Sinopsis Ashoka Samrat episode 368 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 368 bag 2 by Kusuma rasmana. Kaurwaki teringat teguran Ashoka bahwa tindakannya yang tidak feminim itu tidak akan disetujui semua orang. Ashoka terlihat tegang ditempatnya, dia membatin, "Apa yang akan dia jawab sekarang?".
Kaurwaki berkata, "Tidak ada siapa pun, karena setelah memakan buah itu, aku merasa pusing dan tidak ingat apa-apa lagi". Ashoka merasa lega dengan jawaban yang diberikan Kaurwaki.
Ashoka menjelaskan, "Samrat, mata-mata kami melaporkan bahwa Tantrik bekerjasama dengan Gondana dan karenanya aku pergi ke gunung itu untuk menyelidiki lebih jauh. Tapi sebelum aku bisa memulai penyelidikan, penglihatanku jatuh pada Putri Padmawati yang sedang pingsan. Akhirnya aku segera kembali ke istana untuk membawanya".

Bindushara berkata, "Baik, Rajkumari Padmawati, Kau boleh kembali ke ruanganmu. Tapi Kau harus ingat, sangat berbahaya bagimu pergi keluar saat larut malam. Selanjutnya, jika kau ingin bepergian pada malam hari, kau harus membawa pengawal demi keselamatanmu sendiri".
"Baik", kata Kaurwaki mengangguk. Dia mencakupkan kedua tangannya,lalu melirik kepada Ashoka dengan wajah tegang dan pergi dari ruangan sidang. Ashoka tersenyum melihatnya.
Bindushara berkata pelan menoleh ke arah Sushima. "Sushima, Aku kecewa denganmu tentang tuduhan tak berdasar pada Ashoka. Sekarang Ashoka telah menjelaskan kebenarannya", katanya.
Sushima agak kaget dengan ucapan Samrat, "Tapi Ayahanda, Ashoka... dia..."
"Sushima!", kata Bindushara dengan nada keras yang minta Sushima tidak membantahnya. Sushima kesal mendengarnya.


Bindushara menggelengkan kepala dan berkata, "Aku sangat menyesalkan tindakanmu yang tidak bertanggung jawab. Kau masih saja tergesa-gesa dalam suatu hal seperti 10 tahun yang lalu. Jika dua bersaudara terus bertengkar seperti ini, maka itulah bahaya nyata bagi kelangsungan kerajaan ini, bukan pada Gondana! Siapapun pembunuh Tantrik, Gondana atau bukan, Acharya Radhagupta dan Mahamatya! Aku minta kalian berdua menangkap pelakunya secepat mungkin".
Radhagupta dan Mahamatya mengangguk, "Baik, Samrat", kata Mahamatya lagi.
Bindushara membubarkan pertemuan itu, dia meninggalkan ruang sidang diiringi Rani Charumitra.
Di tempatnya Ashoka menyeringai sambil menatap Sushima, sementara Sushima menatapnya dengan marah.
Di ruangan Acharya Radhagupta, Acharya berkata, "Aku bersyukur atas kemenangan pertamamu, Ashoka. Kematian Tantrik merupakan pukulan telak bagi kekuatan Sushima. Dia pasti merasa sangat marah dan frustasi atas kematian gurunya itu!". Ashoka yang ada di ruangan itu hanya tersenyum menyimak.

