Sinopsis Ashoka Samrat episode 367 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat  episode 367 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Pagi yang datang di istana itu menghebohkan para warga kota dan istana. Di halaman publik dekat bangunan istana yang merupakan tempat umum, semua orang terkejut karena mereka menemukan jasad lelaki botak dengan wajah penuh rajah yang tergantung di sebuah palang kayu yang ada di tempat itu. Tali yang menggantungnya melilit di tangannya, sedangkan lehernya ada bekas jeratan, seperti orang bunuh diri. Semua yang berkerumun ditempat itu merasa ngeri dan ketakutan melihatnya. Mahamatya, Charumitra dan Sushima tergopoh-gopoh melihatnya, demikian juga Radhagupta dan Siamak yang datang menyusul, semuanya kaget melihat mayat itu. Sushima dan juga Charumitra dan Mahamatya tentu tahu siapa orang yang sudah menjadi mayat itu, dia adalah Tantrik, guru tantra bagi Sushima. Sushima yang mendekat terperanjat melihat bekas tebasan senjata diperut mayat dan juga bekas dan darah mengering yang muncul dari tusukan didada mayat yang tergantung itu. Sushima menemukan catatan dikain mayat itu. Catatan itu dibacanya dan berbunyi, “Ini akan menjadi nasib bagi semua orang yang berani melawan Gondana”.

Semua orang terkejut mendengar pesan catatan itu. Siamak ditempatnya berpikir, "Ini tidak mungkin! Ini bukanlah pekerjaan kami. Lalu siapa yang melakukannya?".


Radhagupta berusaha mencerna pesan itu, dia menoleh ke suatu arah dan melihat Ashoka mengamati tempat itu dari teras bangunan istana diantara dua pilar besar. Radhagupta menatapnya dengan tajam dan curiga. Ashoka berguman, "Sushima telah membunuh Guruku dan membagi dua kekuatannya. Aku hanya membalas kebaikannya dan sekarang saatnya untuk memulai puncak dari penyatuan India. Aku akan menghancurkan seluruh musuh ibu pertiwi dan para musuh Magadha. Bagian dari bab pertama sejarah Ashoka baru saja ditulis". Ashoka berguman seakan menjelaskannya kepada Radhagupta yang menatapnya.
Sushima sangat marah dengan wajah tegang, matanya tajam, "Siapa yang berani membunuhnya?", dia bertanya.
Ashoka melangkah ke arah orang yang berkerumun di di dekat mayat Tantrik. Mahamatya, Sushima, Charumitra, Radhagupta, Siamak semua melihat ke arah Ashoka yang mendekat.
Ashoka berkata, "Sudah jelas disebutkan bahwa itu adalah ulah Gondana!"

"Aku heran, siapa yang sudah membunuhnya dengan begitu kejam? Aku sedih mengetahui apa yang harus dilalui muridnya sekarang karena ia pasti memiliki banyak murid. Aku bisa mengerti perasaannya, karena aku juga telah kehilangan guruku sendiri", kata Ashoka seakan mengejek Sushima.
Sushima teringat peringatan Tantrik, dia berkata dalam gumanan, "Aku tidak ragu lagi, tetapi yakin secara penuh, Ashoka yang melakukan ini", Sushima menatapnya marah, bibirnya bergetar.
Ashoka yang mendengar gumanan tak jelas itu, berkata, "Ada apa Sushima? Katakan dengan jelas, apa yang mau kau katakan?".
Sushima yang marah semakin yakin bahwa Ashokalah yang ada di balik ini. Matanya melotot sambil menuding Ashoka, namun belum sempat Sushima mengatakan sesuatu, "Apa yang terjadi?" suara Bindushara mengejutkan mereka.

Sushima hampir tidak bisa menahan diri, namun segera dia menoleh kepada Bindushara, demikian juga semua orang yang ada disitu, semua melihat ke arah Bindushara datang bersama Dharma. Samrat melihat jasad Tantrik yang tergantung itu. Dharma hanya melihat sekilas dan segera memalingkan wajah karena merasa ngeri meliha pemandangan sadis itu. Bindushara membaca lembaran pesan yang diberikan oleh Sushima yang menunjukkan pembunuhan terkait dengan Gondana.
Bindushara dengan marah mencampakkan pesan itu dan berkata keras, "Gondana, Gondana, Gondana lagi! Apa motif mereka sebenarnya? Bagaimana bisa dia sekejam ini? Sekarang dia mulai membunuh secara sadis. Sampai saat ini kita belum menemukan apapun tentang dia".
"Aku perintahkan segera dilakukan pertemuan di ruang sidang sekarang!", perintah Samrat Bindushara. Dia segera pergi dari tempat itu diiring oleh Dharma dan Charumitra.
Seorang prajurit bertanya, "Bagaimana dengan mayat ini, Rajkumar?"
"Kalian hanyutkan saja mayat itu!", kata Sushima segera melangkah pergi.

