Sinopsis Ashoka Samrat episode 270 bag 2 by
Kusuma
Rasmana. Di istana Takhsashila, Kaurwaki diseret
oleh prajurit dari penjara ayahnya dan dihadapkan kepada Mahanayaka Kichaka
didepan sidang kerajaan yang dihadiri oleh para pendukung Kichaka, dan adik
perempuannya. Kaurwaki mempertanyakan kesalahannya saat Kichaka mengumumkan
bahwa dia akan dihukum segera. Agnibahu bangkit dari duduknya, didepan Kichaka
dia mengatakan bahwa Kaurwaki hanya berpura-pura tidak mengetahui apa yang telah
dilakukannya, seolah-olah dia tidak pernah memberikan informasi keberadaan
Dhananjaya kepada Ashoka. "Aku hanya berfikir dia hanya membodohi Anda yang
mulia!", kata Agnibahu memanasi pikiran Kichaka.
Kaurwaki yang mendengar kata-kata Agnibahu senang dalam hati
karena Ashoka menerima info yang dikirimkannya. Dia tertawa mengejek Kichaka dan
pendukungnya yang hadir.
"Aku tidak merasa takut lagi sekarang, kekuasaan kalian semua akan berakhir. Dan aku sangat beruntung bila bisa membantu Ashoka menuju jalannya. Aku yakin dia akan memenuhi sumpahnya membebaskan Takhsashila dari kalian. Jika kalian masih tidak percaya, lihatlah sekeliling kalian. Dia telah menggoyangkan pilar kekuatan kalian.
Kalian akan tetap bengong seperti ini jika kalian tidak memukul balik sekarang!". Kaurwaki terus tersenyum kecil mengejek Kichaka yang membuatnya semakin marah.
Agnibahu minta Kaurwaki terus tersenyum, "segera kau akan tahu apa yang terjadi kepadamu", katanya.
Mahanayaka Kichaka memutuskan akan menghukum Kaurwaki demi menyebarkan ketakutan kepada warga Takhsashila. Dia memberi tanggung jawab menghukum Kaurwaki kepada Nayaka,
salah satu orang kepercayaannya.
"Pastikan kau mengikuti apa yang kuperintahkan!", kata Kichaka yang dijawab oleh Nayaka dengan anggukan. Kichaka mengumumkan bahwa Kaurwaki akan dihukum dengan dijadikan sebagai Nagarvadhu atau ratu pelacur kota dari Takhsashila. Kaurwaki kaget mendengar hukuman itu, demikian juga pendukung Kichaka dengan beragam reaksi.
Agnibahu menawarkan diri akan menemani Kaurwaki sampai waktunya
diarak keliling kota dan menuju rumah bordil. Kichaka menyetujui usul itu, "aku
ingin perempuan ini diikat dengan batu dan diarak mengelilingi Takhsashila. Jika
Ashoka datang untuk menyelamatkannya maka dia harus berhadapan denganku!",
perintah Kichaka.
Kaurwaki melihatnya dengan marah.
Kaurwaki melihatnya dengan marah.
Kembali ke biara Wiswawidyalaya, tabib berusaha mengembalikan
kesadaran Ashoka dengan memasukan ramuan ke mulut Ashoka, namun raga Ashoka
tidak menunjukan perubahan apapun karena ramuan itu malah keluar kembali. Tabib
pun pasrah berkata, "Tidak ada reaksi badannya atas obat apapun, kematiannya
hampir pasti, dia telah menyerah".
Orang-orang yang hadir terhenyak sedih, melihat keadaan itu. Seorang perempuan dengan menangis sedih berkata "Ini tidak boleh terjadi, aku yakin pasti ada orang yang bisa menyembuhkan Ashoka. Orang yang bisa mengalahkan kematian".
Mendengar itu tabib berfikir dan teringat seseorang, "kau benar, ada seorang yang melakukan keajaiban itu sebelumnya", kata tabib. Sekilas ditampilkan Ratu Dharmadalam sebuah gubuk. Tiba-tiba terdengar Ashoka mengigau,"ibu...".
Kichaka mengelilingi kota dengan berkuda diikuti kereta kuda
yang dijaga prajurit dimana diatasnya Kaurwaki diikat berdiri pada batu besar
dibelakangnya. Seorang pemimpin rombongan itu mengumumkan kepada para warga kota
yang dilewati tentang konsekuensi bagi warga yang berani memberontak melawan
Kichaka. Orang-orangpun ramai melihatnya.
"Pesan ini harusnya sampai kepada Ashoka!", kata Kichaka.
"Pesan ini harusnya sampai kepada Ashoka!", kata Kichaka.
Di biara, Acharya Dewaratha menanyakan indentitas orang yang
melakukan keajaiban yang dimaksud. Tabib menuturkan pengalamannya ketika kembali
dari Badrinatha (tempat ziarah). "Aku melihat seorang telah dipatuk ular,
badannya sudah bergetar dengan mulut berbusa karena racun ular itu. Aku yakin
bahwa saat itu korban tidak bisa diselamatkan lagi, namun saat itu seorang
perempuan datang", kata tabib mengenang pertemuan nya dengan Ratu Dharma.