Sinopsis Ashoka Samrat episode 373 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 373 bag 2 by Kusuma Rasmana. Ashoka tiba di pintu dapur Anandini sambil terus mengenduskan hidungnya mencium aroma masakan yang lezat, dia pun masuk ke ruang dapur. Anandini agak kaget dengan kedatangan Ashoka dan segera menyambutnya, "Anda disini, pangeran? Ayo silakan, Anda bisa melihat dan mencicipi", kata Anandini senang. Ashoka takjub melihat beberapa jenis masakan yang dibuat oleh Anandini. "Kau mahir menyiapkan bahan dan membuat masakan ini, baunya sungguh mengundang selera", kata Ashoka. Anandini tersipu atas pujian Ashoka, dia berkata, “Aku menyiapkan makanan ini khusus untukmu, Pangeran”. 

Ashoka bertanya lagi, "Semuanya kau yang membuatnya?". "Benar, Pangeran", kata Anandini. Ashoka yang tahu Kaurwaki sedang mengintip mereka di balik pintu sengaja berkata mesra kepada Anandini. Ashoka pun ingin mencicipi masakan Anandini yang pasti lezat. Anandini yang tersipu segera menawarkan kiir buatannya. Ashoka mencoba menyendok kiir dengan sehelai daun, namun niat itu diurungkannya. Dia pun sengaja minta agar Anandini menyuapi Kiir tersebut ke mulutnya. Anandini seakan tak percaya atas kemanjaan Ashoka. Dia lalu menyuapi kiir ke mulut Ashoka. Kaurwaki yang mengintip merasa kesal dan cemberut atas keberuntungan Anandini. Ashoka mengakui kelezatan Kiir buatan Anandini sedangkan Anandini bahagia karena bisa berduaan dengan Ashoka. Namun kedatangan Witthasoka mengejutkan mereka.


"Kakak apa yang kau lakukan disini, bahkan semua makanan ini belum disajikan dihadapan para ratu dan Samrat Bindushara”. Anandini langsung menukas, "Wit, apa salahnya?". Witthasoka menjawab, "Tidak boleh! Peraturan lomba tidak membolehkan ini terjadi". Dibalik pintu Kaurwaki tertawa melihat kejadian itu. Ashoka menenangkan adiknya, “Tidak ada masalah, Kau tenanglah!". Ashoka berkata, "Tapi aku akui, tidak ada makanan selezat makanan buatanmu". Anandini hanya tersipu, sementara Kaurwaki yang mencuri dengar hanya menahan mangkel dihatinya. Witthasoka lalu menyeret kakaknya pergi dari ruang dapur tersebut.

Di dapurnya, kembali kaurwaki merasa sangat sedih jika dia tidak akan menang dalam lomba ini, cinta yang dipendamnya akan kandas dan pada akhirnya Ashoka hanya semakin dekat dengan Anandini dan menyukai masakannya dan Ashoka pasti akan mengabaikan dirinya.
"Aku harus melakukan sesuatu untuk di sajikan agar Ashoka dapat menikamati sajian masakanku", batin Kaurwaki resah. Witthasoka mengintip dibalik pintu dapur. Dia kasihan melihat keresahan Kaurwaki, lalu dia memutuskan untuk membantu orang yang pernah memberikan dia makanan saat ia kelaparan di hutan.

Kaurwaki datang ke dapur lainnya yang dipakai oleh Devi. Saat itu Devi sedang mengulat tepung dan memasak makanan. Devi berkata, "Dalam memasak apapun, kita harus melakukannya dengan sepenuh hati dan sebagai seorang putri, Anda harus bisa mempersembahkan makanan terbaik untuk para pangeran terutama pangeran Ashoka". Kaurwaki hanya berdiri memperhatiakn Devi yang sibuk. Devi berdiri untuk mengambil sesuatu sambil terus menjelaskan bagaimana saat menyiapkan bahan dan membuat masakan. "Aku akan membantumu memasak", kata Devi. Kaurwaki yang resah memegang bahu Devi, "Mengapa kau harus melakukan itu semua?".
Devi menjawab, "Karena anda adalah sahabatku dan sudah menjadi tugasku untuk menyatukan kalian berdua. Anda harus bisa memenangkan hati pangeran Ashoka dan menikah dengannya. Cinta Anda harus bisa memenangkan ini dan Ashoka menjadi milik Anda pada akhirnya".
Kaurwaki menjadi resah dan takut, "Tapi Aku bingung, Apa yang akan terjadi jika seseorang tahu tentang ini?"

