Sinopsis Ashoka Samrat episode 366 by Kusuma Rasmana. Di istana Magadha, Pattaliputra, di ruangan yang diperuntukkan
baginya, Kaurwaki sedang menyusun pakaian kedalam peti pakaian karena akan
meninggalkan istana. "Aku tidak akan menunggu dia selamanya. Aku akan segera
pergi!", katanya dengan nada tinggi kepada Devi yang berdiri didepannya. Devi
berusaha mencegahnya namun sebelum berkata apapun, Kaurwaki yang sedang memegang
beberapa potong pakaian melihat ke arah pintu yang sedikit terbuka.
"Ashoka? Mau kemana dia?", tanya Kaurwaki saat melihat Ashoka yang berjalan melewati ruangannya.
Kaurwaki menjatuhkan semua pakaian yang ia pegang dan bergegas mengejar Ashoka.
"Ashoka? Mau kemana dia?", tanya Kaurwaki saat melihat Ashoka yang berjalan melewati ruangannya.
Kaurwaki menjatuhkan semua pakaian yang ia pegang dan bergegas mengejar Ashoka.
"Hei, Anda mau kemana?", tanya Devi mencoba untuk menghentikannya, namun Kaurwaki tak peduli. Devi seakan tersadar dan langsung tersenyum. "Dia seperti Radha yang selalu mengejar kemanapun Krishna pergi. Dia tidak akan pernah bisa meninggalkan Ashoka. Cintanya tidak akan pernah mengizinkannya untuk melakukan itu", guman Devi tersenyum.
Sementara itu Kaurwaki melangkah menyusuri koridor dengan rasa
ingin tahu yang terlihat di wajahnya yang kusut. Dia berjalan agak jauh
dibelakang Ashoka yang berjalan dalam langkah wajar. Ashoka menyadari jika ia
sedang diikuti, dia segera berhenti dan berbalik ke belakang. Namun tidak
melihat siapa pun karena Kaurwaki bersembunyi di balik vas besar. Ashoka sekali
lagi menoleh keliling memastikan tidak ada yang melihatnya di koridor itu.
Ashoka lalu membuka pintu rahasia yang tampak seperti dinding biasa dengan
memutar pasak yang disamarkan dalam bentuk ukiran hiasan dinding koridor di
dekatnya. Setelah memastikan tidak ada orang lain di tempat itu sekali lagi, dia
masuk ke dalam dan menutup pintu kembali dari dalam, sehingga yang tampak hanya
dinding biasa kembali.
Kaurwaki keluar dari persembunyiannya, namun tidak melihat siapa pun lagi di koridor itu. Dia melihat ke arah sekitarnya, namun tidal melihat tanda-tanda Ashoka. "Aneh, Kemana dia hilang secepat itu?", guman Kaurwaki bertanya-tanya dalam keheranan dan kebingungan.
Di dalam ruangan rahasia, Acharya Radhagupta sedang menunjuk
suatu peta atau denah sambil menjelaskan kepada Ashoka tentang medan yang
dibawah kendali orang yang menjadi tangan kanan Gondana yaitu Uttara dan
Dakshina. Dan bagaimana mata-mata Acharya telah bekerja keras menyelidiki
orang-orang itu. "Namun tidak banyak kemajuan yang didapat sejauh ini", kata
Radhagupta lagi.
Ashoka berkata, "Acharya, tidak mungkin bagi Uttara untuk tetap bersembunyi. Naluriku dapat merasakan bahwa ia akan keluar dari persembunyiannya segera".
Acharya menanggapi, "Jangan lupa, gerakan Pangeran Sushima harus kita intai juga".
Nayaka datang ke ruangan itu dan berkata, "Naluri kita benar. Sudshima tampaknya mau pergi malam ini. Aku melihat punggung kudanya penuh dimuati dengan barang-barang mendaki gunung atau bukit".
Ashoka berkata, "Acharya, tampaknya Aku harus bergegas mengejarnya malam ini juga. Aku tidak boleh kehilangan dia kali ini".
Acharya agak kaget, demikian juga Nayaka memandang ke arah Radhagupta.
Acharya Radhagupta berkata, "Ashoka, sangat berbahaya bagi dirimu mengejarnya malam ini. Karena Tantrik dan kekuatan Kali-nya juga tinggal di sana dan kekuatan itu bisa menghancurkan dirimu".
Ashoka menjawab, "Jika demikian, maka ini adalah waktu yang tepat bertemu dengan Tantrik juga. Dan mungkin kali ini kita akan lebih beruntung. Aku yakin tak terkalahkan disaat aku tidak terpengaruh oleh emosi. Aku tidak akan membiarkan urusan kerajaan terlewat dalam membawa keadilan untuk rakyat Pattaliputra. Bahkan kekuatan supranatural Sushima tidak akan punya kesempatan untuk melawan kemauan dan tekad seorang Ashoka!"
Acharya memperingatkan, "Aku ingatkan Ashoka! Jangan sekali-kali Kau menyakiti Sushima. Bahkan jika dia sampai terluka sedikit saja, Samrat akan menghukummu!".
Ashoka berkata, "Tentu saja, Acharya, aku tidak mungkin menentang perintah Samrat, namun apa yang ditakdirkan harus terjadi biarlah terjadi".
Ashoka mencakupkan tangannya bermaksud berpamitan akan pergi. Acharya kaget karena melihat kedua telapak tangan Ashoka yang dicakupkan itu berwarna merah penuh darah.
