Sinopsis Ashoka Samrat episode 345 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 345 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Masih di arena gulat itu, Bhupal memberi hormat kepada sebuah gada yang berupa tongkat yang berat, yang mana pegangannya seukuran genggaman tangan, namun makin ke ujung makin tebal dan besar. Gada ini di sebut Mugdar yang digunakan sebagai senjata untuk memukul sasaran. Mugdar yang dihormati oleh Bhupal itu adalah Mugdar pusaka yang tertancap di tanah tidak jauh dari arena itu. Bhupal minta restu kepada Mugdar demi keberhasilannya di kejuaraan gulat yang akan diikutinya. Bhupal berdoa disaksikan oleh ibu Bhupal dan orang-orang yang ada di arena itu termasuk Witashoka dan kakaknya.
Witashoka bingung melihat Bhupal berdoa dan minta restu kepada Mugdar yang sekelilingnya ditaburi bunga-bunga itu. Dia bertanya kepada ibu Bhupal yang bernama Shanti yang dipanggil Bibi.
"Kaki (bibi), mengapa Bhupal berdoa dan minta berkat dari Mugdar disana itu?", tanya Witashoka.

Bibi Shanti berkata, "Itu adalah simbol kekuatan. Ayah Bhupal adalah seorang petarung yang sangat hebat. Suatu hari ia melemparkan Mugdar itu dengan marah ke tanah. Gada itu ujungnya menancap setengah sebagian di dalam tanah. Tidak ada yang bisa menariknya keluar dari tanah sejak saat itu. Orang percaya bahwa tidak ada yang dapat mengeluarkannya dari tanah. Jika ada, maka pasti orang itu memang diutus oleh Dewa".


Witashoka menyimak penuturan dari bibi Shanti, Ashoka diam-diam ikut juga menyimak namun tidak berbicara apapun.
Bhupal yang sudah dikenakan kalungan bunga oleh Hari setelah berdoa di depan Mugdar segera meminta berkat kepada ibunya. Beberapa orang mengiringinya dengan suara tambur yang dipukul.
"Semoga kau berhasil", kata Bibi Shanti memberikan restunya kepada Bhupal. Bhupal berjanji kepada ibunya akan berhasil menjadi Mahayudha Magadha. Ibunya meminta Dharma agar melakukan tilak dan puja karena Dharma adalah seorang wanita yang sudah menikah namun bukan janda seperti dirinya.
"Berkat seorang wanita yang menikah memiliki pengaruh lebih besar dari yang lain", kata Bibi Shanti. Dharma melakukan ritual aarti dan memakaikan tilak kepada Bhupal dengan tersenyum senang.

Ashoka yang menyaksikan itu tidak jauh dari mereka, terlihat marah kepada ibunya.
"Ibu seharusnya melakukan tilak pada putramu dan apa yang ibu lakukan sekarang? Ibu dapat melakukan apapun yang ibu inginkan tetapi adalah takdirku untuk mengakhiri Sushima. Adalah takdirku untuk memenuhi impian persatuan India. Aku akan membawa kembali kedamaian dan kebahagiaan dalam kehidupan orang-orang sekali lagi. Hanya sumpah ibu yang menahanku sampai saat ini. Tapi sekarang tidak lagi!", batin Ashoka sambil memandang ibunya.
Di sebuah kota yang bernama Nalanda, dalam bangunan arena yang besar, orang-orang berkumpul untuk menyaksikan kejuaraan tarung gulat dalam di arena besar itu. Arena itu dipagari dengan tali dan lantainya berupa pasir.
Mahamatya Khalatak mengumumkan, "Persaingan antara kerajaan dan rakyat biasa dimulai sekarang! Dalam pertarungan ini kita akan mendapatkan siapa yang berhak mendapat sebutan Mahayudha dari Magadha".

"Mari kita saksikan petarung dari Rajagira, Bhupal!", kata Mahamatya lagi. Para penonton bsersorak menyerukan nama Bhupal. Bhupal muncul dari salah satu pintu dalam arena. Dia berdiri di tepi arena pertarungan itu sambil melihat para penonton yang bersorak. Mahamatya kembali mengumumkan siapa lawan Bhupal dengan didahului kata-kata pujian kepada petarung dari keluarga kerajaan yang disebut Mahayudha tak terkalahkan dari Magadha.

"Inilah dia Pangeran Sushima!", seru Mahamatya lagi.
Sushima yang muncul dari pintu arena yang berhadapan dengan lawannya, segera melangkah ke dalam arena. Para penonton rama bersorak menyerukan hidup Pangeran Sushima.
Pertarungan antara Bhupal dan Sushima dimulai dengan tanda tiupan terompet menderu.
Bhupal langsung melancarkan serangan dengan dorongan tubuhnya, namun gagal karena Sushima malah menghindar. Kembali Bhupal menyerang, namun Sushima mendaratkan tinjunya ke dada Bhupal hingga dia terjungkal. Di tempat duduknya, Mahamatya tertawa melihat kejadian itu.
Sushima berkata kepada Bhupal, "Kau terpuji! Ayo coba lagi!".