Saat itulah Witthasoka melihat mereka dari arah pintu. "Jangan khawatir, Aku ada disini, aku akan membantu kalian", kata Witthasoka. Devi dan Kuarwaki yang menoleh segera tersenyum senang.
Di dapurnya, Putri Srishti menyiapkan masakan cappati gosong buatannya. Bukan hanya gosong, beberapa cappati yang bundar itu ada yang bolong ditengahnya. Dia dengan lesu, dia mengamati lubang cappati itu melalui matanya dan dia kaget karena melalui lubang itu dia melihat Rani Dharma tersenyum. Srishti menjadi salah tingkah melihat Dharma mengunjungi dapurnya. Rani Dharma yang menengok ke dapurnya hanya menggeleng dan tersenyum..

Kemudian Rani Dharma datang ke dapur putri Anantha. Saat itu sang putri malah asik duduk sambil makan pisang, dan kulit pisangnya pun menumpuk memenuhi tempat sampah. Dia tidak melihat Dharma yang mengunjungi dapurnya. Air dalam panci yang mendidih diatas tungku yang menyala besar tidak dipedulikannya sama sekali. Dharma yang melihat itu terkejut dan segera mengecilkan api di tungku. Dharma hanya bisa menggeleng melihat putri gemuk yang doyan makan itu, lalu dia berlalu dari dapur itu.

Charumitra datang ke dapur Putri Chanda yang merupakan gadis idamannya untuk dijadikan menantu. Charumitra sangat mengagumi putri Chanda saat sedang menyiapkan masakannya dan mengomentari dengan baik. Dharma mengunjungi dapur Anandini tanpa diketahui oleh sang putri. Dia tersenyum puas melihat menu atau hidangan yang disiapkan semuanya bagus. Dharma pun segera pergi menuju ruangan dapur yang dipakai oleh Kaurwaki. Saat itu Devi masih membatu Kaurwaki memasak makanan Witthasoka yang mengawasi di pintu segera memberi tahu kedua gadis itu."Cepat! Lakukan sesuatu, ibuku akan datang ke dapur ini", kata Witthasoka lalu pergi bersembunyi. Devi juga bergegas bersembunyi di balik meja yang ada di dapur.
Rani Dharma yang datang melihat hidangan di meja dapur Kaurwaki, mengagumi masakan Kaurwaki dan berkata, "Ini terlihat sangat lezat, putraku Ashoka sangat menyukai ini".

Di balik jendela dapur yang ditutup kain, tampak bayangan sesorang sedang mengintai dari tempat itu. Dharma lalu pergi dari dapur tersebut dan Witthasoka segera keluar dari persembunyiannya dan menemui Devi dan Kaurwaki di dapur itu. Devi mengatakan ada bahan yang kurang yang harus diambil Kaurwaki keluar dapur, namun Kaurwaki beralasan itu tidak diperbolehkan. Akhirnya Witthasoka sanggup menemani dan mengamankan Kaurwaki agar tidak ada yang melihat dia keluar dapur. Sedangkan Devi tetap di dapur menggantikannya memasak. Begitu Kaurwaki dan Witthasoka pergi, seseorang masuk ke dapur tersebut. Devi yang mendengar langkah kaki menuju dapur itu, segera bersembunyi di tempat sebelumnya. Orang yang masuk dapur itu segera mendekati meja hidangan. Dia segera memasukan cairan racun dari dalam botol yang dipegangnya ke dalam mangkuk hidangan di meja itu. Orang itu adalah pangeran Siamak, dia masih berdiri sejenak dekat meja itu sambil berpikir, "Dengan racun ini, Ashoka pasti akan mati dan Bindushara akan menghukum Sushima.Siapa pun yang makan hidangan ini akan juga berakibat fatal bagi saudara lainnya. Bindushara pasti akan menghukum putranya yang masih hidup. Itu adalah pembalasan bagi kematian ayah dan ibuku". Sementara itu Devi yang semmbunyi dibalik meja lainnya, berpikir, "Apa yang di lakukannya?", karena dia tidak melihat wajah orang itu dan tentu saja juga tidak melihat apa yang dilakukan oleh Siamak. Devi keluar dari persembunyiannya dan kembali melanjutkan memasak setelah memastikan Siamak sudah pergi. Dia tidak menaruh curiga apapun jika salah satu hidangan di meja telah diracuni.

