Sinopsis Ashoka Samrat episode 352 by Kusuma
Rasmana. Dalam sebuah gubuk sederhana, Ashoka yang sedang makan
mendengar suara ketukan pintu. Ashoka segera berdiri dan membuka pintu itu. Dia
kaget melihat Sushima berdiri di depan pintu bersama beberapa prajurit dan
pelayan pria. Sushima dan Ashoka saling menatap satu sama lain. Melihat Ashoka
yang hanya diam memandangnya, Sushima berkata, "Apakah kau hanya akan
membiarkanku berdiri di sini atau mengajakku ke dalam, Adikku?"
Ashoka yang tetap diam, hanya menepikan tubuhnya ke samping. Sushima masuk ke dalam gubuk dan melihat-lihat isi ruangan itu. Matanya terpaku pada piring makanan, mangkok dan gelas diatas dipan. Dia berdecak mengejek dan bertolak pinggang
Ashoka yang tetap diam, hanya menepikan tubuhnya ke samping. Sushima masuk ke dalam gubuk dan melihat-lihat isi ruangan itu. Matanya terpaku pada piring makanan, mangkok dan gelas diatas dipan. Dia berdecak mengejek dan bertolak pinggang
"Siapa menyangka adikku, yang seorang Mahayudha (ksatria hebat), pewaris tahta Magadha, penjaga pedang Chandaragupta Maurya harus menikmati makanan sederhana ini suatu hari! Namun orang yang tidak berguna memang akan hidup seperti orang biasa", kata Sushima.
Ashoka berkata, "Katakan sebenarnya apa yang kauinginkan, jangan bertele-tele".
Sushima menghargai pertanyaannya, "Kau masih suka saja berbicara langsung pada intinya". Sushima melangkah mendekati Ashoka dan bertepuk tangan dua kali sebagai isyarat. Seketika empat pelayan masuk ke dalam gubuk itu membawa beberapa nampan makanan. Ashoka menoleh sekilas ke arah pelayan.
"Aku membawa makanan yang lebih bergizi ini untukmu sehingga kau dapat berdiri di hadapanku walau hanya sementara waktu di atas arena pertarungan besok. Aku tidak akan menikmatinya jika penantianku selama 10 tahun akan berakhir dalam beberapa menit saja. Aku ingin menikmati saat-saat membunuhmu. Jika tidak, kehausanku tidak akan terpuaskan. Aku ingin membunuhmu tapi aku ingin menikmatinya", kata Sushima.
Ashoka berkata, "Inilan yang menjadi masalahmu selalu. Kau
membuang tenagamu pada hal-hal yang tidak berguna sama sekali"
Sushima menyarankan Ashoka agar menyantap makanan yang ia bawakan. "Ini akan memberimu energi. Aku tahu bahwa kau menyukai makanan yang dibuat dengan susu dan sayuran", kata Sushima membuka satu persatu penutup nampan makanan yang masih dipegang para pelayan pria itu.
"Aku telah membawa semua ini untukmu. Ini akan membuatmu sangat agresif besok di arena. Semua ini sangat diperlukan bagimu", kata Sushima memberi isyarat para pelayan. Para pelayan menaruh semua nampan makanan di atas dipan dan langsung pergi setelah itu.
Ashoka melangkah mendekati Sushima, dia berdiri sangat dekat
seakan mengadu wibawa melawan Sushima. "Jadi kau datang untuk memberi makan pada
Kala (dewa maut)-mu? Mudah dimengerti jika seseorang membuat kesalahan sekali.
Tapi akan disebut bodoh jika dia mengulangi kesalahan itu lagi dan lagi. Kau
masih memakai cara yang sama dari dulu. Kesalahanmu adalah menganggap musuhmu
lemah. Aku akan menghormati makanan ini kalau memang itu yang kau inginkan. Aku
pasti akan menyantapnya!", kata Ashoka pelan, namun mampu membuat Sushima
menahan marah.
Ashoka pergi dari hadapan Sushima, dia duduk diatas dipan dan duduk bersila menghadap nampan makanana. Dia mulai menata hidangan di piring dan melakukan doa dulu sebelum mulai makan. Ashoka mulai makan, menikmati hidangan itu satu persatu, sementara Sushima hanya sibuk memperhatikannya. Setelah meneguk air, Ashoka bersendawa sebagai tanda perutnya sudah kenyang dan selesai makan.
Ashoka pergi dari hadapan Sushima, dia duduk diatas dipan dan duduk bersila menghadap nampan makanana. Dia mulai menata hidangan di piring dan melakukan doa dulu sebelum mulai makan. Ashoka mulai makan, menikmati hidangan itu satu persatu, sementara Sushima hanya sibuk memperhatikannya. Setelah meneguk air, Ashoka bersendawa sebagai tanda perutnya sudah kenyang dan selesai makan.