"Kalian lakukan ritual yang layak dan tepat bagi jasad itu sebelum menghanyutkannya!", kata Ashoka. Prajurit itu menggangguk. Ashoka berkata, "Siapa pun itu, apakah mereka terkait atau tidak, adalah hak orang yang sudah mati mendapatkan ritual terakhirnya dengan layak".
Kembali Ashoka berbicara tentang tekadnya kepada Sushima di depan Radhagupta.
Kaurwaki yang melangkah keluar di teras, matanya terbelalak karena terkejut saat melihat jasad Tantrik yang masih tergantung dibawah palang dengan tumpuan dua pilar tinggi itu.
Kaurwaki teringat, dan membatin, "Aku pernah melihat orang itu di suatu tempat. Apakah Ashoka berada di belakang semua ini?". Kaurwaki segera pergi dari teras itu.
Ashoka berjalan melewati koridor, Kaurwaki segera menariknya dari koridor itu dan membawanya ke samping. Ashoka bingung sambil melihat-lihat pakaiannya, seakan ada yang salah dengan pakaiannya. Namun tampaknya semuanya masih baik-baik saja. "Ada apa ini?", tanya Ashoka bingung.

Kaurwaki berkata sambil menghadap Ashoka, "Itu.. Tantrik yang tergantung itu adalah orang yang sama di dalam gua tadi malam". Ashoka menjadi tegang.
Kaurwaki bertanya, "Apa kau yang membunuhnya?"
Ashoka berpikir sambil menatap Kaurwaki, "Jika ada yang tahu bahwa akulah yang membunuh Tantrik dan bukan Gondana, maka rencanaku akan hancur!".
Kaurwaki berkata lagi, "Katakan, Ashoka! Ayo katakan apa yang terjadi? Aku makan beberapa buah yang Kau berikan yang menyebabkan penglihatanku menjadi kabur dan kepalaku pusing".
Ashoka hanya diam menunggu apa yang dikatakan Kaurwaki selanjutnya.
"Ya, aku ingat semua, Tantrik itu menyerang seseorang...", kata Kaurwaki, membuat Ashoka menjadi tegang.
"Tapi dalam kegelapan itu, aku tidak bisa mengenali siapa yang diserang oleh Tantrik itu", kata Kaurwaki lagi.

Ashoka berkata, "Lalu kenapa kau menuduh hal yang tak berdasar kepadaku? Apakah kau benar-benar berpikir bahwa aku bisa melakukannya?".
Kaurwaki menjawab, "Tidak. Tapi apa yang kau lakukan disana?"
Ashoka berkata, "Aku sedang memata-matai Gondana. Mengapa kau mengikutiku seperti itu? Apa hanya ingin dekat denganku?".
Kaurwaki diam membisu tidak punya jawaban, karena Kaurwaki tidak mungkin menjelaskan alasannya.
Ashoka berkata lagi, "Jangan pernah kaulakukan lagi perilaku yang tidak feminim itu. Bagaimana jika ibuku, Rani Dharma melihatnya?".
Kaurwaki jadi memikirkan ucapan Ashoka dan dia menatap Ashoka dengan penuh pertanyaan. Sementara Ashoka juga menatapnya namun dengan perasaan lega karena ia berhasil mengalihkan perhatian Kaurwaki dari pertanyannya tentang kejadian semalam di gua.


CUPLIKAN : Di suatu tempat, Siamak datang untuk memperingatkan Helena. "Sejak kematian Tantrik, Gondana disalahkan. Bindusara benar-benar telah kehilangan kesabarannya. Dia ingin segera menemukan Gondana dan menghukumnya. Sekarang kita tidak akan duduk dengan diam dan Sushima pun tidak akan tinggal diam karena dia juga menyalahkan Gondana atas kematian Gurunya!", kata Siamak. Helena menanggapi, "Kau awasi saja kedua saudara itu dan pastikan bahwa permusuhan mereka membuat identitasku sebagai Gondana tidak terbongkar dan tetap rahasia". Helena kaget menyadari kehadiran Charumitra, dia berpura-pura terbatuk-batuk.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top