Sinopsis Ashoka Samrat episode 366 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 366 bag 2 by Kusuma Rasmana. Sementara itu, dalam kegelapan malam, Sushima memacu kudanya dengan kencang menuju suatu tempat. Beberapa langkah di belakangnya, dalam jarak yang aman, Ashoka juga berderap diatas kuda putihnya mengikuti Sushima secara diam-diam. Dan di belakang Ashoka adalah Kaurwaki yang mengikutinya berderap diatas kuda putih juga.

Sushima yang sedang memacu kudanya merasa ada seseorang yang sedang mengikutinya. Dia pun menarik tali kekang kudanya hingga meringkik dan berhenti. Dia berbalik dengan tiba-tiba, namun tidak ada seorangpun di lihatnya didepan sana. "Aku merasa Ashoka sedang mengikutiku, tapi dimana dia?", batinnya sambil melihat kesana-kemari.
"Ah, mungkin hanya perasaanku saja. Keraguanku tidak beralasan sama sekali", batin Sushima lagi lalu melanjutkan perjalanannya.
Sejenak setelah itu, tampak Ashoka dan kudanya mengikuti Sushima dari kejauhan yang rupanya sudah sampai di kaki bukit atau gunung dan jalan yang dilaluinya mulai menanjak. Sementara Kaurwaki yang mengikutinya hanya mengeluh kesal mengapa Ashoka harus pergi sejauh ini hanya untuk bertemu seorang gadis di tengah malam.

Sushima tiba di kaki bukit atau gunung yang menjulang terjal yang tak mungkin dilalui dengan berkuda. Sushima turun dari kuda, dia memandang ke arah puncak bukit cadas itu dan mulai mendaki gunung dengan tangan kosong.
Ashoka yang akhirnya tiba di tempat itu, hanya bengong dan takjub melihat Sushima mendaki bukit cadas itu dengan lancar tanpa kesulitan apapun.
"Sushima rupanya sudah terbiasa mendaki bukit terjal ini", batin Ashoka. "Ayo! Kau juga harus bisa, Ashoka!", gumannya kepada diri sendiri. Ashoka lalu ikut memanjat bukit terjal itu dengan tangannya, walaupun tidak selancar Sushima yang sudah jauh diatasnya. Entah karena badannya yang gempal atau karena belum terbiasa.

Sementara itu Kaurwaki yang tiba di tempat itu segera melihat Ashoka yang tengah memanjat di punggung bukit cadas dan terjal itu. Kaurwaki kembali memikirkan rasa curiganya kepada Ashoka. "Kau sampai senekat ini ingin bertemu dengannya, tapi Aku harus membuat Ashoka menjadi milikku!", gumannya di kaki bukit. Dia mendengar kudanya meringkik gelisah, Kaurwaki segera mendekati kudanya agar tenang.
"Ya, Tuhan! Lindungilah cintaku", kata Kaurwaki lalu melangkah mendekati dinding bukit terjal. "Aku harus meyakinkan diriku sendiri bahwa jika Ashoka harus naik gunung, maka Aku juga harus bisa dan itu sebagai ujian cinta kami", gumannya di kaki bukit dan mulai memanjat bukit cadas itu. Setelah memanjat beberapa langkah ke atas, Kaurwaki tamppak ketakutan saat melihat ke bawah bukit. Namun hati kecilnya terus meyakinkan dia agar berjuang demi cintanya kepada Ashoka. Kaurwaki bertekad akan pergi kemana pun Ashoka pergi. Akhirnya Kaurwaki terus memanjat dinding bukit tanpa melihat ke bawah dan ke atas.

Sushima mencapai puncak bukit yang berupa hamparan datar dan penuh batu-batu besar. Lagi-lagi naluri merasa bahwa dia sedang diikuti oleh Ashoka. Sushima segera berhenti melangkah dan berbalik namun dia tidak menemukan siapapun. Saat itu Ashoka yang juga sudah sampai di puncak bukit yang berhamparan datar itu tengah bersembunyi di balik batu besar. Sushima lalu melangkah kembali menuju sebuah gua, dari jauh Ashoka yang mengikutinya tak hentinya heran dengan yang dilakukan Sushima. Ashoka yang terus melangkah merasakan keberaniannya yang terus bertambah dan merasa kekuatan yang sangat aneh. Ia tersentak mendengar suara Kaurwaki memanggilnya. Namun saat berbalik ke belakang, dia tidak melihat siapa pun di tempat itu. Ashoka kembali melangkah membayang-bayangi Sushima dari kejauhan.
Kaurwaki akhirnya sampai juga di puncak bukit. Dia mengatur nafasnya sambil berguman, "Hari saat dia mengenalku, Aku akan membuat Ashoka melakukan penebusan dosa atas kesalahan yang telah dia lakukan hingga hari ini!". Kaurwaki melihat Ashoka yang melangkah bergegas di kejauhan, segera mengikutinya lagi.