Witthasoka dan Kaurwaki berjalan di lorong utama dapur istana. Di depan pintu dapur Anandini, Kaurwaki menyuruh Witthasoka duluan. Kaurwaki mendatangi dapur Anandini yang sedang kosong. Kaurwaki heran, kagum dan resah karena Anandini menyiapkan banyak hidangan bagi Ashoka. Muncul niat di benaknya untuk mengacaukan cita rasa hidangan tersebut. Kaurwaki lalu mengambil mangkuk garam dan bermaksud akan menuangkannya pada makanan, namun pergolakan batinnya terjadi saat itu. Suara hati Kaurwaki muncul dihadapannya dan berbicara, "Demi mendapatkan cinta Ashoka, apa kau mau melakukan semua kecurangan ini?”. Kaurwaki menjawab, "Apa yang harus kulakukan, aku tidak mau Ashoka berpaling dariku". Suara hati itu bertanya, "Apa Ashoka akan menyukai cara seperti ini?". Kaurwaki menjawab, "Tentu tidak, Ashoka tidak akan menyukainya". Suara hati Kaurwaki pun hilang dari hadapannya. Kaurwaki teradar dan ia berdoa, “Ya Tuhan, apa yang sudah kulakukan?", dia pun menaruh mangkuk garam di tempatnya semula dan segera pergi dari ruang dapur tersebut.

Kaurwaki sedang melangkah bergegas di lorong utama tersebut, dia yang berjalan tanpa melihat, menabrak Sushima yang berjalan dari arah depannya hingga hampir jatuh. Sushima kaget dan bergegas menangkap tubuh Kaurwaki, hingga tak sengaja memeluknya. Mata Sushima terus menatap Kaurwaki, demikian juga Kaurwaki yang kaget. Mereka kemudian tersadar dan segera berdiri biasa kembali. Putri Chanda tak sengaja melihat keakraban Sushima dan Kaurwaki yang sedang mengobrol berduaan. Sushima berkata ingin dia yang mencicipi makanan buatan Kaurwaki yang pertama kali dan Kaurwaki menyetujui permintaan Sushima. Sushima memandangi Kaurwaki yang menuju ke dapurnya dengan tersenyum. Tanpa diketahui oleh Sushima, Chanda sangat kesal melihat tingkah Sushima dan segera pergi dari tempat itu.

Kaurwaki yang kembali ke dapur, hatinya kembali resah dan gelisah memikirkan saingannya, putri Anandini menyiapkan masakan yang lebih banyak darinya. Namun Devi meyakinkan dirinya untuk tetap memusatkan perhatian pada masakan yang ia buat untuk di sajikan. "Seorang pangeran atau suami senantiasa akan menyukai satu atau dua hidangan yang disiapkan, bukan dari banyaknya hidangan yang disajikan", kata Devi,"Pangeran Ashoka pasti akan menyukai masakan Anda, dan anda yang bisa dipilihnya untuk mendampinginya mewujudkan impian besarnya tentang Akandha Bharata".
Kaurwaki akhirnya tersenyum setelah diberi semangat oleh Devi. Witthasoka datang kembali di pintu dapur dan memberitahu kepada Kaurwaki bahwa saatnya para putri menyajikan masakan mereka didepan para ratu dan juga samrat Magadha.

Devi lalu menyiapkan hidangan yang ada di meja dan menempatkannya di nampan lebar, salah satu hidangan itu termasuk mangkuk yang berisi makanan yang telah di racuni oleh siamak. Nampan sajian itu diberikan kepada Kaurwaki yang segera membawanya menuju ruangan lomba bersama para putri lainnya.

Di ruangan lomba, para putri telah berkumpul karena Rani Dharma telah memanggil semua putri dengan menyajikan makanan mereka, sedangkan disisi hadirin yang duduk di kursi depan, tampak Devi, Radhagupta, Witthasoka dan Mahamatya. Kaurwaki yang membawa sajian makanannya tiba di ruangan lomba. Di hadapan mereka tampak beberapa kursi kehormatan yang masih kosong untuk samrat, para ratu dan pangeran calon suami. Kaurwaki meletakkan sajiannya di meja dekat meja sajian milik Anandini dan tersenyum memandang para hadirin. Melihat hidangan yang dibawa Kaurwaki, Anandini berkomentar bernada mentertawakannya.

"Aku tidak yakin jika masakan itu adalah yang disukai para pangeran, Kau hanya bisa menyiapkan hidangan sederhana!", kata Anandini, "Kau bisa lihat berbagai hidangan buatanku yang mewah dan lezat, yang pasti disukai pangeran".

