Sinopsis Ashoka Samrat episode 284 by Meysha
Lestari. Kichak memeriksa persiapan untuk upacara Maha Shivratri.
Kichak berkata, "akan lebih menyenangkan kalau melihat Dharma terbunuh oleh
paku-paku tajam." Bahmi datang bersama Raksha-Kavach untuknya. Bahmai berkata,
"aku merasa kalau sesuatu yang buruk akan terjadi." Dengan kasar Kicha menepis
nampan Bahmi hingga terjatuh di lantai, " semua rakyat akan berdoa padaku dan
kau masih berdoa pada tuhan yang lain? Aku tak perlu apapun yang seperi
itu."
Bahmi meminta Kichak agar tidak melakukan itu, "Ashoka tidak
akan melepaskanmu." Kichak mendorong Bahmi agar menyingkir, "kau ketakutan
karena seorang anak kecil?" Kichak melihat seorang anak kecil berdiri dengan
punggung menghadap kearahnya. Dia menyangkah dia itu Ashoka, tapi ternyata anak
lain. Kichak berkata, "kalau segala sesuatunya berjalan dengan baik, maka pasti
ada sesuatu yang salah."
Kichak menyuruh prajuritnya membawa Dharma, "aku sudah tidak
sabar lagi. Buka patung itu dan bawa Dharma kemari!" Agnibahu menunjuk Amadhya.
Dia datang kesana bersama Dharma. Prajurit lalu membuka patung Kichak. Agnibahu
dan rakyat mengelu-elukan Kichak. Kaurvaki, Anand dan Radha gupta bergabung
dengan mereka.
Di hadapan semua orang, Kichak menyebut dirinya Dewa Takhsila,
"tidak aka ada yang lebih agung daripada aku. Aku akan mengorbankan Ratu Dharma
untuk membuktikan itu. Darahnya akan menjadi Abhiseka untuk patungku." Dharma
menyuruh Kichak agar menyimpan mimpinya lebih lama, "anakku akan menghancurkan
impianmu!"
Bindusara dan Shushim sedang dalam perjalanan menuju ke
Takshila. Bindu teringat janji Ashoka sebelum dia pergi ke Takshila dan juga
tentang keyakinan Dharma bahwa Ashoka masih hidup.
Dharma meneriakkan "Jai Janani!" ketika dia di giring
kepanggung. Dia melihat keatas tempat eksekusi di mana Vasantsena berada. Dharma
berdiri tanpa gentar menatapnya. vasantsena menyuruh Kichak berhentu dulu,
"pengorbanan ini akan di lakukan setelah melakukan Abhiseka kakakku. Apapun yang
akan terjaid sekarang akan terukir selamanya dalam sejarah. Orang-orang akan
selalu mengingatnya." Kichak tak ingin melakukannya, tapi Amadhya setuju dengan
keinginan Vasantsena. Kichak akhirnya setuju juga, "Dharma juga harus melihat
bagaimana aku mengalahkan anaknya! Sekarang dia akan menyadari kalau dirinya
telah melahirkan seekor tikus dan bukan seekor singa!" Agnibahu mengucapkan
mantra dan pujian pada Kichak ketika Abhiseka patung di lakukan.
Bindu dan Shushim masih dalam perjalanan.
Nayak sedang mengasah pedangnya di kuil dewi kali.
Nayak sedang mengasah pedangnya di kuil dewi kali.
Saatnya mengorbankan Dharma setelah Abhiseka, Kichak berjalan
kembali ke panggung. Dharma tersenyum kearahnya. Kichak bertanya, "apakah kau
sudah kehilangan akal melihat kematianmu sudah dekat?" Dharma menyahut, "aku
menertawakan dirimu yang sakit jiwa." Kichak mengejek, "apakah kau tidak
bersedih mengetahui telah melahirkan anak yang tidak mau datang untuk
menyelamatkan dirimu dari kematian?" Dharma membalas, "kau tidak akan bisa
melakukan apapun pada Ashoka, dia sudah ada di sini!"
Kichak tertawa terbahak-bahak, "di mana Ashoka? bagaimana bisa
dia? Seseorang yang tidak bisa membela ibunya akan membela tanah air ini."
Dharma berkata kalau Ashoka akan muncul seperti dewa kematian. Kichak bertanya,
"ashoka akan muncul dari mana?" Dharma menyuruh Kichak mengangkat tangan dan
menyakitinya, "maka kau akan lihat, dia akan muncul seperi Narashima untuk
mengakhiri kekuasaanmu!" Kichak setuju untuk memenuhi keinginan Dharma.
Kicha mengeluarkan pedangnya dan bersiap untuk melukai Dharma
ketika Ashoka berteriak keras dari dalam patung, lalu....
Ashoka berdiri di depan Kichak dengan tangan memegang pedang. Dharma tersneyum, begitu juga Radha Gupta, Kaurvaki dan Anand. Agnibahu segera menyembunyikan diri. Bahmi terkejut dan menjatuhkan sesuatu. Dharma menghampiri Ashoka dan saling tatap dengan rasa haru.
Kichak memerintahkan prajuritnya untuk menyerang Ashoka. Dharma
menyuruh mereka berhenti, "kalian boleh maju jika kalian pikir Ashoka akan gagal
mengakhiri Kichak malam ini. Tapi kalian harus mundur jika kalian berpikir
Ashoka akan menjadi samrat Takshila setelah membunuh Kichak. Tak seorangpun
boleh menyerang calon Samrat Takshila!" Para prajurit mundur.
Kichak dan orang-orangnya terperanjat. Dharma memberitahu
Ashoka agar mengakhiri peperangan antara Dharma dan Adharma. Ashoka meneriakan
Jai Janani sebelum menyerang Kichak. Melihat itu, bahkan, vasantsena juga
menyembunyikan diri.
Ashoka dan Kichak terlibat pertarungan pedang. Ashoka berhasil
melukai Kichak berkali-kali. Kichak terus melawan. Ashoka menjatuhkan pedangnya.
Tapi dia masih sempat menyelamatkan diri sambil terus menyerang Kichak. Kata
Ashoka setiap kali berhasil menjatuhkan seranganya di tubuh Kichak, "ini untuk
orang-orang tidak bersalah yang kau bunuh! Ini karena membunuh keluarga yang
menampungku! Ini karena menghina wanita... dan ini karena telah menciptakan
kesalah pahaman antara Magadha dan takshila; ini untuk seorang ayah yang
menyakiti puterinya karenamendukung maurya; karen amembunuh achary devrat;
karena menghina ibuku..dan...!" Ashoka meraih Kichak yang telah tak berdaya dan
membunuhnya. Para sekutu Kichak melarikan diri. Bahmi terlihat sedih.
Dharma dan Ashoka berpelukan. Semua orang senang melihatnya.
Kaurvaki pergi untuk memeluk Ashoka...tapi hanya dakan khayalannya semata.
Bindusara tiba di Takshila tak lama kemudian. Dia sangat senang
melihat istri dan anaknya. Dia merentangkan tanganya untuk memeluk Ashoka.
Ashoka menghabur kearahnya. Shushim terlihat tidka senang. Bindu memberi isyarat
pada Dharma agar mendekat. Ketiganya saling berpelukan. Orang-orang besorak dan
mengelu-elukan mereka. Shushim kesal melihatnya.... SInopsis Ashoka
Samrat episode 285 by Meysha lestari