Sinopsis Ashoka Samrat episode 393 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 393 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Sushima, Siamak dan Lasendra datang untuk menemui Helena di tempat persembunyiannya. Helena kaget dan marah kepada Siamak sambil menatap perempuan asing yang ikut masuk itu dengan tajam.
"Mengapa kau karena berani membawa orang asing ke tempat ini?. Bagaimana jika Ashoka mengikutinya? Dia bisa menjadi mata-mata Ashoka", tanya Helena marah kepada Siamak.
Lasendra berkata, "Aku datang untuk mengakhiri rasa takut itu. Aku telah dikirim oleh raja Anthiokosh sendiri".
Helena berkata ketus, "Aku tidak mempercayai dia. Ini sesuatu yang tidak benar. Bagaimana aku percaya apakah ini kebenaran?".

Lasendra memberikan Helena surat yang telah ia kirim kepada raja Yunani. "Bukankah ini surat yang telah kau kirimkan kepada raja Yunani Anthiokosh untuk minta bantuan?".
Helena melihat sekilas surat itu dan membenarkan itu suratnya. "Tapi bagaimana aku percaya kau mendapatkan surat ini dari raja sendiri?", tanya Helena.
Lasendra mengeluarkan gulungan kertas lain yang sederhana yang merupakan pesan rahasia raja kepada Helena. Helena membaca lembaran kertas itu dan berkata, "Terowongan?".
Lasendra mengangguk. Siamak dan Sushima hanya diam menyimak.


Lasendra memberitahu Helena dan yang lainnya tentang sebuah rencana untuk keluar dari tempat itu, keluar dari Pattaliputra.
"Ya, kau akan keluar dari Pattaliputra", kata Sushima membenarkan.
"Setelah keluar dari Pattaliputra, maka Siamak akan membantumu mencapai area Yunani jika kau bisa melarikan diri dari sini dengan aman", kata Lasendra.
Helena memegang dahinya, mungkin bermaksud mempertimbangkan dulu. "Tidak..tidak. Aku rasa ini seperti pertanda buruk. Bagaimana aku percaya apakah ini bukanlah sebuah jebakan? Bagaimana jika kau adalah musuh kami?", tanya Helena masih curiga.

Lasendra hanya diam mendengar ucapan Helena. Rajmata lalu menunjukkan belati kepada Lasendra, "Bersumpahlah sesuai ritual Yunani", katanya memberikan belati itu kepada Lasendra. Lasendra menerima belati itu namun bergerak cepat menempelkan belati itu di leher Helena. Siamak kaget dengan yang dilakukan Lasendra.
"Kau hanyalah sebuah beban bagi Yunani yang seharusnya diakhiri! Jika kau berkata apapun sekarang, aku akan membunuhmu", ancam Lasendra. Namun Helena tetap tenang dengan ancaman itu. Lasendra lalu menurunkan belati di tangannya.

Helena merasa lega dan berkata, "Orang yang menyerang dengan cara sepertimu setelah mendapatkan senjata hanya bisa dilakukan oleh Yunani. Kita membunuh orang-orang tidak seperti cara orang India".
Helena tertawa sambil memeluk Lasendra setelah yakin mereka adalah pihak yang sama. Keduanya tertawa senang sambil memandang Sushima yang diam. Sedangkan Siamak ikut senang.
Malam hari, Lasendra dan Helena yang keduanya sudah menutupi tubuhnya dengan jubah panjang dan kerudung, keluar dari persembunyian Helena. Mereka akan berhadapan dengan terowongan di depan mereka. Lasendra memberikan sebuah belati kepada Helena.

"Apa ini? Mengapa?", tanya Helena. "Ini akan membuat Rajmata akan lebih percaya kepadaku", jawab Lasendra.
Helena berkata, "Aku mempercayaimu tapi kau tahu jalan ke depan sangatlah sulit", katanya sambil memandang terowongan di depannya.
Lasendra meyakinkannya, "Jangan khawatir. Ini akan membawamu menuju kebebasan".
Helena segera turun dari ruang gua persembunyiannya dan berjalan maju menyusuri terowongan yang di terangi beberapa obor minyak.

Pertemuan di ruang sidang istana Pattaliputra mulai dibuka. Bindushara dan semua anggota keluarga kerajaan datang ke ruang sidang itu. Bindushara, Rani Charumitra, Rani Dharma dan yang lain mulai menempati kursi mereka masing-masing. Demikian juga Sushima, Witthasoka, Radhagupta, Kaurwaki dan Devi. Pangeran Ashoka dan Siamak belum terlihat.
"Persidangan bisa dimulai!", kata Bindushara setelah duduk di singgasananya. Ashoka tampak berjalan santai memasuki ruang sidang. Langkahnya yang pelan dan tidak formal membuat orang-orang heran.

Dari atas tahta Bindushara bertanya kepada Ashoka yang telah berdiri didepannya. "Ashoka, mengapa kau perlu melakukan ini? Berkumpul dalam pertemuan secara tiba-tiba begini?"
Ashoka menjawab, "Tentu saja ini sangat diperlukan, Samrat. Apa yang sedang terjadi sekarang ini tidak lebih dari sihir. Kalian semua harus bersabar. Kalian tidak boleh melewatkan ini. Kejadian ini akan menjadi kejadian paling mengejutkan di hidup kalian".
Samrat dan yang lainnya merasa aneh dengan ucapan Ashoka.

