Sinopsis Ashoka Samrat episode 365 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 365 bag 2  by Kusuma Rasmana. Kaurwaki ikutan melihat keliling dan segera tersadar, dia ingat pernah ke kamar itu saat masih remaja. Kaurwaki berpikir, "Semuanya masih sama. Tapi saat melihat dia, semuanya tampak telah berubah sekarang".
Kaurwaki bukannya meminta maaf, namun tetap memasang wajah cemberut.
Devi dan Witthasoka melihat dari kejauhan di celah pintu. Mereka segera menutup pintu itu dan segera pergi.
Ashoka yang masih memegang dupatta segera memasangkan dupatta pada bahu Kaurwaki.
Namun Kaurwaki masih mengejeknya, "Bagus jika kau ingat tatakrama kepada seorang gadis, karena kau telah memberikan kesan yang sama sekali berbeda di ruang sidang!".
Ashoka berkata, "Aku terkejut melihatmu yang berbohong di ruang sidang dan Kau malah menuduhku?"
Kaurwaki berkata marah "Apa yang salah dalam perilakuku? Mengapa kau tidak memberitahu jika kau adalah Ashoka?"


Ashoka membalas, "Kau juga tidak menceritakan kebenaran tentang identitasmu!"
Kaurwaki meminta dia untuk tidak menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lain.
Ashoka berkata, "Apa perlunya semua ini? Ketika pertanyaan yang kau ajukan tidak berdasar!"
Mereka berdua terus berdebat, saling adu bicara. Saat itulah, mereka mendengar suara Dharma memanggil Ashoka.
Ashoka dan Kaurwaki menjadi panik dan melihat ke arah pintu. "Sebentar Bu, sebentar saja!", kata Ashoka sambil mencari-cari tempat untuk Kaurwaki bersembunyi. Sementara Kaurwaki segera memunguti perhiasannya yang berantakan di kamar itu. Dharma terus memanggil-manggil Ashoka yang membuat Kaurwaki semakin panik mencari tempat untuk bersembunyi dan membuat beberapa barang di kamar itu berantakan. Kaurwaki malah tersandung berputar dan jatuh tepat di pelukan Ashoka yang menahannya. Keduanya saling menatap sesaat walaupun ada rasa canggung.
"Ashoka!", panggilan Dharma membuat keduanya yang saling tatap tersadar. Melihat Dharma membuka pintu dan masuk ruangan itu, Kaurwaki segera bersembunyi di belakang Ashoka.

Ashoka gugup dan tegang melihat ibunya masuk ke ruangan itu. Dharma heran dan mengeluh melihat kamar Ashoka yang berantakan. Ashoka terus berputar menghadap ke arah ibunya sambil melindungi Kaurwaki yang menempel di belakang punggungnya, sehingga Dharma tidak melihat Kaurwaki sama sekali. Sementara Dharma menegur Ashoka atas kelakuannya hari ini di ruang sidang sambil terus bergerak merapikan kamar dan barang yang berantakan di ruangan itu. Kaurwaki senang karena Ashoka dimarahi. Dharma juga mengeluh bagaimana ruangannya tak rapi dan teratur.
"Kau berniat untuk menikah dan tinggal dengan seorang perempuan seperti ini? Dalam kondisi berantakan ini?", kata Dharma. Ashoka hanya nyengir mendengar keluhan ibunya sambil berdiri dan mendekat ke arah tirai. Sementara Dharma masih membereskan dan merapikan kamar Ashoka.
Dharma melangkah mendekat dan bertanya, "Kenapa kau bersikap seperti itu dengannya? Dia adalah gadis yang ideal"
Kaurwaki tersenyum senang mendengar sanjungan itu.
Ashoka menjawab, "Dunia tampaknya baik kepadanya. Aku merasa dia gadis yang aneh dan memiliki mata yang juling!"

