Sinopsis Ashoka Samrat episode 367 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat  episode 367 by Kusuma Rasmana. Malam hari, di puncak bukit di luar Pattaliputra, Ashoka sedang melangkah masuk ke dalam gua Tantrik namun tidak menemukan siapa pun di dalam ruangan itu. Ashoka bertanya-tanya dalam bingungnya, "Kemana Tantrik menghilang begitu saja?". Sementara itu di kaki bukit, Sushima yang barus sampaidi tempat itu segera naik di atas kuda dan berderap pergi.

Ashoka melangkah pelan dan mencari-cari di sekitar ruangan itu yang di penuhi beberapa pilar dan diterangi beberapa diya yang menyala. Ashoka melihat sarana dan tungku untuk ritus ilmu hitam dan ritual tantra di tempat itu. Juga beberapa guci besar dan kecil yang bertumpuk dan susunan benang berbentuk bintang segi enam yang dibubuhi warna-warni di salah satu pilar.


Di luar gua, Kaurwaki berdiri diam dan menggerutu kepada dirinya sendiri. "Inilah masalahnya! Aku selalu menuruti apa yang ia katakan. Namun sejak tadi, dia belum kembali sampai sekarang. Aku harus masuk dan mencari tahu apa yang dia lakukan!", guman Kaurwaki lalu pergi menuju gua.

Di dalam gua, Ashoka yang masih memandangi benang berbentuk segi enam itu, tidak menyadari bahwa Tantrik berdiri tepat di belakangnya. Dengan ilmu sihirnya, Tantrik melakukan permainan petak umpet dengan Ashoka sehingga hanya dia yang melihat Ashoka sedangkan Ashoka tidak melihatnya. Tantrik melukai lengan kanan Ashoka menggunakan senjata berupa mata tombak di tangannya. Ashoka kaget merasakan sesuatu menggores lengannya, sigap dia memutar badan dan mengayunkan pedangnya. Namun tidak ada siapa pun yang barusan melukainya. Dia terus melihat sekelilingnya namun tidak ada siapapun din tempat itu. Kembali Ashoka merasa sesuatu menusuk punggungnya, namun tidak ada siapa pun di belakangnnya.

Kaurwaki yang masuk ke dalam gua tiba di ujung ruangan itui. Namun rasa pusing tiba-tiba menyerangnya, dia pun memegang kepala dan mulai limbung, namun dia berusaha menguatkan dirinya melangkah.
Sementara itu, Tantrik yang melakukan sihir yang membuatnya bisa muncul dan menghilang menyabetkan senjatanya melukai dada Ashoka. Ashoka yang kaget dan hampir jatuh kebelakang namun refleks mengayunkan pedangnya ke depan, membuat Tantrik muncul dalam posisi jatuh terlentang di depannya. Ashoka segera melangkah maju dengan pedangnya
Tantrik yang telentang dengan tombak di tangannya melemparkan debu tanah ke arah mata Ashoka.
Sesaat Ashoka harus menenangkan dirinya karena lemparan debu itu. Saat tersadar, Tantrik sudah ada di belakang Ashoka dan akan menyerang. Kaurwaki yang sedang melangkah terhenyak melihat itu dan berteriak "Jangan!"

Ashoka yang kaget segera memutar badan dan berhasil menggagalkan serangan Tantrik. Ashoka menyetakkan tangan Tantrik dan membuat senjatanya jatuh. Sementara Kaurwaki jatuh tidak sadarkan diri, Ashoka mengayunkan tangan Tantrik yang dipegangnya, dia membanting Tantrik yang membuatnya terguling di tanah. Tantrik jatuh telentang kesakitan, tidak bisa melakukan apapun, dengan tidak bersenjata dan tidak berdaya.
Tantrik segera bangun namun tetap membungkuk dan mencakupkan tangannya di depan Ashoka meminta maaf. "Ampuni Aku!, mohon ampuni Aku! Aku tidak berniat melakukan apa pun kepadamu! Aku hanya menjalankan perintah dan desakan Sushima, Charumitra, dan Mahamatya", kata Tantrik, "mereka ingin aku melakukan semua sihir dan ritual tantra ini demi tahta! Demi singgasana Magadha".
Ashoka teringat ketika masih remaja (dalam kilasan adegan), saat itu ibunya melangkah ke bibir jurang, namun ia mengetahui tepat waktu, sehingga saat itu Charumitra bersandiwara seolah-olah menyelamatkan Dharma.

Ashoka berkata lantang, "Apakah kau tahu, menjalankan sihir hitam dan tantra widya di Magadha itu dilarang keras! Tidak ada orang yang diizinkan untuk melakukannya. Kejahatan ini harus mendapatkan hukuman sekarang dan saat ini juga! Dan Aku tidak perlu menyidangkan kasus kejahatan ini lagi. Karena keadilan yang tertunda adalah keadilan yang diabaikan!". Tantrik tampak ketakutan dengan tubuh gemetaran di depan Ashoka.
Namun Ashoka tidak perlu merasa kasihan, dia ingat betul bagaimana tantra widya yang didalangi oleh Tantrik imi sudah membuat ibunya menanggung rasa sakit. Kembali Ashoka berkata lantang, "Kau akan dihukum sekarang!. Dan Aku, Rajkumar Ashoka atas nama kerajaan Magadha memutuskan hukuman bagimu! Hukuman mati!".