Bhupal menyerang dan langsung mencengkram Sushima dan mencoba mendorongnya. Namun Sushima tetap berdiri ditempatnya, dia sama sekali tidak terpengaruh oleh serangan itu. Sushima sebaliknya bisa menghempaskan Bhupal ke pasir arena. Dia berkata meremehkan dan memancing kemarahan Bhupal sambil melambaikan tangannya agar Bhupal menyerang. Bhupal melompat melakukan tendangan dengan kedua kaikinya, namun Sushima hanya tergeser sejengkal, sebaliknya Bhupal malah jatuh di arena. Bhupal heran karena serangannya tidak mempengaruhi lawannya. Kembali Bhupal menyerang, Sushima membalas dengan mencekik lehernya, dan menghempaskan tubuh Bhupal. Sekali lagi Sushima menarik lengan Bhupal dan melakukan bantingan berkali-kali tanpa bisa dibalas oleh lawannya. Sushima memegang Bhupal dan menghantamkan lengannya berkali-kali ke dada hingga Bhupal muntah darah. Sushima mengalahkan dia dengan parah. Namun Sushima terus melakukan hantaman di dadanya tanpa peduli lawannya yang tak berdaya. Dia melempar Bhupal di arena dan membenamkan wajah Bhupal di pasir hingga Bhupal megap-megap karena kesulitan bernafas.

Namun Sushima tetap berdiri ditempatnya, dia sama sekali tidak terpengaruh oleh serangan itu. Sushima sebaliknya bisa menghempaskan Bhupal ke pasir arena. Dia berkata meremehkan dan memancing kemarahan Bhupal sambil melambaikan tangannya agar Bhupal menyerang. Bhupal melompat melakukan tendangan dengan kedua kaikinya, namun Sushima hanya tergeser sejengkal, sebaliknya Bhupal malah jatuh di arena. Bhupal heran karena serangannya tidak mempengaruhi lawannya. Kembali Bhupal menyerang, Sushima membalas dengan mencekik lehernya, dan menghempaskan tubuh Bhupal. Sekali lagi Sushima menarik lengan Bhupal dan melakukan bantingan berkali-kali tanpa bisa dibalas oleh lawannya. Sushima memegang Bhupal dan menghantamkan lengannya berkali-kali ke dada Bhupal hingga dia muntah darah. Sushima mengalahkan Bhupal dalam kondisi parah. Namun Sushima terus melakukan hantaman di dadanya tanpa peduli lawannya yang tak berdaya. Dia melempar Bhupal di arena dan membenamkan wajah Bhupal di pasir hingga Bhupal megap-megap karena kesulitan bernafas.

Sushima berguman, "Ashoka juga harus mati dengan cara ini. Aku yakin kita akan benar-benar berhadapan segera!" sambil terus mendorong kepala Bhupal hingga badan Bhupal berhenti bergerak. Mahamatya berdiri dan mengumumkan Sushima sebagai pemenang. Penonton semula diam menyaksikan kekejaman itu, namun akhirnya mulai bersorak menyerukan kemenangan Sushima. Sushima bangun dan merentangkan tangannya layaknya seorang pemenang sejati.

Bhupal mengeluarkan wajahnya yang penuh darah dari pasir dan menatap Sushima yang berdiri.
"Dia pasti akan datang", kata Bhupal tersendat, membuat Sushima kaget melihatnya. "Dia pasti akan membalas dendam atas kematianku!", kata Bhupal lagi. Setelah itu Bhupal mati dengan badan telungkup dan mata terbuka. Sushima yang mendengar semua ucapan Bhupal barusan, jadi sangat marah.


CUPLIKAN : Sushima yakin Ashoka akan datang saat ini, "Dia berpikir sepenuh hati. Aku yakin dia akan datang kali ini untuk mati di tanganku!". Ashoka menyaksikan rombongan orang-orang dari Nalanda memikul jenazah Bhupal diatas tandu. "Aku yakin mereka akan membalas dendam atas kematian anakku!", kata Bibi Shanti kepada Dharma. Dharma berkata, "Anakku, Chanda yang akan pergi dalam kompetisi sekarang". Acharya Radha Gupta berkata, "Penebusan dosa Ashoka selama 10 tahun akan dibayar sekarang. Kau akan datang bertatap muka dengannya sekarang dan waktu akhirnya akan berubah!". Di arena tarung Rajagira, Ashoka berhasil menarik Mugdar pusaka yang tertancap keluar dari tanah.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :

Related Post:

Back To Top