Sinopsis Ashoka Samrat Mahaepisode 270 bag 3 by
Kusuma
Rasmana. Dharma berkata, "Dewa Shiwa mampu
menyelamatkan yang tidak bisa diselamatkan oleh manusia". Dharma minta ijin
kepada tabib untuk mengobati korban gigitan ular dan mulai membuat ramuan untuk
diberikan kepada lelaki itu. Dharma berkata, "dia harus terjaga sepanjang malam.
Dia tidak boleh tertidur walaupun sekejap pun, atau dia akan
meninggal".
Dharma duduk disamping korban sepanjang malam sambil menyanyikan mantra pujian kepada Dewa Shiwa terus menerus. Lelaki korban itu bangun dengan pulih hari berikutnya. Tabib dan semua orang yang ada disitu sangat terkejut dan kagum dengan keajaiban itu... kenangan itu berakhir kembali ke saat ini di biara, dihadapan Ashoka yang terbaring lemah. Kembali tabib berkata, "sungguh keajaiban dari tangan wanita mulia itu, penampilan sejuknya membuat yang mustahil jadi mungkin. Dia mampu menyelamatkan orang itu. Kelihatan dia bukan wanita biasa. Dia sepertinya dalam perjalanan ziarah hari itu. Dia mungkin saja masih atau sudah tidak ada di sana lagi sekarang, namun aku yakin, kesalehan perempuan itu bisa menolong Ashoka", kata tabib.
Acharya Dewaratha dan orang-orang yang hadir senang mendengarnya, karena mendapat harapan besar bagi kesembuhan Ashoka.
Acharya Dewaratha menyanggupi akan mencari perempuan itu dimana pun dia berada saat ini. Sebelum pergi dia berkata kepada Ashoka agar tidak menyerah hingga dia kembali. Acharya juga berpesan kepada Biksu Ananda agar menjaga Ashoka.
Di Badrinatha, di sebuah gubuk, Ratu Dharma menutupi lampu diya
dari tiupan angin yang berhembus kencang. Dia melihat keliling dengan cemas.
Seorang pelayan mengkhawatirkan tangan Dharma yang akan melepuh karena panas
diya. Dharma tidak mengerti mengapa dia merasa takut dan resah. "Aku tidak
merasa seperti ini saat mendengar berita kematian Ashoka. Ini ada sesuatu yang
tidak benar. Seseorang mencoba menyakiti putra dan keluargaku", kata Dharma.
Di biara, seorang laki-laki datang mencari Acharya Dewaratha,
dia menanyakan orang-orang yang sedang berada mengelilingi Ashoka yang terbaring
lemah. Dia mengabarkan tentang yang terjadi terhadap Kaurwaki kepada yang hadir
disitu. Biksu Ananda bermaksud mengecek keluar biara, namun dicegah oleh
tabib.
"Acharya telah memintamu agar menjaga Ashoka, kita tidak boleh keluar".
Seorang menambahkan, "Kichaka mungkin tahu tentang lokasi kita dan akan menyerang!. Kita harus lebih waspada".
Mereka yang hadir semua berdoa demi kesembuhan Ashoka.
Di Badrinatha, Dharma yang berada di sebuah gubuk sedang
berkata didepan diya yang menyala, "Aku tahu pasti kau masih ada Ashoka. Mohon
bertahanlah kali ini!".
Seorang pelayan mengabarkab bahwa waktunya berangkat meninggalkan Badrinatha. Sementara itu Acharya Dewaratha dengan berkuda sedang menuju tempat itu.
Dharma dengan diya ditangan dan seorang pelayan pun berangkat dengan pedati yang ditarik lembu.
Di jalanan kota Takhsashila, Kichaka dan prajuritnya menghukum
Kaurwaki dengan ayunan cambuk, sementara Kaurwaki dipegang oleh 2 prajurit.
Sambil mengayunkan cambuk, Kichaka minta Kaurwaki berteriak memanggil
Ashoka.