Kaurwaki kesal mendengar ejekan Anandini, demikian juga Devi yang ikut melihatnya. Kaurwaki yang kesal berkata, "Hidanganmu memang banyak jenis dan mewah, tapi hidangan yang aku buat adalah makanan sehat untuk pangeran". Devi yang duduk tetap tersenyum dan meyakinkan Kuarvaki.

Bindushara datanghadir di tengah ruangan itu besama dengan keluarganya, yaitu dua ratu, Charumitra dan Dharma dan dua pangeran yaitu Sushima dan Ashoka. Semua para hadirin berdiri menghormat saat Samrat dan keluarga datang ke tempat itu. Samrat berkata, "Kalian para putri, Aku senang dan bahagia melihat kalian semua pandai membuat masakan dan menyajikan hidangan. Ini merupakan nilai lebih bagi seorang putri dan calon istri. Namun hari ini hanya satu masakan yang akan dicicipi oleh Ashoka dan Sushima. Putri yang makanannya sangat disukai akan memenangkan ronde ini".

Samrat, para rani dan dua pangeranlalu duduk di tempat mereka masing-masing. Sementara yang berdiri di tempatnya menatap Kaurwaki yang juga menatapnya. Ashoka berusaha melihat hidangan yang disajikan oleh Kaurwaki dan berusaha mengenali dari tempatnya. Ashoka sadar selama ini telah banyak mengecewakan dan mengacuhkan Kaurwaki.

Saat memandangi Kaurwaki, waktu seakan berhenti bagi Ashoka. Tiba-tiba seseorang menegurnya, "Ashoka! Apa yang kaulakukan selama ini?". Ashoka terkejut melihat seorang pemuda yang mirip dengannya itu, namun dia segera tahu, itu adalah suara hati kecilnya. "Kau mengacuhkannya dan kau juga mengharapkan cintanya", kata sosok itu lagi.

Ashoka mendekati sosok tersebut dan meyakinkannya, "Dia adalah cinta sejatiku, Aku tidak akan melepaskan Kaurwaki, apapun yang terjadi. Aku mungkin mengacuhkannya tapi Aku tidak akan pernah melupakannya".

Suara hati itu kembali bertanya, "Lalu apa yang akan kau jelaskan pada ayahmu samrat Bindushara jika kau mencintai putri dari musuh ayahmu?”. Ashoka menjawab, "Aku hanya akan tetap menjaga cinta pertama yang aku pendam sejak remajaku". Sosok itu menjadi kesal namun segera menghilang dan pergolakan Ashoka dengan hati kecilnya berakhir saat waktu kembali berputar. Ashoka yang tersadar segera menggeleng, saat Kaurwaki bertanya melalui anggukan kepala dan tatapan mata kepadanya.

Bindushara berkata, "Sekarang Aku minta kedua putraku untuk melakukan penilaian pada semua masakan para putri peserta dalam lomba ini. Dari sajian yang dicicipi ini, hanya akan ada satu makanan yang akan dinikmati dan disukai oleh pangeran Ashoka dan Sushima. Putri yang memasak makanan tersebut akan memenangkan pertandingan pada putaran ini".

Ashoka dan Sushima segera melangkah menuju ke meja para putri, Sushima mencoba duluan baru diikuti oleh Ashoka. Dimulai dari meja putri Shrishti, Sushima melihat Cappati gosong dan mengamatinya dan bertanya, "Masakan apa yang kau hidangkan?". Ibu dari Shrishti yang mendampingi putrinya berusaha meyakinkan Sushima jika Cappati itu meskipun gosong rasanya tetap lezat. Dharma, Bindushara, Witthasoka dan Devi hanya tersenyum melihatnya. Sushima yang sama sekali tidak berminat segera meletakkan cappati gosong tersebut.

Di meja Putri Anantha, Sushima juga bersikap sama seperti sebelumnya, dia menyindir putri itu karena hidangannya tidak membuatnya berselera. Ashoka yang mengikuti Sushima hannya diam, tanpa ikut mengejek dua putri tersebut. Anandini mentertawakannya sindiran Sushima yang mungkin lucu karena Samrat dan kerabat lainnya, juga Mahamatya ikut tertawa mendengarnya. Sementara itu di luar ruangan itu, dibalik tirai, pangeran Siamak, diam-diam mengintip kegiatan penilaian lomba tersebut.

