Sinopsis Ashoka Samrat episode 337 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 337 bag 2 by Kusuma rasmana.  Di istana Magadha, Pattaliputra, Bindushara sedang melangkah di koridor melewati kamar Charumitra ketika hidungnya mencium sesuatu yang berbau busuk. Dia berhenti dan berusaha mengenali asal bau tersebut. "Bau ini datang dari kamar Charumitra?", guman Bindushara heran. Dia lalu melangkah ke arah ruangan Charumitra. Sementara itu, di dalam ruangannya, Charumitra sedang sibuk melakukan ritus ilmu hitam. Perempuan itu sedang duduk dengan rambut dibiarkan terurai, matanya terpejam, mulutnya komat-kamit mengucapkan mantra, didepannya ada perapian yang penuh kayu bakar dan pernak-pernik sarana ritual sihirnya.

Bindushara ingin tahu apa yang terjadi di dalam ruangan istrinya itu. Saat dia akan membuka pintu, Mahamatya datang kepadanya. Dia berkata,"Aku harus berbicara dengan Anda mengenai Pangeran Sushima. Aku menjadi takut kepadanya akhir-akhir ini. Kadang-kadang dia menjadi terlalu agresif".
Bindushara tidak terkejut dengan ucapan Mahamatya, "Aku sudah sering mendengarnya sejak kecil", katanya.


Mahamatya mencari alasan, "Benar, tapi ada banyak perubahan sekarang, Yang Mulia. Dia bisa mengubah kesalahannya dan dapat menghancurkan semua batasan itu"
Bindushara bingung dengan ucapan Mahamatya, "Bicaramu sangat kontradiktoris (menyangkal apa yang diakui oleh yang lain). Sebenarnya apa yang ingin kau sampaikan. Kau sedang memuji Sushima atau mengeluh tentang dia?".

"Lalu dimana dia sekarang?", tanya Bindushara lagi.
Mahamatya sengaja berbicara dengan keras untuk mengingatkan Charumitra yang ada di ruangannya. "Mohon Anda lakukan sesuatu untuk menjaga masa depan Sushima, Yang Mulia", kata Mahamatya.
Bindushara menyimak saran itu dan dia tahu tujuannya baik, namun sebenarnya saran tidak perlu diucapkan lagi. "Aku menyadari tugasku. Kau tidak perlu mengingatkanku", kata Bindushara.
Bindushara membuka kamar Charumitra, matanya menelusuri seluruh ruangan itu namun tidak ada apapun yang layak dicurigai sebagai biang bau busuk. "Mustahil! disini tidak ada apa-apa", guman Bindushara heran. Mahamatya yang ikut melihat itu akhirnya bernafas lega.
Bindushara menjelaskan, "Aku mencium sesuatu yang busuk dari sini tapi ternyata tidak ada apapun di sini? Kamarnya juga kosong?"
Mahamatya berkata "Maharani Charumitra sedang pergi ke kuil beberapa waktu yang lalu". Bindushara pun pergi dari tempat itu.

Di tempat acara Kumbha Mela, tepi sungai Gangga, Ashoka sudah berpakaian khusus untuk acara ritual mandi di sungai itu. Dia melangkah menyusuri ghaat, tangga khusus di tepian Gangga untuk orang turun ke dalam sungai, lalu dia masuk ke dalam sungai dan memulai ritual Kumba-nya. Sementara tidak jauh dari Ashoka, Kaurwaki yang juga sudah berpakaian khusus juga menyusuri ghaat yang dikhususkan untuk para Rajawanshi (keluarga raja, bangsawan). Sejak dari tepi sungai, menyusuri ghaat hingga masuk ke dalam sungai, para pelayan mengelilingi Kaurwaki dengan kain putih pada empat sisi seakan membuat kamar pribadi bagi putri raja mereka dalam ritual Kumbha tersebut.

