Sinopsis Ashoka Samrat Mahaepisode 270 bag 5 by
Kusuma
Rasmana. Khasi melihat Kaurwaki dengan
sumringah, dia mendekati Kaurwaki dengan rasa berkecamuk dalam hatinya.
Sementara Kaurwaki yang ketakutan sambil memegang lengan Nayaka meminta agar
menyelamatkannya ketika seorang laki-lagi mulai menarik tangannya berusaha
membawanya pergi.
Dia terus memohon kepada Nayaka,"seandainya yang ditempatku ini putrimu sendiri, kau pasti tidak akan membiarkannya! Mohon tolonglah aku..."
Namun Nayaka hanya diam dengan gejolak perasaan yang tidak berdaya untuk melakukan apa pun, hingga Kaurwaki dibawa pergi dari ruangan itu.
Di istana Pattaliputra, Magadha... dalam ruangan pribadinya
Rani Charumitra tengah melakukan ritual ilmu hitam atau sihir. Dia tertawa
karena merasa berhasil mengubah 2 batang besi biasa menjadi tampak mengkilap
kuning seperti emas. Namun dia kaget saat seseorang datang mengganggu ritualnya
dengan menyiramkan air sehingga 2 batang emas itu kembali manjadi besi
biasa.
Charumitra marah kepada orang itu yang ternyata Sushima, "Kau? Apa yang kau lakukan? Ibu sedang mencoba mengubah besi menjadi emas!".
Sushima menjawab, "Dewa Brahma telah memberi kutukan, siapa pun orang yang berusaha mengubah besi menjadi emas, maka dia harus menjadi pertapa perminta-minta saat itu juga!".
Charumitra mencoba memahami tindakan putranya itu, dia meminta Sushima langsung kepada inti dari maksudnya itu. Sushima dengan kemarahan meluap menjelaskan," Dia sekali lagi bisa membodohi kita, Ibu! Dia telah mengalahkan kita lagi!"
Charumitra kaget atas penjelasan itu, "Tidak... itu tidak mungkin, dia telah mati..," kata Rani Charumitra.
Mendengar itu Sushima bertambah kesal,"Pergilah ke Taksashila dan lihat sendiri! Setiap anak-anak dan warga disana menyerukan Jay Janani (hidup ibu pertiwi). Sangat mungkin dia akan bisa mengalahkan Kichaka tak lama lagi. Jika dia kembali setelah menyelesaikan tugasnya maka tak satu pun dari kita yang akan hidup!".
Sementara di biara Wiswawidyalaya, orang-orang tengah
mencemaskan nasib Ashoka, di sebuah kuil, Ratu Dharma yang diliputi rasa cemat
dan resah sedang berbicara dihadapan Lingga Shiwa. "Hamba seorang ibu, Hamba
tidak yakin apakah dia dalam kesulitan besar atau tidak. Hamba tahu, Anda telah
merencanakan jalan hidup baginya. Akan banyak rintangan dalam perjalanannya.
Hamba tidak meminta Anda mengakhiri rintangan itu semua, hamba hanya berharap
Anda menganugrahkan dia kekuatan yang menuntun dia mengatasi semua rintangan
itu".
Sementara itu diluar kuil, Acharya Dewaratha yang baru tiba bertanya kepada pelayan Ratu Dharma yang berada disitu. Dia bermaksud mencari perempuan yang bernama Dharma, perempuan itu sedang hamil dan bisa mengobati orang.
"Tidak, aku tidak tahu perempuan yang tuan cari", kata pelayan itu berbohong dan berpura-pura tidak mengetahui perempuan yang dimaksud Acharya.
Acharya Dewaratha bermaksud pergi namun telinganya menangkap lantunan puja mantra Shiwa oleh seorang perempuan dari arah kuil. Acharya memperhatikannya dan masuk kedalam kuil, perempuan yang baru selesai berdoa itu sadar ada seorang pertapa atau Acharya yang datang ke dalam kuil. Perempuan itu menawarkan prasad (makanan persembahan) namun Acharya itu menolaknya.