Bindushara berkata, "Ada apa ini, Ashoka? Aku jadi curiga dengan tindakanmu ini. Kau seharusnya memiliki sebuah alasan yang tepat sampai meminta samrat Magadha mengadakan sebuah pertemuan mendadak".
Sushima berkata menanggapi ucapan Samrat, "Tidak ada yang aneh dengan kelakuannya, Samrat. Sejak kecil dulu dia sudah sering membuat kehebohan dan lelucon pada pertemuan di ruang sidang. Aku sungguh tidak tahu apa yang ada di dalam hatinya". Sushima tertawa kecil.

Ashoka tersenyum bertanya, "Mengapa, Kakak tertua? Apakah kau harus melewati banyak kesulitan untuk datang ke tempat ini?". Sushima hanya diam dengan pertanyaan sinis Ashoka. Charumitra merasa bosan harus melihat putranya menahan ejekan dari putra Dharma.
Bindushara berkata tegas, "Kau katakan saja alasan pertemuan ini!".
Ashoka menjawab, "Alasannya sangat penting dan besar, Samrat. Kalian semua akan menyadari alasan di balik apa yang baru saja aku katakan. Aku akan menunjukkan bintang-bintang kepada semua orang di hari ini saja. Keraguan setiap orang akan hilang. Tidak ada yang akan takut pada hantu lagi. Seperti hantu yang telah menakuti Witthasoka. Aku telah belajar bagaimana cara menangkap hantu. Samrat, Aku telah menangkap Rajmata Helena".

Semua orang kaget! Terutama Charumitra, Sushima dan Mahamatya. Samrat dan Dharma merasa heran dan aneh, sedangkan Radhagupta dan Kaurwaki tersenyum bangga.
Sushima bertanya, "Dimana kau mendapatkannya? Apa kau menggali kuburannya lagi? Pitamahi Rajamata sudah pergi sangat jauh dari kita, Ashoka. Kita tidak bisa pergi kesana".
Mahamatya menambahkan, "Siapa yang sebenarnya Anda tangkap? Rajmata sudah mati. Kita melakukan shradha (peringatan kematian) bagi arwahnya juga".

Ashoka tersenyum melihat Mahamatya yang sibuk mengoceh. Bindushara berkata, "Seperti biasa, Kau harus menghadirkan bukti, Ashoka".
Ashoka tersenyum dan berkata, "Samrat, apa yang akan hadir tidak perlu bukti apapun. Rajmata masih hidup. Dia akan hadir di tempat ini dalam beberapa saat lagi".
Charumitra menjadi panik, sedangkan Sushima dan Mahamatya heran dengan keyakinan Ashoka.
Bindushara bertanya, "Tapi, di mana dia?".
Ashoka berkata "Anda bisa menunggu sebentar saja", sambil menunjuk ke arah pintu masuk ruang sidang. Semua orang yang hadir dalam sidang itu melihat ke arah pintu masuk namun tidak ada siapa pun yang datang.

Ashoka yang menoleh ke arah pintu masuk ruangan juga tidak melihat siapa pun. Dia segera berbalik melihat ke arah samrat, "Mohon satu kesempatan lagi, Samrat. Aku pasti menghadirkannya". Sekali lagi Ashoka melihat ke arah pintu dan berkata, "Inilah dia Rajmata Helena yang kita tunggu!". Semua orang melihat ke arah pintu namun tidak ada siapa pun yang muncul.
Sushima berkata, "Ashoka! Kau menghina ruang sidang dan membuang waktu semua orang. Tidak pantas kita tetap berada disini". Bindushara terpengaruh dengan ucapan Sushima, dia juga jadi tidak sabar lagi.

Tiba-tiba Bindushara dan Sushima mendengar bunyi sesuatu yang bergeser. Ternyata itu suara pintu rahasia di lantai dekat ujung ruangan sidang itu terbuka. Seseorang mengenakan jubah bertudung berwarna hitam muncul dari pintu itu. Pintu itu menutup kembali setelah orang itu tiba di permukaan byang merupakan ruang sidang istana. Orang itu tidak tampak wajahnya karena tudung yang menutupinya. Orang itu sudah tua dan tampak bingung dengan keberadaannya sendiri di tempat itu. Semua orang tercengang melihat sosok tua yang memakai jubah dan tudung hitam itu. Terutama Sushima, Charumitra dan Mahamatya yang mengenali sosok tersebut.


CUPLIKAN Mahaepisode berikutnya : Ashoka membuka tudung dari jubah yang kenakan perempuan tua itu dengan menggunakan belati. Dan benar, itu adalah Helena! Bindushara sangat terkejut melihatnya. Ashoka memegang leher Helena dan mengarahkan belati. Belati berdarah terlihat jatuh di lantai.

PREV  1  2  NEXT 
Bagikan :
Back To Top