Sinopsis Ashoka Samrat episode 338 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 338 by Kusuma Rasmana. Di tepi sungai Gangga, sedang berlangsung ritual Kumbha Mela, Kaurwaki baru usai melakukan ritual kumbhanya ketika melihat kelap-kelip pantulan sinar liontin kalung seseorang dari balik kain pelindung yang dibentangkan para pelayannya. Dia bermaksud pergi ke arah pemilik liontin itu, namun Bela menghentikannya. "Putri, Anda mau pergi kemana dengan pakaian seperti ini?", tanya Bela. Kaurwaki akhirnya sadar dia masih mengenakan pakaian ritual putih yang basah kuyup. Kaurwaki mengikuti kemauan pelayan, masih di dalam kain pelindungnya dia berdoa, "Aku datang ke sini untuk mencari berkahmu, Kuladewi (Dewi pelindung keluarga). Dalam misiku menemukan Ashoka, Anda mengabulkan doaku sebelum aku menyerukan doa itu dengan keras, Terima kasih, Kuladewi!". Kuarwaki lalu naik ke tepi dengan tetap di kelilingi kain putih membentang. Sementara itu, Ashoka sudah naik ke tepi di sisi lainnya dan pergi dari ghaat itu.

Ashoka melangkah menuju toko-toko dalam pasar festival yang ada di sekeliling tempat itu yang penuh banyak orang lalu lalang. Demikian juga Kaurwaki, Bela, para pelayan dan prajurit pengawal Kaurwaki mereka juga berada di tempat itu. Prajurit pengawal di depan mendorong orang-orang ke samping agar Putri Kaurwaki, junjungan mereka bisa lewat dengan lega dan tidak perlu berdesakan. Tindakan dua prajurit Kalingga itu membuat beberapa orang yang didorong menjadi kesal. Bahkan beberapa orang meneriaki mereka dengan marah. Perhatian Ashoka juga tercuri karena teriakan kesal tersebut.


Ashoka bertanya kepada mereka, "Apa yang terjadi?". Dua orang tersebut menjelaskan, "Rajawamshi (bangsawan) ini sangat sombong! Mereka tidak bisa bersikap damai bahkan di tempat ziarah ini. Dia mungkin seorang putri raja, tapi dia tidak bisa seenaknya mendorong orang agar bisa berjalan ke depan!"
Ashok bertanya pada mereka, "Dia bangsawan dari mana?"
Orang-orang itu menjawab,"Aku tak peduli dia putri dari mana, tetapi semua bangsawan itu sama saja. Mereka egois dan memandang rendah orang lain!"

Ashoka terluka mendengar ucapan 2 orang itu mengenai Rajawamshi, tetapi ia menyadari apa yang diucapkan mereka adalah benar. Ashoka menepuk bahu salah satu pria itu sebagai rasa simpati sebelum pergi.
Sementara Kaurwaki yang terus melangkah di keramaian itu sambil mencari-cari sesuatu, akhirnya dia berhenti karena kesal dan sedih. Orang yang dicari-cari tidak ada tanda-tandanya lagi, walaupun matanya sudah menelusuri orang-orang yang lewat di sekitarnya itu. Dia mengeluh, "Aku kehilangan dia! Aku menemukan tanda-tanda dia setelah menunggu begitu lama dan sekarang aku kehilangan dia lagi. Ini semua karenamu Bela!".

Bela bertanya, "Apakah Anda melihatnya? Bagaimana rupanya?"
Kaurwaki menanggapi, "Aku tidak melihat wajahnya. Tapi aku melihat cahaya terang yang berasal dari liontin kalung khusus yang aku pakaikan kepadanya 10 tahun yang lalu. Itu adalah kalung warisan dari nenek moyangku"
Bela meminta Kaurwaki agar tidak berkecil hati, lalu memberi saran, "Masuklah ke dalam kuil dan berdoalah kepada Tuhan. Dia telah membimbing Anda sampai disini. Maka Dia akan menunjukkan jalan setelah ini juga". Kaurwaki dan rombongan pun melangkah menuju kuil.

