Sinopsis Ashoka Samrat episode 350 by Kusuma
Rasmana. Di suatu tempat, di bagian lain bangunan tempat kompetisi
gulat, di Nalanda, Ashoka bertemu dengan Acharya peramal dan pemberi-selamatnya,
Acharya Radhagupta dan Panglima Nayaka.
Ashoka sangat marah kepada ketiga tetua yang ditemui itu. "Kalian merencanakan arah dan jalan hidupku. Bagaimana bisa kalian melakukan itu? Kalian pikir aku tidak akan mengetahui semua itu? Acharya ini menyebut dirinya sebagai pemberi-selamatku, dia tidak khawatir kepadaku tapi kepada orang lain. Kau pasti mengikuti perintah Acharya Radhagupta!", kata Ashoka dengan kesal.
Acharya Pemberi-selamat berkata, "Pangeran, Aku melakukannya hanya untukmu".
Ashoka sangat marah kepada ketiga tetua yang ditemui itu. "Kalian merencanakan arah dan jalan hidupku. Bagaimana bisa kalian melakukan itu? Kalian pikir aku tidak akan mengetahui semua itu? Acharya ini menyebut dirinya sebagai pemberi-selamatku, dia tidak khawatir kepadaku tapi kepada orang lain. Kau pasti mengikuti perintah Acharya Radhagupta!", kata Ashoka dengan kesal.
Acharya Pemberi-selamat berkata, "Pangeran, Aku melakukannya hanya untukmu".
Ashoka berkata marah "Demi Aku! Semua itu bukan untukku jika kalian bersekongkol di belakangku. Acharya Radhagupta, Anda tahu dengan baik betapa aku benci persengkongkolan dan suatu rencana. Tidakkah Anda berpikir apa yang akan aku rasakan setelah aku mengetahui kebenaran? Aku tidak bisa membedakan antara Anda dan musuhku setelah apa yang telah Anda lakukan kepadaku!".
Acharya Radhagupta berkata, "Sudah menjadi tugas utamaku menyelamatkanmu dari musuh-musuhmu. Aku harus melakukannya, Ashoka".
Ashoka mengoreksi ucapan Radhagupta, "Aku bukan Ashoka, Acharya! Hanya Chanda, Ashoka sudah lama mati!"
Nayaka dan Acharya Radhagupta mencoba untuk membuatnya
mengerti. "Aku harus melakukan sesuatu untuk membawamu kemari karena kau tidak
bisa pergi ke Pattaliputra. Rani Dharma tidak boleh tahu tentang hal itu.
Mata-mata Magadha sedang mencarimu di mana-mana. Kondisi Pattaliputra sedang
memburuk sekarang...",belum selesai Ucapan Radhagupta, Ashoka menukas, "Aku
tidak tertarik pada Pattaliputra atau Magadha. Aku hanya melihat dan berpikir
tentang empat orang itu setiap kali aku memikirkan Pattaliputra yang menyakiti
Guruku, ibuku dan adikku. Aku tidak akan bisa tenang dan damai selama aku belum
menghukum mereka!". Ashoka menuding Acharya Radhagupta.
Di ruang peristirahatan keluarga kerajaan, Sushima sedang
berbicara dengan ayahnya. Sushima berkata, "Aku akan tenang setelah aku
menghukum orang itu. Ini bukan hanya karena dirimu, Ayah, tetapi karena rasa
tidak hormatnya kepada keturunan Maurya dan kekuasaan Magadha!".
Bindushara beralasan, "Aku sendiri bisa melakukannya saat itu juga. Aku bisa menghukum dia karena tidak menghargaiku dan karena menolak untuk melakukan seperti yang diperintahkan tapi aku harus mengubah keputusanku melihat reaksi orang yang hadir di sana. Aku belum melupakannya, wajah pemuda itu terus membekas di depan mataku bahkan sekarang. Aku merasa bahwa aku mengenalnya"
Bindushara beralasan, "Aku sendiri bisa melakukannya saat itu juga. Aku bisa menghukum dia karena tidak menghargaiku dan karena menolak untuk melakukan seperti yang diperintahkan tapi aku harus mengubah keputusanku melihat reaksi orang yang hadir di sana. Aku belum melupakannya, wajah pemuda itu terus membekas di depan mataku bahkan sekarang. Aku merasa bahwa aku mengenalnya"
Sushima terkejut atas ucapan ayahnya,"Apa maksud ayah?", tanyanya seakan tidak mengerti. Bindushara menjawab, "Kau tidak akan mengerti"
Sushima berkata, "Dengan respon ayah seperti itu, artinya siapa saja bisa tidak hormat bahkan melawan Samrat Magadha. Aku tidak bisa menerimanya, Ayah. Anda mungkin sudah pasrah dengan niat untuk tidak menghukum orang itu, tapi aku tidak akan! Aku akan menghukum dia dengan tanganku sendiri. Dia harus mati!"
Bindushara menanggapi, "Kau benar-benar belum dewasa kalau berani melakukan itu. Mungkin inilah yang menghambatmu menjadi seorang raja. Kau tidak akan berpikir seperti ini jika kau punya kualitas seperti seorang raja. Kau hanya berbicara tentang hukuman mati apapun yang terjadi, bahkan walau situasinya mendukung atau tidak. Apakah Kau tidak punya pilihan lain selain ini? Tidak!".
Sushima hanya diam mendengar kata-kata Samrat, namun hatinya sangat marah.
Bindushara melanjutkan, "Sushima, hari ini Kau membuktikan lagi
bahwa kau kurang pantas untuk menjadi seorang raja! Kau tidak memiliki belas
kasihan atau kesabaran maupun pemikiran yang diperlukan untuk menjadi penerusku.