Kaurwaki mencubit Ashoka dengan kesal, namun tetap menempelkan tubuhnya.
Ashoka menggeliat kesakitan, "Ma!".
Dharma kaget mendengar teriakan itu, "Ada apa?", tapi Ashoka mengalihkan perhatian.
Dharma berkata, "Kau yang aneh! Kau melihat semua orang dengan keraguan"
Ashoka menyangkal, "Bukan Bu! Aku tidak seperti itu. Gadis itulah yang bertingkah aneh. Mereka mengatakan sesuatu, tapi maksud mereka adalah sesuatu yang lain. Mereka menginginkan sesuatu namun yang diinginkan hal yang lain. Gadis itu penuh kepalsuan".
Kaurwaki yang kesal mencubitnya lagi, namun Ashoka berhasil membalas. "Aduh!", Kaurwaki mengaduh, namun segera menutup mulutnya. Segera Ashoka mengaduh keras, agar ibunya tidak mendengar suara Kaurwaki. Melihat ibunya mendekat, kembali Ashoka memutar badannya tetap menghadap ibunya.
Dharma berkata, "Kau tidak boleh berprasangka apapun kepadanya bahkan tanpa berinteraksi dengannya. Aku dan ayahmu ingin kau membuat pilihan yang sah dan keputusanmu tidak boleh tertutup oleh kemarahan dan ego yang tak penting". Ashoka manggut-manggut mendengar nasihat ibunya yang segera pergi dari ruangan itu.

Sementara Kaurwaki senang dengan ucapan Dharma yang seakan membelanya. Ashoka memandang ke arah pintu memastikan Dharma sudah pergi. Kaurwaki yang masih kesal kepada Ashoka segera mendorongnya.
Kaurwaki bertanya, "Kau dengar tadi! Kapan aku berbohong kepadamu?"
Ashoka berkata ketus, "Kau baru saja aku selamatkan dari ibuku dan bukannya berterima kasih, kau malah mengajakku bertengkar lagi!".
Kaurwaki tak mau kalah, "Kau memang lelaki kejam, licik, tak punya perasaan!". Kaurwaki bermaksud pergi dari kamar itu.
Namun Ashoka yang marah segera menarik tangan Kaurwaki, yang membuatnya terdorong ke arah Ashoka yang segera memegangnya sengan erat.
"Jika aku licik tak berperasaan, maka kau bukanlah apa-apa!", kata Ashoka. Kedekatan mereka malah membuat keduanya saling berpandangan lagi. Ashoka dan Kaurwaki akhirnya menyadari kedekatan fisik mereka saat mendengar langkah kaki dari luar. Keduanya pun segera saling menjauh.

Devi datang bersama Witthasoka ke ruangan itu, Devi berkata, "Maafkan kami, Putri, ada kesalahan dalam pembagian ruangan".
Kaurwaki menjawab, namun tetap menatap ke arah Ashoka. "Ya, kesalahan yang telah menciptakan badai!"
Kaurwaki lalu pergi keluar ruangan itu, Devi segera mengejarnya.
Witthasoka tersenyum melihat Ashoka yang tersenyum. Witthasoka bertanya, "Apa yang Bhaiya lihat?"
Ashoka hanya tersenyum nyengir tidak menjawab pertanyaan adiknya.
Di luar kamar, Devi mengejar Kaurwaki yang melangkah bergegas, Devi mencoba menyuruhnya berhenti, namun Kaurwaki tidak peduli dan terus melangkah. Devi berguman, "Pertengkaran ini juga akan menyebabkan cinta. Ini selangkah lebih maju menuju puncak dari kisah cinta mereka. Dan saat bertengkar lagi, mereka akan kembali jatuh cinta". Devi tersenyum sambil terus mengikuti langkah Kaurwaki.

Sushima sedang melangkah menyusuri koridor istana. Dia berhenti tepat di depan ruangan Putri Chanda yang sedang mencoba menyalakan diya yang tempatnya cukup tinggi sehingga dia memakai tumpuan bangku. Kaki Chanda terpeleset karena berusaha menjangkau tempat diya. Sushima bergegas ke arah Putri Chanda yang hampir jatuh dari bangku dan dia menangkap tubuh Chanda tepat waktu. Keduanya pun saling bertatapan romantis. Sushima tersenyum menatapnya, begitu pula Chanda membalas dengan senyumannya.
Saat tersadar, Sushima segera melepaskan pegangan dan membantu dia berdiri.
Sushima berkata, "Kau sebaiknya tidak melakukan sesuatu yang sulit. Kau bisa saja minta bantuan para pelayan saat ingin menyalakan diya".
Chanda menjawab, "Aku biasa melakukan sendiri, aku tidak suka merepotkan orang lain".
"Terima kasih telah menolongku", kata Chanda lagi.
Sushima hanya mengangguk, kemudian permisi pergi dari kamar itu.
"Sebentar", kata Chanda menghentikannya. Sushima segera berbalik.
Chanda berkata, "Aku ingin menghadiahkan sesuatu kepadamu". Sushima hanya mengangguk. Chanda mengambil gulungan kain atau pakaian bagus dari dalam peti barangnya.