Ashoka melangkah menuju kuil Shiwa yang ada di tempat itu. Dia berdiri menatap tugu lingga Shiwa yang cukup besar yang di kelilingi beberapa pilar. Beberapa pendeta kuil tampak sibuk melakukan puja dan melayani para penyembah yang datang, di lantai kuil tampak beberapa sarana pemujaan. Ashoka berkata sambil menatap lingga, "Aku di sini karena ibu menginginkan itu. Aku telah berhenti meminta apa-apa. Aku telah memahami satu aturan hidup yang sangat baik bahwa seseorang pasti akan menerima phala (hasil) dari karma (perbuatan/tindakan) nya. Phala (hasil) yang aku inginkan hanya bisa diperoleh dengan menjalankan karmaku". Tanpa disadari mereka berdua, Kaurwaki juga sedang melakukan doa disisi lain dari lingga Shiwa di kuil yang sama. Dan keduanya, Kaurwaki dan Ashok berdiri berhadapan namun tugu lingga menghalangi pandangan mereka masing-masing. Keduanya kemudian melakukan parikrama (rangkaian tahap ritual berupa mengelilingi lingga dengan putaran searah jarum jam) bersama orang-orang yang lain hingga selesai. Dan akhirnya mereka berpisah dengan arah berbeda setelah melakukan puja di kuil tersebut.

Di Awantipuram, Ujjain, seorang prajurit melapor kepada Nirankush yang masih ada di depan rumah Seth Dhaniram. Prajurit itu melaporkan bahwa dia merasa Chanda berusaha untuk melarikan diri. "Saya mencoba untuk memberitahu Anda, tetapi ada kelapa yang jatuh mengenai kepala saya dan saya sempat pingsan"
Nirankush marah mendengar laporan itu dan dia memerintahkan prajuritnya agar masuk ke dalam rumah dan membawa Chanda keluar.

Dua prajurit menggedor pintu gerbang luar dan berteriak agar pintu dibuka, sedangkan prajurit lainnya segera menyebar. Di dalam kamarnya Dharma mendengar kegaduhan itu, dia segera memeluk Witashoka, dia sangat panik.
Devi dan Seth Dhaniram yang segera turun dari lantai atas terkejut karena pintu gerbang berhasil dijebol dan prajurit yang mengelilingi rumah mereka dari semua sisi. Para prajurit menggedor pintu kamar Dharma. Witashoka yang ketakutan semakin erat memeluk ibunya.
Masih di tempat yang sama, di pasar festival Kumbha Mela, tepi sungai Gangga, Kaurwaki melangkah bersama Bela dan para pelayan. Kaurwaki bertanya, "Apakah tapasya (penebusan dosa)ku yang aku lakukan masih belum lengkap?"

Bela mencoba untuk menghibur dan membesarkan hati putri rajanya.
Seorang pria berpakaian Acharya menanggapi kata-kata Kaurwaki, membuat Kaurwaki dan pelayannya menoleh. Orang itu berkata, "Semua orang menginginkan perdamaian, kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup tetapi semua itu memerlukan perjuangan yang besar". Pria acharya itu melangkah mendekati Kaurwaki sambil berkata, "Takdir membuatmu menerima itu, tetapi kau mendapatkan hasil atas dasar karmamu. Setiap orang yang ada di sini untuk alasan yang sama".
Kaurwaki merenungkan ucapan orang yang berpenampilan Acharya itu.

Sushima sedang dalam perjalanan menuju Awantipuram, Ujjaini dengan menunggang kuda bersama 2 prajuritnya yang juga berkuda. Arah yang di tempuh itu juga akan melewati tempat acara Kumbha Mela, di tepi sungai Gangga. Diatas kudanya yang berderap kencang, Sushima berguman, "Hari ini aku akan membuat dia membayar kembali atas semua perbuatannya di masa lalu. Tidak hanya Ashoka tapi seluruh keluarganya akan dihukum! Seluruh dunia akan melihat bagaimana orang yang melawanku harus menerima hukuman".

PREV  1  2
Bagikan :
Back To Top