"Ya! Sekarang Aku sangat marah dan frustrasi kepada Gondana karena telah membunuh guruku. Padahal Tantrik tadi malam hendak memberiku sebuah taktik untuk menyingkirkan Ashoka. Dan sekarang Bindushara malah mengejekku dan telah membuatku tak berdaya!", kata Sushima penuh amarah di tempat persembunyian Helena yang berupa pondok sederhana. Di tempat itu juga ada Charumitra, Siamak, Mahamatya dan tuan rumah Helena. Helena dan Siamak tegang mendengar kemarahan Sushima terhadap Gondana.
Ashoka yang tersenyum berkata, "Bagi Sushima, kematian Tantrik adalah karena ulah Gondana, dan dia pasti marah dan ingin menghancurkan Gondana. Namun markas Gondana akan kusut sekarang karena tuduhan ini. Dia tidak melakukannya, namun dia pasti akan bereaksi kembali. Itu akan membuatnya terekspos di depan mata rakyat. Aku memiliki keyakinan penuh bahwa setelah kejadian ini, Gondana dan orang-orangnya pasti akan bekerja di luar strategi mereka biasanya". Radhagupta hanya diam menyimak.

Helena yang berdiri terbungkuk dan berkata marah, "Kau sungguh bodoh karena berpikir bahwa Gondana ada balik itu semua. Kalian tidak sadar bahwa ini adalah perangkap dari Ashoka untuk menangkap kalian! Dia tidak melupakan apapun dan tidak akan. Dia membalaskan dendamnya karena telah kehilangan gurunya. Dia melakukan hal yang sama kepada Sushima. Dia membunuh Tantrik untuk balas dendam atas kematian Chanakya sebagai balasan guru untuk guru!".
Charumitra berkata, "Itu mungkin dilakukan Ashoka namun mungkin juga bahwa Gondanalah yang benar-benar membunuh Tantrik karena ia ingin melihat Sushima tak berdaya sehingga ia bisa bangkit. Memang sungguh ironis, tidak ada yang bisa dipercaya di Pattaliputra ini!"
Helena berkilah, "Itu tidak mungkin dilakukan oleh Gondana, Jika Gondana menakuti Sushima, tentu pengurangan kekuatan itu dilakukan bertahun-tahun yang lalu. Namun itu tidak terjadi". Helena masih saja membela Gondana.
Sushima berkata, "Heran! Kau bersama Siamak terus menerus membela Gondana seolah-olah Gondana itu adalah kalian sendiri".

Semua yang ada disitu tegang mendengarnya termasuk Mahamatya.
Helena tertawa tergelak mendengar tuduhan itu, sambil melirik Siamak dia menyangkal,"Bukan seperti itu". Siamak juga langsung tersenyum belepotan dan berkata, "Ya, bukan seperti itu maksudnya". Siamak menoleh kepada Charumitra dan Mahamatya yang tidak tertawa sama sekali, melainkan memasang wajah tegang.
"Jika kau mencurigai Gondana, maka kau akan melakukan apa yang diinginkan Ashoka dan itu untuk mengalihkan perhatianmu. Dengan membunuh gurumu, dia telah membuat dirimu tidak berdaya dan sekarang dia ingin kau sendirian, tidak aman dan ada dalam perangkapnya. Kemudian dia bisa membunuhmu", kata Helena meyakinkan Sushima. "Ashoka sudah memulai kemenangan politiknya", kata Helena lagi. Sushima yang menyimak berpura-pura memahami.
Mahamatya berkata, "Yang diucapkan Rajmata benar, Rajkumar Sushima! Pemikiran Ashoka pasti tidak jauh dari ajaran gurunya, Chanakya yang kematiannya telah membuatnya tak berdaya. Sekarang ia telah begitu dekat kepada tahta".

Mahamatya dan Helena menghasut Sushima dan berusaha meyakinkannya bahwa membunuh Ashoka adalah usaha untuk menghentikan Ashoka menuju singgasana Magadha.
Sushima yang kesal berkata, "Kalian tak perlu mengajari aku menangani Ashoka. Aku tahu apa yang perlu dilakukan atau tidak!"
Sushima lalu bergegas berjalan pergi dari pondok itu, diikuti oleh Mahamatya dan Charumitra.
Siamak dan Helena memandang kepergian mereka dengan nyengir. Helena bahkan mengubah bungkuk tubuhnya menjadi normal disertai senyum culasnya, dia bertolak pinggang. Siamak menceritakan apa yang terjadi di ruang sidang dan bagaimana Bindushara menjadi marah.
Siamak mendekat dan berkata, "Aku datang untuk memperingatkanmu, Nenek! Sejak kematian Tantrik, Gondana yang disalahkan. Bindushara benar-benar telah kehilangan kesabaran. Ia menuntut untuk menemukan Gondana dan segera menghukum Gondana. Sekarang kita tidak akan bisa duduk tenang dan Sushima pun tidak akan tinggal diam karena dia juga telah menyalahkan Gondana atas kematian gurunya".