Di dalam gua, tampak Tantrik sedang duduk melakukan ritual puja di depan tungku perapian yang penuh dengan bahan-bahan ritual tantra. Sushima yang masuk ke dalam gua segera berbicara banyak tentang hal-hal yang dialaminya dalam usahanya melenyapkan Ashoka. Ucapan Sushima yang berbusa-busa itu lebih seperti keluhan atau rengekan di depan Tantrik yang terus sibuk dengan ritualnya. Sementara itu Ashoka berdiri didepan mulut gua yang di depannya penuh tetesan air yang jatuh dari atas bukit diatasnya. Ashoka memandangi pintu gua itu sambil sibuk dengan pikirannya.
Tantrik yang melemparkan sesuatu dari kedua tangannya ke arah api tungku yang menyala berkobar, seketika api tungku tersebut padam dan berganti dengan asap tebal membumbung memenuhi ruangan gua itu. Asap tebal itu juga melayang keluar pintu gua membuat Ashoka yang sedang ada disitu terganggu penglihatannya.
Di dalam gua, Sushima yang melihat asap mengepul itu berkata serak, "Kau, apa yang kau lakukan dengan asap ini?".

Tantrik menjawab, "Kau lihatlah apa yang Aku lihat! Karena aku telah memperingatkanmu sebelumnya. Kau sangat terlambat karena sekarang Ashoka tak terbendung lagi. Ingatlah suatu saat, Ashoka akan datang untuk menghadapimu dan saat itu akan sulit untuk mengalahkannya!".
Sushima berkata marah, "Bukan saranmu, tapi jalan keluar yang aku minta!"
Tantra melihatnya tegang, matanya mendelik melihat Sushima, dia segera bangkit dari duduknya. Di hadapan Sushima dia berkata, "Satu malam! Hanya satu malam! Aku akan menemukan cara untuk menyingkirkan Ashoka. Aku pasti akan datang dengan solusi yang kau inginkan".
Dari pintu gua, Ashoka mendengar percakapan itu semua secara samar-samar.
Kaurwaki yang menjaga jarak di belakang Ashoka, melihatnya masih berdiri di depan pintu gua. Dia berpikir, "Di mana Anindini yang mau ditemui? Jika dia berada di dalam gua, lalu mengapa Ashoka di luar saja? Mengapa dia tidak segera masuk?". Kaurwaki semakin bingung melihat yang dilakukan Ashoka yang hanya diam di depan gua.

Di dalam gua, Sushima mengacungkan telunjuknya di depan Tantrik. "Hanya satu malam!", kata Sushima memperingatkan Tantrik dan segera melangkah pergi menuju pintu keluar. Ashoka mendengar langkah kaki yang akan mendekat, dia bermaksud akan menjauh dari pintu gua, namun Ashoka kaget karena melihat Kaurwaki berdiri tidak jauh di belakangnya. Ashoka menatapnya tegang, khawatir Sushima bisa mengetahui keberadaan mereka di tempat itu. Dia segera mendekati Kaurwaki dan segera menyeretnya menjauh dari pintu gua.
Sushima keluar dari dalam gua, di depan pintu gua dia berbalik melihat ke arah dalam dan berguman, "Aku tidak akan pergi dari sini dengan rasa kecewa besok". Sekali lagi dia melihat ke arah dalam gua dan melangkah pergi.

Tidak jauh dari tempat sebelumnya, Ashoka melepaskan pegangan pada tangan Kaurwaki.
Ashoka dengan kesal bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini? Apakah kau tidak memiliki otak? Setidaknya pedulikan dirimu sendiri".
Kaurwaki mencoba untuk berbicara, tetapi Ashoka menyuruhnya tetap diam. "Kau harus tetap di tempat ini!", kata Ashoka bermaksud pergi, "Stu lagi, jangan pernah berpikir pergi dari sini", kata Ashoka memperingatkannya.
"Aku datang ke tempat ini untuk sebuah tujuan dan sementara aku menyelesaikannya, kau tidak boleh bergerak dari tempat ini!", katanya lagi
Kaurwaki mencoba untuk berbicara,"Tapi, Aku...". "Jangan bicara apapun!", kata Ashoka sambil mendelik, "Setelah tugasku selesai, aku akan datang kembali dan menjawab semua pertanyaanmu".

Ashoka lalu pergi dan kembali dengan setandan buah bulat berwarna merah di tangannya. Dia menyerahkan buah merah itu kepada Kaurwaki dan gadis itu menerimanya dengan pasrah. "Kau bisa memakan buah ini sambil menungguku!", kata Ashoka. Saat mulut Kaurwaki terbuka hendak berbicara, Ashoka memasukkan satu buah merah ke mulutnya dan menutup mulut mungil dengan bibir merah itu. "Jangan ada satu kata apapun! Tunggu aku kembali", kata Ashoka dengan serius dan segera melangkah menuju mulut gua. Tak berdaya, Kaurwaki terpaksa mengunyah buah merah itu sambil melihat kepergian Ashoka.
Sejenak kemudian, tampak Ashoka diam-diam masuk ke dalam gua Tantrik dengan pedang Chandragupta yang terhunus di tangannya.


CUPLIKAN : Keesokan paginya, Orang-orang istana semua terkejut, mereka keluar menuju halaman luar istana. Mereka melihat tubuh Tantrik yang tergantung pada palang kayu dan bekas jeratan tali pada lehernya. Semuanya ketakutan dan ngeri, termasuk Charumitra dan Mahamatya, sememtara Sushima terperanjat melihatnya. Ashoka yang ikut melihat mayat itu berkata seakan mengejek Sushima, "Siapa yang dapat membunuhnya dengan begitu kejam?". Sushima melihatnya marah dan menudingnya karena merasa Ashoka-lah yang ada di balik ini. "Apa yang terjadi?", terdengar suara Bindushara yang datang bersama Rani Dharma. Sushima hampir tidak mampu menahan diri, dia menatap dengan tajam.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top