"Mengapa kedua tanganmu berdarah?", tanya Acharya Radhagupta. Nayaka yang disamping heran mendengar pertanyaan Acharya. Ashoka segera memperlihatkan telapak tangannya yang baik-baik saja dan bersih, tidak ada darah maupun luka. Nayaka yang melihat tangan Ashoka juga merasa biasa saja, tidak ada yang aneh.
"Mungkin Anda butuh istirahat, Acharya", kata Ashoka tersenyum dan pergi dari ruang rahasia itu.
Acharya Radhagupta tegang di tempatnya, Nayaka menjadi ikutan tegang dan bertanya-tanya
"Ada apa Acharya?", tanya Nayaka.
Acharya berkata, "Aku mendapatkan isyarat suatu pembunuhan. Mungkin sebuah nama dari daftar para musuh Ashoka segera akan ditandai". Nayaka yang mendengarnya semakin tegang.
Masih di tempat yang sama di koridor itu, Kaurwaki yang berdiri
disitu menggerutu kesal. "Aku sungguh orang bodoh! Orang bodoh yang mau
menunggunya dan berdiri di sini demi dia! Tidak! Aku telah memutuskan sungguh
tidaklah benar bagiku untuk tinggal di sini lagi! Aku harus pergi!",
gumannya.
Kaurwaki segera berbalik dan melangkah pergi menyusuri koridor, namun sejenak kemudian dia mendengar derit pintu yang terbuka. Kaurwaki segera bersembunyi di belakang vas besar sebelumnya.
Ashoka keluar dari ruang rahasia, dan langsung menutup pintu itu. Dia melihat sekitarnya untuk memastikan tidak ada orang yang melihatnya keluar dari ruang rahasia tersebut. Ashoka segera melangkah pergi, namun suara Acharya terdengar memanggilnya. Acharya Radhagupta rupanya keluar pintu rahasia itu bersama Nayaka.
Acharya bertanya, "Apakah kau telah mengambil keputusan bahwa kau akan pergi sendiri?"
Ashoka menjawab, "Aku telah menunggu ini selama sepuluh tahun terakhir dan sekarang aku ingin pergi menemuinya sendirian".
Kaurwaki yang mendengar percakapan itu dari balik vas, malah mulai dihinggapi prasangka. "Menemuinya sendirian? Ashoka berbicara tentang pertemuannya dengan seorang gadis di tengah malam hanya sendirian?", batin Kaurwaki mulai curiga dan mulai mengintip ke arah tiga orang yang sedang berbicara itu.
Ashoka berkata "Aku akan mendapatkan Ananda (kebahagiaan) penuh malam ini karena tujuan hidupku bisa berhasil!"
Acharya bertanya seolah menggoda, "Apa yang kau maksud itu Ananda (kebahagiaan) atau Anandini?"
Kaurwaki yang mendengar nama Anandini kaget, dan kecurigaan kepada Ashoka malah semakin kental.
Ashoka tidak menjawab pertanyaan Acharya yang menggodanya. "Aku harus pergi sekarang", kata Ashoka segera melangkah menyusuri koridor yang sebenarnya melewati persembunyian Kaurwaki yang menatapnya dengan marah.
Kaurwaki segera keluar dari persembunyiannya begitu Ashoka hilang di belokan koridor. Dia benar-benar marah dan berguman kesal, "Bagus! Kau mau menemui Anandini demi ananda (kebahagiaan)mu malam ini setelah sepukuh tahun? Dan Kau tidak pernah menganggapku begitu penting? Apa yang bisa dilakukan Anandini dan tidak bisa dilakukan oleh Putri Kalingga? Aku tidak akan pergi dan melarikan diri! Malam ini aku akan memutuskan apa yang perlu dilakukan!"
Malam semakin larut, menjelang tengah malam. Sushima yang
menyelubungi badan termasuk kepala dengan pakaian hitam panjang tiba di kandang
kuda. Dia melihat di sekitar kandang itu untuk memastikan tidak ada yang
melihat, lalu mengambil kudanya yang berbulu hitam dan menuntunnya keluar
kandang. Ashoka melihat Sushima dari persembunyiannya segera mengambil satu kuda
putih di kandang itu setelah memastikan Sushima sudah pergi.n Saat dia menuntun
Garuda, kudi putihnya itu dia merasakan ada orang yang tengah mengawasinya.
Kaurwaki yang memata-matai Ashoka dari samping kandang, segera bersembunyi
begitu mengetahui Ashoka melihat ke arahnya. Tindakan Kaurwaki sia-sia, karena
Ashoka sudah melihatnya dan segera melangkah mendekati tempat
persembunyiannya.
"Apa yang kau lakukan di sini? Mengikutiku?", tanya Ashoka.
Kaurwaki yang tergagap berusaha menyangkal, "Aku.. aku hanya heran, kau pergi malam-malam begini".
Ashoka berkata kesal, "Cepat pergi kamarmu sebelum ada yang melihat kita!", Ashoka menunjuk ke suatu arah sambil memastikan tidak ada yang melihat mereka.
Kaurwaki berkata, "Memangnya kau siapa? Kau tidak bisa memutuskan sesuatu untukku"
Ashoka menjawab, "Lakukan saja yang aku perintahkan dan pergi sekarang!". Ashoka segera pergi sambil membawa kudanya. Kaurwaki mengomel ditempatnya, "Dia begitu tidak sabar untuk bertemu pasangan hidupnya. Lihat saja apa yang bisa dilakukan Kaurwaki! Aku akan merusak semua rencananya!".
Kaurwaki segera mengambil seekor kuda dari kandang itu dan bergegas menuntun kudanya mengejar Ashoka.