Kau tidak akan melakukan sesuatu apapun kepada pemuda itu!".
Sushima menjawab tegas, "Aku tetap akan menghukum Chanda! Anda mengijinkan atau tidak, itu tidak akan mengubah apapun!".
Bindushara marah dan menampar pipi Sushima hingga mengaduh dan memegang pipi kanannya.
"Ingat bahwa aku bukan hanya ayahmu tapi Samrat Magadha juga. Aku memiliki hak untuk mengambil keputusan. Aku akan memutuskan apa yang akan terjadi, kapan dan bagaimana. Jika kau mencoba untuk melawanku maka aku akan menganggapnya sebagai pemberontakan melawan Samrat dan kekuasaan Magadha. Aku telah menghukum seorang putraku. Jangan sampai membuat Aku tidak akan berpikir lagi untuk menghukum putra lain juga. Pikirkan itu dalam kepalamu!", kata Bindushara lalu melangkah pergi.
Sushima menatap kepergian ayahnya, dia terlihat marah, "Aku tidak akan mengampuninya!".
Di tempat pertemuan Ashoka dengan ketiga tetuanya itu,
"Waktunya telah tiba!", kata Ashoka memutar badannya bermaksud pergi. Acharya
Radhagupta bertanya, "Apa yang akan kau lakukan? Ini bukan waktu yang
tepat".
Ashoka berkata, "Tidak ada waktu yang tepat untuk apa pun. Aku yang menentukan pikiranku. Ini adalah waktu yang tepat untuk menghukum Sushima!"
Acharya Radhagupta melangkah mendekati Ashoka, dia berkata memperingatkan Ashoka. "Kau hanya akan mengulangi kesalahan yang kau lakukan 10 tahun yang lalu. Kau tidak bisa mengendalikan kemarahanmu saat itu. Kau tidak akan mampu memenuhi impian Acharya Chanakya tentang persatuan India dengan cara ini", kata Radhagupta.
Ashoka berkata, "Tidak ada waktu yang tepat untuk apa pun. Aku yang menentukan pikiranku. Ini adalah waktu yang tepat untuk menghukum Sushima!"
Acharya Radhagupta melangkah mendekati Ashoka, dia berkata memperingatkan Ashoka. "Kau hanya akan mengulangi kesalahan yang kau lakukan 10 tahun yang lalu. Kau tidak bisa mengendalikan kemarahanmu saat itu. Kau tidak akan mampu memenuhi impian Acharya Chanakya tentang persatuan India dengan cara ini", kata Radhagupta.
Ashoka beralasan, "Tanah yang akan ditabur benih maka harus dibersihkan lebih dahulu dari tumbuhan dan hama pengganggu. Aku hanya akan melakukan itu, Acharya. Tidak ada yang bisa menghentikanku sekarang, bahkan Anda sekalipun!". Ashoka bergegas pergi. Meninggalkan Acharya Radhagupta, Acharya peramal dan Nayaka yang memandang kepergiannya.
Di ruang pesanggrahan keluarga kerajaan, Mahamatya menemui
Sushima yang marah karena ucapan ayahnya. Mahamatya meminta Sushima tetap tenang
dan menahan kemarahannya. "Samrat sedang marah dan kesal dari kejadian itu. Kau
seharusnya tidak mencoba untuk memperburuk keadaan".
Sushima berkata marah "Dan kau akan mencoba menghentikanku?"
Mahamatya menjawab, "Tentu tidak, Pangeran".
Sushima berkata marah "Dan kau akan mencoba menghentikanku?"
Mahamatya menjawab, "Tentu tidak, Pangeran".
"Dan Kau berani mengajarkan aku?", kata Sushim makin marah. Dia mencengkeram leher Mahamatya hingga megap-megap karena kesulitan bernafas.
"Tidak, Pangeran, mana mungkin aku berani", kata Mahamatya ketakutan. Sushima melepaskan cengkeramannya dan berujar, "Aku akan mengakhiri permainan malam ini juga! Sebelum ayahku yang tua itu tahu bahwa Chanda adalah Ashoka, aku akan membunuhnya!". Sushima menendang meja yang ada didepannya, Mahamtya hanya diam ketakutan.
Di penginapannya di Rajagira, Kaurwaki dan rombongan akan
meneruskan perjalanannya menuju Nalanda. Prajurit pengawal dan kusir pedatinya
sudah menunggu dibawah.
"Apakah sudah disiapkan semua?", tanya Kaurwaki kepada prajurit. Prajurit mengangguk. "Bela dimana?", tanya Kaurwaki yang tidak melihat Bela. Prajurit menyanggupi akan mencari Bela, namun Kaurwaki minta prajurit tetap ditempatnya. Kaurwaki segera naik ke lantai atas untuk mencari Bela. Di dalam kamar, Kaurwaki minta Bela segera bersiap karena harus segera berangkat menyusul Ashoka ke Nalanda. Bela menjawab akan segera bersiap, namun dia minta Kaurwaki untuk mencicipi dadih yang sedang dibawanya. Kaurwaki pun mencoba makan dadih itu yang disuapi oleh Bela dengan sehelai daun. Setelah makan dadih itu sesuap, Kaurwaki merasakan kepalanya pusing dan berat, matanya berkunang-kunang, lalu kesadarannya hilang dan dia jatuh di lantai kamar itu. Bela hanya mundur selangkah dan ketakutan melihat Kaurwaki yang jatuh terkulai.
Jagannath keluar dari balik tirai pilar dan mendekati putrinya. Dia memuji yang dilakukan Bela.
"Saat dia sadar, Kaurwaki akan menemukan dirinya di kamarnya. Dia akan semakin jauh dari Ashoka, sangat jauh!", kata Jagannatha.