Sushima dan Ashoka mendatangi meja Chanda, membuat Charumitra sumringah di tempatnya. Chanda menatap Sushima yang akan menyicipi masakanannya sambil berdoa, "Ya Tuhan, semoga Sushima sangat menyukainya". Sushima yang melihat hidangan Chanda yang berisi daun Tulasi (selasih) mendadak pucat seperti ketakutan. Dia pun tidak jadi mencicipi hidangan tersebut dan membuat Chanda kecewa padahal berharap Sushima akan menyukai cita rasa hidangannya. Charumitra juga heran melihat Sushima mengabaikan hidangan putri Chanda, calon menantu yang diharapkannya. Dari tempatnya, Charumitra melihat hidangan Chanda memakai bahan yang membuat Sushima ketakutan. Sushima dan Ashoka lalu mendatangi meja Anandini, sang putri tersenyum memandang Ashoka. Ashoka malah menuju meja Kaurwaki, membuat Anandini heran. Ashoka menanyakan Kaurwaki tentang masakannya. Namun Anandini berkata, "Tapi hidanganku ini khusus aku siapkan untuk Anda, pangeran Ashoka". Membuat Kaurwaki menoleh kepada Anandini. Ashoka menanggapi, "Tidak Putri, Aku sudah menikamati masakanmu di dapur dan aku ingin mencoba masakan dari putri yang lainnya". Devi, Dharma dan Witthasoka tersenyum melihat Ashoka yang tampaknya berminat mencicipi masakan Kaurwaki. Bindushara tersenyum simpul, sedangkan Siamak yang mengintip tersenyum culas menunggu perkembangan berikutnya.

Ashoka akan mencicipi hidangan Kaurwaki, namun seketika Sushima yang ada di meja Anandhini menghalangi dan membentangkan tangannya kemudian bergeser ke meja Kaurwaki. Sushima menatap Kaurwaki, sambil berkata, "hidangan dari putri Padmawati hanya boleh aku yang mencicipinya pertama kali, benarkan, Putri?".

Kaurwaki membenarkan ucapan Sushima bahwa dia sudah berjanji demikian kepada Sushima dan membuat Ashoka marah namun hanya bisa terdiam. Bindushara menundukkan wajah melihat kelakuan Sushima yang membuatnya malu, demikian juga Dharma, Witthasoka dan Radhagupta. Charumitra membatin dan merasa heran akan sikap putranya, apa mungkin putranya telah jatuh cinta kepada putri Padmawati sehingga menolak makanan dari Chanda calon menantu idamannya. Para putri lainnya dan juga Devi heran dengan sikap Sushima, sedangkan Siamak sumringah dengan jantung berdebar dari balik tirai menantikan saat menentukan akan keberhasilan pembalasan dendamnya dan janjinya kepada Helena.

Kaurwaki melirik Ashoka yang marah menatapnya, sambil menyuapi Sushima. Sushima ikut melirik Ashoka sambil tersenyum penuh kemenangan saat menerima suapan Kaurwaki. Sushima sejenak menikmati makanan yang disuapi oleh Kaurwaki, namun sesaat kemudian Sushima merasakan sesuatu yang aneh di mulutnya dan terus memegangi tenggorokannya. Para hadirin, para rani dan Samrat terkejut melihat kejadian itu. Sushima langsung sempoyongan dan akan terjatuh pingsan, Ashoka segera menangkap tubuh Sushima. "Kakak, apa yang terjadi padamu?”, teriak Ashoka. Namun Charumitra yang bergegas berlari segera mendorong Ashoka. “Menyingkir kau dari putra ku”, teriak Charumitra lalu menaruh putranya di pangkuannya, wajah Sushima telah membiru. Orang-orang terkejut dan syok ketika menyadari Sushima telah diracuni. Di balik tirai, Siamak tersenyum puas karena rencananya berhasil dan memenuhi semua janjinya pada Helena untuk membalas dendam sehingga keduanya pangeran pewaris tahta Magadha itu akan mati.

CUPLIKAN : Chanda berkata marah kepada Kaurwaki, "Kau sengaja mendekati Sushima dan kemudian meracuninya. Jika kau tidak mencintainya, apa gunanya membunuh dia?". Siamak muncul dari tempat persembunyiannya dan didepan Samrat dia menuding jika Ashoka yang telah melakukannya, Ashoka terkejut saat mendapat tuduhan itu. Samrat Bindushara menjadi sangat marah karena hasutan Siamak. "Aku Samrat Bindushara bersumpah tidak akan pernah mengampunimu", kemudian mengarahkan pedang pada Ashoka.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top