Sushima berkata, "Kau tadi berdoa sebelum makan. Berdoalah lagi kepada Tuhan agar kau dapat bertahan di hadapan kakakmu ini, besok. Jangan khawatir jika kau tidak bisa tidur malam ini karena tertekan, besok aku akan membuatmu tidur untuk selama-lamanya. Besok kau akan berhadapan dengan seorang Shakti (kuat, berdaya) besok dimana kau tidak akan mampu bertahan!"
Ashoka bangkit dari duduknya sambil membersihkan tangannya, kembali dia mendekati Sushima. Ashoka menjawab,"Shakti (kekuatan) tidak ada di dalam tubuh tetapi di dalam hati dan tekad. Motomu tidak ada apa-apanya dihadapanku. Kau hanya menunjukkan kelemahan di sini". Sushima hanya diam mendengar ucapan Ashoka.
Di tenda peristirahatan rombongan Raja Kalingga, Kaurwaki
bermaksud pergi dari rombongan itu dengan berpakaian pelayan dan memakai dupatta
(kerudung). Sedangkan Bela memakai pakaian Kaurwaki dan berpenampilan seorang
putri akan menggantikan dia tinggal di tenda Kaurwaki.
Kaurwaki bertanya, "Aku akan pergi jauh dari sini, tapi bagaimana denganmu? Ayah dan ibuku akan marah besar bila mengetahui semua ini".
Kaurwaki bertanya, "Aku akan pergi jauh dari sini, tapi bagaimana denganmu? Ayah dan ibuku akan marah besar bila mengetahui semua ini".
Bela menjawab, "Kita sering melakukan ini sebelumnya di masa lalu, jangan khawatir, Putri".
Kaurwaki berkata dengan sedih, "Ayah memaafkan kita di masa lalu karena kita masih anak-anak dan ibu juga membuatnya mengerti. Tapi sekarang, Ayahanda raja bisa melakukan banyak hal untuk menentangku. Dia juga dapat membahayakan hidupmu"
Bela menyarankan Kaurwaki untuk tidak mengkhawatirkan dia. "Aku akan pergi jauh segera begitu aku mendapatkan kesempatan", kata Bela lagi.
Kaurwaki memeluknya Bela, dan berkata pelan, "Aku merasa ada sesuatu yang salah"
Bela memintanya untuk tidak berpikir seperti itu lagi. "Akhiri penantian selama 10 tahun itu, Putri!", kata Bela. "Pergilah, Tuan Putri!", kata Bela. Kaurwaki melangkah pergi keluar dari tendanya, Bela memandangnya dengan perasaan sedih dan berat hati.
Malam yang sama, di Rajagira, di dalam rumah Dharma. Dharma
sedang menyuapi Witashoka makanan saat mereka mendengar ketukan di pintu. Dharma
heran siapa yang bertamu malam-malam. Dharma membuka pintu dan terkejut melihat
Nayaka datang malam-malam. Nayaka segera memberi salam dengan menganggukan
kepalanya
"Anda, Nayaka? Ada apa kemari?", tanya Dharma.
Nayaka menjawab, "Dewi, Pangeran Ashoka...
"Pangeran Ashoka? Apa yang terjadi dengan Ashoka-ku?", tanya Dharma khawatir
Nayaka menjelaskan, "Kompetisi gulat di Nalanda yang diikuti Ashoka akan membawa dia berhadapan melawan Sushima di putaran terakhir".
Dharma kaget mendengar penjelasan Nayaka."Sushima?!", guman Dharma teringat lagi kejadian di istana 10 tahun yang lalu.
Nayaka menambahkan, "Tidak ada yang dapat menghentikan hal ini terjadi kecuali dirimu. Anda harus ikut bersamaku ke Nalanda!"
Witashoka muncul dibelakang ibunya dan bertanya, "Apa yang terjadi, Bu?"
Dharma tidak sempat menjelaskan kepada Witashoka. Tanpa persiapan apapun, malam itu juga Dharma dan Witashoka pergi bersama Nayaka dengan mengendarai kereta yang ditarik 2 ekor sapi menuju tempat pertarungan di Nalanda. Nayaka yang duduk sebagai kusir kereta segera memacu lari kereta itu. Nayaka berpikir, "Maafkan aku, Rani Dharma. Kami tidak punya pilihan lain selain dirimu untuk memenuhi impian persatuan India dan menghentikan pertarungan Ashoka".
Dharma berkata, "Kita harus sampai di Nalanda sebelum matahari terbit. Akan menjadi masalah besar jika Ashoka dan Sushima saling berhadapan!". Nayaka mengangguk mendengar ucapan Dharma.
Di tenda peristirahatan rombongan Raja Kalingga, Kaurwaki yang
berpakaian pelayan telah menutupi wajahnya dengan dupatta. Dia melangkah keluar
dari tendanya ketika Jagannatha menyuruhnya berhenti. "Mau kemana kau pergi
malam-malam begini? Bagaimana dengan Putri Kaurwaki?", tanya Jagannatha yang
mengira gadis itu adalah Bela.