Sinopsis Ashoka Samrat episode 286 bag 2 by Kusuma
Rasmana. Kaurwaki ingin tahu siapa orang yang
dimaksud, dia mencoba merebut surat itu, namun Ashoka tak membiarkannya.
Kaurwaki terus mencobanya, hingga sempat terluka karenanya, namun dia tidak
peduli. Kaurwaki membaca surat itu, yang ditujukan kepada Drupada. Kaurwaki
melepaskannya. Ashoka berterima kasih kepada Drupada karena sudah memberikan
hormat dan cinta begitu tinggi. z'Aku seperti kehabisan kata-kata, sehingga aku
menulis surat kepadamu. Simpanlah sebagai kenanganku" demikian isi surat itu.
Ashoka bertanya kepada Kaurwaki pendapatnya tentang isi surat itu. Kaurwaki
hanya tersenyum dan keluar dari kamar itu. Ashoka mengambil sebuah gelang yang
patah yang menyita perhatiannya.
Sushima meminta agar ibunya melakukan sesuatu. Mendengar itu,
Charumitra menghunus pedang yang sedang dipegang oleh Sushima. Dengan mengangkat
pedang didepan mukanya dia bersumpah akan membunuh Ashoka, Dharma dan juga
Bindushara bila perlu. "Hanya itulah pemecahannya!", kata Charumitra. Sushima
segera menurunkan pedang yang diangkat itu dan menenangkan ibunya."Apakah ibu
tahu akibatnya? Kita akan dibunuh seperti ibu Noor. Ini bukan waktunya
bertindak
emosional. Kita haru berpikir secara praktisnya", kata Sushima. Charumitra berkata,"mengapa kau tidak mengerti juga? Kau juga terus mengganggu ketenanganku. Kemarahanmu, kau selalu menentangku setiap saat, membuat aku lemah. Kau harus memastikan bahwa penobatanmu selesai hanya pada hari ini. Agar apa yang dikatakan oleh Drupada dan Subhrasi tidak terjadi. Samrat tidak boleh sampai mengumumkan Ashoka sebagai pewaris tahta".
Siamak berkata kepada Helena bahwa situasi ini semakin tidak
menguntungkan bila Ashoka dijadikan calon raja Magadha berikutnya. "Rani Dharma
bagaimanapun sedang menyelidiki kematian Acharya Chanakya. Bila dia sampai
memberi petunjuk itu kepada Ashoka, maka permainan kita akan habis".
Helena membaca surat yang diterimanya dari ayahnya yang isinya ayahnya sedang sakit. "Aku akan sangat menyesal kalau aku tidak sempat melihat cucu buyutku duduk diatas tahta Magadha. Aku telah mengirimkan dia sebuah hadiah", demikian isi surat dari Seulukos Nikator, ayah Helena.
Helena minta Siamak agar membuka hadiah yang dimaksud, namun Siamak terus berbicara tentang kekawatiran situasi saat ini. Sekali lagi Helen minta Siamak agar membuka kotak hadiah itu. Siamak lalu membukanya, isinya ada beberapa busur panah dalam kotak itu. Siamak bingung dengan maksud hadiah itu, namun Helena sangat memahami maksud ayahnya."Cukup rasa hormatnya, tembakkan panahnya sekarang!", katanya.
Dalam ruang sidang istana, hampir semua orang sudah hadir.
Kaurwaki menunggu kedatangan Ashoka. Ashoka sedang dalam perjalanan ketika
Radhagupta menemuinya.
"Kau akan kemana?", tanya Radhagupta. "Aku akan menuju ruang sidang", kata Ashoka. Radhagupta yang mengetahui bahwa akan ada penyambutan atas kemenangan Ashoka di Takhsashila pada hari ini, segera minta Ashoka untuk meminta restu kepada Acharya Chanakya lebih dulu dengan mengunjungi ruangannya. Ashoka mengangguk menyetujuinya.
Di ruang sidang, Raja Bindushara juga sudah hadir disitu. Semua orang menunggu kehadiran Ashoka, namun Sushima yang tidak sabar sebenarnya tidak ingin ada penundaan karena masih menunggu Ashoka. "Aku akan dapatkan yang aku inginkan!", guman Sushima. Sinopsis Ashoka smarat episode 287
CUPLIKAN : Sushima menentang keputusan ayahnya, namun
Bindushara menegaskan bahwa hanya Ashoka yang layak menjadi putra mahkota. Dia
telah membuktikan mandat yang aku diberikan". Sushima dengan marah bertanya
kepada ayahnya,
"bagaimana seorang Dasiputra (anak pelayan) bisa duduk diatas tahta Magadha?". Bindushara yang marah menampar Sushima di ruang sidang, membuat Charumitra dan hadirin yang lain terkejut. Ashoka tampak marah atas hinaan itu.
"bagaimana seorang Dasiputra (anak pelayan) bisa duduk diatas tahta Magadha?". Bindushara yang marah menampar Sushima di ruang sidang, membuat Charumitra dan hadirin yang lain terkejut. Ashoka tampak marah atas hinaan itu.