Helena menanggapi, "Kau awasi saja kedua bersaudara itu dan pastikan permusuhan mereka membuat identitasku sebagai Gondana selalu menjadi rahasia".
Helena kaget karena melihat Charumitra yang tiba-tiba datang kembali. Ia segera membungkukkan tubuhnya, dan mulai terbatuk-batuk. Siamak yang menoleh juga kaget melihat kedatangan Charumitra.
Charumitra diam dan curiga melihat kekagetan mereka berdua dan berusaha menghilangkan kesan curiganya. Helena bertanya di sela batuknya, "Ada masalah apa?"
Charumitra menjawab, "Rajmata, apakah anda masih punya alkohol dari Yunani?"
Helena menjawab, "Ya, tapi untuk apa Maharani perlu alkohol itu?"
Charumitra menjawab, "Aku dengar alkohol itu bagus sekali buat wajah".
Helena menjawab, "Itu benar, tentu saja, aku akan membawakan buat Anda".
Charumitra pun pergi dari ruangan pondok itu. Setelah Charumitra pergi, Helena bertanya kepada Siamak, "Apa dia mendengar pembicaraan kita? Apa yang akan dia lakukan dengan alkohol? Mungkin dia ingin menyembunyikan keriput di wajahnya". Siamak hanya tersenyum mendengar ucapan Helena.

Masih di ruang Acharya Radhagupta, Ashoka berkata, "Guru Chanakya telah mengajariku tentang Sama (persamaan/ kesetaraan), Dama (pengampunan), Danda (hukuman) dan Bheda (perbedaan/keberagaman). Aku semula mengira bahwa ada beberapa kaitan yang menghubungkan antara Sushima dan Gondana. Dengan membunuh Tantrik, guru dari Sushima, Aku mencoba untuk menempatkan kesalahpahaman di antara Gondana dan Sushima. Dimana Sushima akan marah dan dendam kepada Gondana sementara Gondana akan mencoba membuktikan dirinya tidak bersalah kepada Sushima. Dalam kedua cara itu, Gondana terikat untuk bereaksi dan aku mengharapkan beberapa reaksi yang akan menjadi kesalahan terbesar mereka. Lalu kita akan menangkap basah tindakan mereka!".
Acharya tersenyum penuh penghargaan mendengar ucapan Ashoka. Sementara Ashoka sedang penuh semangat menerangkan strateginya. Lagu Ashoka Hai Ashoka Haa menutup adegan ini.


CUPLIKAN : Masih di pondoknya, Helena berkata pada Siamak, "Jika benar-benar tujuan kita untuk memerintah kerajaan, maka kita harus memperkuat pasukan militer kita. Untuk mewujudkan tujuan kita, kita akan harus mengambil risiko besar untuk kemenangan kita!". Sementara itu di ruangannya, Acharya Radhagupta berkata kepada Ashoka, "Untuk keberhasilan tahap berikutnya dari rencana kita, kita membutuhkan umpan tambahan yang akan segera menarik mereka keluar!". Ashoka menjawab, "Aku akan menjadi umpan yang tepat, karena Gondana ingin aku keluar sebagai langkah pertama. Aku tidak akan mundur satu kaki pun, bahkan jika aku harus menempatkan hidupku dalam bahaya demi mewujudkan persatuan India!".

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top