"Panggil Ashoka! minta dia menyelamatkanmu!" perintah Kichaka. Namun Kaurwaki hanya mmenyeringai mengejek, sambil menahah sakit dia meludah didepan Kichaka dan berkata," Aku tahu kau ingin membuat aku menangis tapi aku tidak akan membiarkanmu menikmati itu semua!. Ini adalah janjiku bagi Ashoka atas nama persahabatan kami. Aku akan tertawa sebanyak kau terus menyakitiku. Aku tidak akan menumpahkan air mata hari ini", kata Kaurwaki tertawa mengejek.
Kichaka naik darah melihat tantangan itu, dia berujar, "Aku tahu cara merubah senyummu menjadi airmata".
Kichaka melambaikan tangan memberi isyarat, Dua orang prajurit datang membawa Jagannatha ke tempat itu. Kaurwaki terkejut melihat ayahnya dibawa kesana. Dengan belenggu ditangan dan kakinya, Jagannatha mencoba melangkah mendekati putrinya, namun dia terjatuh karena Bhairawa menendangnya dari belakang.
Kichak minta semua yang hadir menyaksikan, sambil berkata,
"Kau yakin sekali Ashoka adalah orang yang akan melindungi dan membebaskanmu! Aku sangat benci kepada gadis yang mempertaruhkan hidupnya demi Ashoka hari ini. Saat dia tidak mampu menyelamatkan Putri raja Kalingga bagaimana dia bisa menyelamatkan kalian semua bila aku melakukan hal yang sama
pada semua anak gadis kalian?!. Dia tidak akan datang! aku telah pastikan itu. Ketakutan dan rasa pengecut di mata kalian adalah kebenaran kalian. Kalian hanya sekumpulan serangga yang lahir untuk mati. Apa yang kalian fikirkan sebelum berani memberontak melawanku? Kalian telah lihat hasil dari kebodohan kalian saat ini. Aku akan membuat hari ini jadi tidak terlupakan bagi kalian. Kaurwaki, seorang putri mantan raja Kalingga sekarang menjadi Nagarvadhu (penghibur kota) hari ini. Tak seorang pun, tidak Pangeran Magadha Ashoka yang bisa menyelamatkannya hari ini!".
Kaurwaki hanya menatap marah mendengarnya.
Di biara, tabib sangat berharap agar Acharya bisa mendatangkan
perempuan itu secepatnya. Kondisi Ashoka yang semakin melemah membuat dia
khawatir Ashoka tidak akan bertahan sampai besok pagi.
Dalam sebuah pedati yang ditumpanginya, Dharma yang gelisah
karena Diya yang dibawanya hampir padam karena angin merasa tidak ingin
meninggalkan Badrinatha hari ini.
Dia minta agar kembali, namun pelayan melarangnya, "kita sudah hampir setengah perjalanan", kata pelayan beralasan. Saat pelayan melihat kuil didekatnya dia menyarankan ratu Dharma beristirahat di kuil itu. Dharma menyetujui sambil terus mengkhawatirkan Diyanya.
Acharya Dewaratha akhirnya sampai di gubuk yang ditinggalkan
Dharma. Dia pun menanyakan perempuan yang dicarinya itu. Seorang laki-laki
mengatakan bahwa yang dicari baru saja meninggalkan Badrinatha, "mungkin
perjalanannya sedikit lambat karena dia dalam kondisi hamil. Tuan bisa
mengejarnya melalui rute terdekat", kata lelaki itu. Acharya berpamitan setelah
mengucapkan terima kasih. Acharya terbayang bagaimana Ashoka bisa membangun
kekuatan di Takhsashila dan menginspirasi semua orang. "Ini sudah jalanmu,
Ashoka, Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu", guman Acharya dalam
hati sambil meninggalkan tempat itu.
Sementara di biara, kondisi Ashoka semakin memburuk, semua
orang yang hadir menangis sedih. Biksu Ananda meratap,"Kau harus menjaga
kepercayaan dirimu dengan memotivasi setiap orang di Takhsashila". Semua yang
hadir dengan sedih terus berdoa bagi Ashoka.