat sejak remaja. Kita semua adalah saksi dari kelakuannya. Dia telah berubah menjadi Chanda". Mahamatya menuding Ashoka.
Siamak menggunakan kesempatan dan berbicara menentang Ashoka, "Ashoka memang sangat membenci kakakku tercinta, maka tidak aneh dia..."
Ashoka berteriak mengingatkan Siamak, "Siamak, cukup bicaramu sekarang! Menusuk dari belakang bukanlah sifat dari seorang keturunan Maurya".
Siamak berkata, "Kau mau berkilah apa? Bukankah itu ucapan Ayahanda raja? Aku hanya mengingatkan tentang janji ayahanda. Bukankah Samrat berkata jika di antara Sushima atau Ashoka yang mati, maka samrat akan membunuh putra yang masih hidup?".
"Anda harus memutuskannya sekarang Samrat. Ini akan terlihat apakah seorang Raja melakukan tugasnya hari ini atau apakah seorang ayah tidak ingin melihat putranya yang lain mati setelah kehilangan satu putra?", tanya Siamak lagi.
Semua orang terkejut dengan ucapan Siamak. Charumitra dan Mahamatya menjadi tegang.
Tabib istana dan pembantunya datang ke ruangan itu. Dia memeriksa Sushima dan menggelengkan kepala. Semua orang terkejut melihat isyarat dari Tabib.
Charumitra berkata sambil menangis, "Samrat, Anda harus melakukan keadilan. Putra Dharma tidak akan hidup jika sesuatu terjadi kepada putraku! Anda harus melakukan itu sebagai seorang Samrat".
Dharma terkejut mendengarnya, demikian juga yang lain.
Dharma berkata sambil memohon, "Anda tidak bisa melakukan itu, Samrat! Aku kenal anakku dengan baik. Dia tidak bisa melakukan ini. Ashoka tidak bersalah"
Bindushara berkata berat sambil melihat kepada Ashoka, "Inilah yang aku takuti. Aku sudah merasa bahwa Ashoka akan merusak kepercayaanku disaat aku akan mulai mempercayainya.
Ashoka, Kau telah mengingkari janjimu! Tapi Aku, Samrat Magadha Bindushara, akan setia dengan ucapanku, Aku akan menepatinya. Kau telah melakukan hal yang memuakkan! Kau akan dihukum untuk itu!!! Kau telah membunuhnya maka kau juga tidak berhak untuk hidup!".
Semua orang tegang mendengar ucapan Samrat, Dharma hanya bisa menangis, sambil berkata "Tidak!".
Samrat mengeluarkan pedangnya dan mengayunkan ke leher Ashoka. Ashoka yang tegang hanya diam ditempatnya. Sedangkan yang lain semakin tegang menantikan saat-saat waktu bergerak lambat bagi Ashoka.
"Samrat!", berkata Tabib pada saat genting itu, "Sushima masih hidup!!". Bindushara menghentikan ayunan pedangnya, "Sushima...", kata Samrat mulai merasa lega. Demikian juga yang lain bernafas lega kecuali Siamak yang pandai menyembunyikan raut wajahnya yang kecewa.
Tabib berkata, "Denyut nadinya sangatlah lemah. Dia masih hidup walaupun bernafas pelan", Bindushara masih merasa berat mendengarnya, sedangkan Siamak berusaha menyembunyikan rasa kecewa dan marahnya karena aksinya ada kemungkinan gagal. Mahamatya membatin, "Walaupun Tantrik sudah mati, kekuatan Sushima tidak berakhir".
Bindushara berkata kepada Tabib, "Kalian lakukan apapun yang sebaiknya dilakukan. Aku ingin melihat putraku hidup dan bernafas".
"Rajkumar harus dirawat di ruangan perawatan", kata Tabib. Bindushara segera memberi perintah agar Sushima dibawa ke ruangan perawatan. Beberapa pelayan segera mengikuti perintah itu memindahkan Sushima dengan usungan menuju ruangan yang dimaksud. Samrat, para rani dan Siamak segera pergi mengikuti mereka pergi dari ruangan itu. Ashoka berpandangan dengan Acharya, dan ia pun segera menyusul ke ruangan tersebut, tinggal para putri, Devi dan Acharya di ruangan itu.
Chanda juga akan pergi tapi Acharya Radhagupta menghentikannya, "Maafkan aku, Putri Chanda, hanya anggota keluarga yang boleh pergi kesana".
Chanda pun berhenti dan berdoa demi kesembuhan Sushima, sedangkan Acharya segera pergi dari ruangan itu.
Kaurwaki berpikir sedih, "Aku tidak pernah membayangkan akan berdoa untuk pria yang telah menganiaya Ashokaku sejak remaja dan keluarganya. Tapi saat ini aku hanya berdoa agar dia hidup supaya Ashokaku juga bisa hidup!"
Di ruangan perawatan, Tabib memeriksa Sushima, "Dia bisa
diselamatkan meskipun ini adalah pekerjaan yang sulit"
Dharma menyarankan sebuah solusi tentang penyembuhan. Tabib setuju dengan saran Dharma dan berkata, "Ini bisa bekerja"
Dharma mencoba mendekati Sushima tapi Charumitra berkata marah, "Dharma! Kau jangan mendekati putraku!".
Dharma menyarankan sebuah solusi tentang penyembuhan. Tabib setuju dengan saran Dharma dan berkata, "Ini bisa bekerja"
Dharma mencoba mendekati Sushima tapi Charumitra berkata marah, "Dharma! Kau jangan mendekati putraku!".
"Putranya telah berbuat dan ibunya mencoba menyelesaikannya?", kata Charumitra lagi.
Dharma terkejut atas ucapan Charumitra. Bindushara mendekati Charumitra dan berkata, "Sekarang, kehidupan Sushima lebih penting".
Charumitra berkata ketus, "Samrat, mohon anda mengerti! Aku tidak akan membiarkan Dharma mendekati putraku".
Siamak nyengir melihat pertengkaran itu. Dharma hanya diam menahan kesedihannya.
Ashoka berkata kepada ibunya, "Biarkan saja begitu, Ibu. Kita akan lihat apa yang akan terjadi hari ini. Kita akan lihat apakah putra lain dari Samrat Bindushara akan hidup atau tidak hari ini". Charumitra memandang Ashoka marah, Bindushara bingung. Siamak merasa mendapat angin.