Ashoka menendang Tantrik yang membungkuk ketakutan hingga jatuh telentang. Ashoka melompat menerjang, sambil mengangkat pedangnya mengarah ke sasaran dan menusukkan ke dada Tantrik. Tantrik terhenyak dan berteriak kesakitan saat pedang Chandragupta menembus dadanya, dia pun tewas seketika.
Ashoka mencabut pedang itu, dia berdiri menoleh ke atas ke langit-langit gua.
"Acharya! Aku akan memenuhi sumpahku, namun sekali lagi bahwa ini hanyalah awal. Siapa saja yang mengkhianati tanah airku dan siapa pun yang menghalangi dalam misi bersatunya India, baik itu wanita atau pria, teman atau keluarga, atau bahkan musuh, aku harus mengakhiri mereka semua! Awal dari India bersatu sudah dimulai", kata Ashoka mengucapkan tekadnya sambil mengusap erat mata pedang Chandragupta yang penuh darah dan menggenggam darah itu di tangannya yang mengepal.

Pagi hari, di istana Magadha, Pattaliputra. Di kamarnya, Sushima terbangun dari tidurnya dengan kaget dan gelisah.
Kepalanya terasa pening, dia membuka selimutnya dan duduk menenangkan diri namun itu sia-sia, dia terus memegang kepalanya. Sushima segera turun dari tempat tidur, namun langkahnya terhuyung-huyung karena pusing membuatnya harus berpegangan. Namun beberapa kali dia menabrak sesuatu karena langkahnya yang limbung. Sushima berusaha keluar dari kamar sambil melihat ke arah koridor di mana secara samar-samar ia melihat Ashoka sedang melangkah sambil membawa seorang gadis yang pingsan dalam bopongan kedua tangannya. Sushima yang heran berusaha keluar dari kamarnya menuju koridor dengan langkah tertatih dan terhuyunh-huyung.

Ashoka masuk ke kamar yang diperuntukkan bagi Kaurwaki dan menempatkan gadis itu di tempat tidur. Ashoka menutupi tubuh Kaurwaki dengan selimut dan membelai kepalanya. Ashoka akan melangkah pergi namun Kaurwaki meraih tangannya. "Kau hanyalah milikku, bukan orang lain", kata Kaurwaki yang mengigau. Beberapa kali Kaurwaki mengigau mengulangi kalimat itu. Ashoka tersenyum melihatnya sambil menempatkan tangan Kaurwaki di dadanya dan menutupi dengan selimut lagi, sementara Kaurwaki masih pingsan atau tertidur dengan tenang.
Sambil memandang wajah Kaurwaki, Ashoka membatin, "Aku akan selalu menjadi milikmu, Kaurwaki, selalu!".

Sementara itu Sushima masih menyusuri koridor dengan langkah tertatih atau terhuyung seperti orang mabuk.
Dia tengah tertarik melihat noda darah di lantai koridor dan menelusurinya dan akhirnya ia sampai ke kamar Kaurwaki. Sushima membuka pintu kamar itu dan melihatnya tertidur. Sushima lalu pergi menuju ke kamar Ashoka. Dia juga melihat Ashoka sedang tidur tenang dibawah selimutnya. Sushima lalu menutup pintu kamar itu dan kembali melangkah terhuyung-huyung.
Setelah Sushima pergi, Ashoka membuka matanya dan tersenyum simpul. "Permainan dan waktumu telah berakhir, Sushima! Sekarang permainan dan waktuku yang baru dimulai. Apa pun yang terjadi, waktu yang akan menentukan. Sekarang, sejarah Ashoka akan mulai ditulis!", guman Ashoka yang duduk di pembaringannya.

Dalam ruangan dengan pintu tertutup, ruangan itu mulai bergetar oleh terjangan banjir yang mulai masuk melalui celah pintu. Namun banjir itu bukan berasal dari air yang kotor melainkan banjir berupa darah merah yang menerjang pintu itu hingga jebol dan banjir darah masuk ke kamar itu. Acharya Radhagupta terkejut melihat pemandangan itu dan segera terbangun. Dia masih terkejut, jantungnya yang berdebar-debar kencang, rupanya apa yang dilihatnya hanya mimpi buruk, karena ruangan itu masih seperti sebelumnya tidak ada banjir apapun apalagi banjir darah. Radhagupta berguman, "Apa arti dari mimpi ini?". Radhagupta segera turun dari pembaringannya dan keluar dari ruangan itu.

PREV  1  2
Bagikan :
Back To Top