Tidak jauh darinya, Ashoka yang sedang melakukan ritual kumbha dengan gerakan dan sikap tangan beserta ucapan mantranya di dalam sungai, di lehernya masih mengenakan kalung yang diberikan oleh Kaurwaki pada 10 tahun yang lalu. Seperti yang juga dilakukan Ashoka, Kaurwaki di tempatnya juga melakukan ritual kumbhanya dengan gerakan tangan dan mantra pujaan. Usai membenamkan seluruh badan mereka ke dalam air sungai Gangga yang merupakan bagian dari ritual kumbha, kedua insan itu seperti merasakan sesuatu. Ashoka dan Kaurwaki seperti merasakan kehadiran orang yang dicintai masing-masing. Bibir Kaurwaki tersenyum penuh harapan besar. Dia berusaha melihat kesana kemari, namun kain putih yang mengurungnya membuat pandangannya tidak bebas. "Ada apa, Putri?", tanya Bela.

Kaurwaki menjawab, "Aku merasakan sesuatu yang sangat berbeda. Aku menyadari aroma harum di udara yang ada di sini. Aku tidak pernah mengalami itu sebelumnya".
Ashoka pun merasakan seakan mendapatkan lagi sesuatu yang hilang darinya.
Bela menanggapi kata-kata Kaurvaki, "Semua orang mengalami hal demikian, merasakan ketenangan dan kedamaian, aroma udara pun harum karena ini tempat suci".
Kaurwaki menyangkal ucapan pelayannya, "Ini berbeda, Bela. Dia pasti akan datang di hadapanku hari ini jika aku benar tentang aroma yang harum ini".

Sinar matahari jatuh pada liontin di kalung Ashoka yang terbuat dari permata putih cemerlang berbentuk lingga Shiwa. Liontin itu memantulkan sinar mentari berkelap-kelip dan mengenai kain penutup yang mengelilingi tempat Kaurwaki. Kaurwaki merasa mengenali liontin yang memantulkan cahaya itu, walaupun dia melihat dengan samar karena terhalang kain putih yang dibentangkan pelayan. Dia teringat liontin kalung yang diberikan kepada Ashoka dulu

Kaurwaki bermaksud pergi ke arah pemilik liontin itu, namun Bela menghentikannya. "Putri, Anda mau pergi kemana dengan pakaian seperti ini?", tanya Bela. Kaurwaki akhirnya sadar dia masih mengenakan pakaian ritual putih yang basah kuyup. Kaurwaki mengikuti kemauan pelayan, dia naik ke tepi dengan tetap di kelilingi kain putih membentang. Sementara itu, Ashoka sudah naik ke tepi di sisi lainnya dan pergi dari ghaat itu.

Di Magadha, di sebuah tempat berupa gua atau ruang bawah tanah, Siamak sedang melangkah menyusuri lorong gelap itu. Siamak akhirnya tiba di ujung lorong yang berupa pintu, namun bukan asal pintu. Karena pintu itu seperti pintu istana yang mewah. Begitu pintu dibuka ternyata ada ruangan mewah seperti dalam istana namun ruangan itu tidak terang benderang. Ruangan itu gelap temaram, dan ditengah ruangan berdiri sosok perempuan tua mengenakan pakaian bangsawan,dengan hiasan di rambutnya. wajah perempuan itu tidak nampak karena temaramnya ruangan itu. Siamak berkata kepada sosok perempuan tua, "Sushima pergi untuk menemukan Ashoka. Dia telah mendapat kabar bahwa Ashoka berada di sekitar Ujjain".

Perempuan tua itu menanggapi, "Informasi tersebut juga ditemukan tahun lalu. Dia belum ditemukan sampai saat ini. Kalian semua belum mengerti apa-apa sampai saat ini tentang semua kesalahan kalian. Dia itu seperti bunglon! Kalian tidak dapat mengenalinya walaupun mungkin ia berada tepat di depan mata kalian!"

Siamak berkata, "Anda mengatakan dia masih hidup dan akan datang untuk membalas dendam. Kita tidak bisa menunggu dia datang kembali untuk selamanya".
Perempuan tua itu menyarankan Siamak menyusun perangkap bagi Ashoka.

CUPLIKAN : Di pasar dekat festival Kumbha Mela, Ashoka membeli manisan. Bela membawa Kaurwaki ke tempat peramal, namun Kaurwaki menolak dan malah membalikkan badan karena ia mencari sesuatu, Ashoka yang berada dibelakangnya tidak disadarinya. Sushima dengan berkuda melewati pasar itu.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :

Related Post:

Back To Top