"Ini adalah pakaian buatan sendiri, ibuku ingin aku memberikan itu kepadamu di depan semua orang. Mohon Anda menerima pemberian kami ini", kata Chanda memberikan kain bersulam perak yang digulung itu. Sushima menerima pakaian itu dengan senang hati. Dia segera mengulurkan tangan mengambil gulungan kain itu, tangan mereka pun saling bersentuhan. Keduanya sejenak saling menatap karena merasakan sesuatu yang merambat ditangan mereka. Sushima segera mengambil kain itu dari tangan Chanda, yang terus menatap Sushima dengan senyumnya.
Sushima berkata, "Aku ingin takdirku untuk bersamamu dan aku merasa sangat gembira setelah mendapatkan ini darimu".
Chanda hanya menjawab dengan tersenyum. Sushima yang masih menatapnya segera pergi. Sementara Chanda yang tersenyum tersipu malu pada dirinya sendiri.
Di ruangan yang disediakan untuknya, Kaurwaki mengemas barang-barangnya dengan perasaan marah dan kesal. Barang-barang yang dibereskan itu dimasukan ke dalam peti tempat barang. Tampaknya Kaurwaki akan pergi dari istana Pattaliputra.
Devi yang berdiri di ruangan itu mencoba untuk meyakinkan Kaurwaki. "Ini hanya salam paham, Putri", kata Devi.

Kaurwaki berkata, "Ya! Memang seperti itu! Dia memang pemilih dalam hal mengingat dari kenangan masa lalu di Pattaliputra. Dan Aku.. aku adalah kenangan yang mudah dia lupakan dari ingatannya".
Devi beralasan, "Dia tidak mengenal Anda, makanya dia sampai mempermalukan Anda di depan semua orang".
Kaurwaki bertanya, "Apakah yang dia lakukan benar dalam memperlakukanku seperti itu?". Devi hanya diam.
Kaurwaki terus mengomel dan bertekad akan pergi dari tempat itu.
Devi bertanya, "Bagaimana Anda akan jauh darinya? Bagaimana Anda akan bertahan?"
Kaurwaki terkejut dan tiba-tiba menyadari itu, dia terduduk lemas di lantai beralaskan permadani. "Kau tidak mengerti apa yang harus aku lalui jika jauh dari Ashoka. Tapi perilakunya di ruang sidang seakan membunuhku dan itu membuatku tidak tahan!", kata Kaurwaki dengan sedih.

Devi mendekati Kaurwaki dan menyentuh pundaknya. Devi bertanya, "Apakah Anda pernah berpikir mengapa dia melakukan hal ini? Pasti ada beberapa alasan!".
Kaurwaki berkata, "Memang mungkin ada beberapa alasan di balik perilakunya, tapi aku tidak bisa tinggal di sini dan mencoba untuk memecahkan teka-teki ini selamanya".
Kaurwaki segera berdiri kembali membereskan barangnya dan menutup peti itu. Dia berkata penuh semangat, "Jika Ashoka tidak memahami sesuatu apapun atau perasaanku, dan dia berpikir bahwa aku akan tetap tinggal di sekelilingnya maka dia sungguh tidak mengenalku. Seperti dia yang seorang pangeran, maka aku juga seorang putri. Dan sekali aku bertekad dalam menentukan sesuatu, Aku akan mengejarnya. Dan saat aku melangkah menjauh dari hidupnya, aku tidak akan melihat ke belakang dan berbalik, sebelum aku jauh dan lebih jauh lagi dari Ashoka". Kaurwaki berkata dengan semangat berapi-api, sedangkan Devi hanya tegang mendengar ucapan Kaurwaki.


CUPLIKAN : Ashoka berkata di depan Acharya Radhagupta, "Aku tidak akan membiarkan urusan negara terlewat dalam membawa keadilan untuk rakyat Pattaliputra. Bahkan kekuatan supranatural Sushima tidak akan punya kesempatan untuk melawan kemauan dan tekadku!". Orang-orang istana semua terkejut, mereka keluar menuju halaman luar istana. Mereka melihat tubuh seseorang yang berkepala botak dan wajahnya penuh rajah tergantung pada palang kayu dan bekas jeratan tali pada lehernya. Semuanya ketakutan dan merasa ngeri, termasuk Charumitra dan Mahamatya, sememtara Sushima terperanjat melihat mayat itu dan mengenali itu adalah tubuh Tantrik, mentor yang memberikan kekuatan tantra kepadanya.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top