Sinopsis Ashoka Samrat episode 338 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 338 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Sementara itu di Awantipuram, di rumah Seth Dhaniram, prajurit Ujjain masuk ke kamar Dharma dan menanyakan keberadaan Chanda. Namun Dharma dan putranya diam saja tak menjawab teriakan prajurit. Mereka lalu membawa Dharma dan Witashoka keluar dari kamarnya.
Prajurit melapor kepada Nirankush, "Kami tidak bisa menemukan Chanda di dalam". Nirankush marah dan minta prajurit membawa semua orang keluar pekarangan rumah itu. Dharma, Witashoka, Devi dan Seth Dhaniram digiring oleh prajurit dan dibawa kehadapan Nirankush yang menunggu di depan gerbang rumah itu.

Orang-orang disekitarnya berdatangan ikut berkerumun melihat kejadian itu, walaupun harus menanggung ketidak nyamanan karena bau yang menyengat.
Nirankush berteriak marah, "Dimana Chanda?!", namun keempat orang yang disandera itu tidak ada yang menjawab. "Sekali lagi aku tanya, dimana Chanda??!!!", Nirankush kembali berteriak sambil mondar mandir memperhatikan 4 orang di depannya. Namun Dhaniram, Devi, Dharma dan Witashoka hanya diam mendengar teriakan Nirankush.
Semua orang yang berdiri mengerumuni tempat itu juga diam saat Nirankush bertanya tentang Chanda.


Di pasar festival Kumbha Mela, Ashoka sedang berkeliling menikmati suasana pasar yang ramai, dia menelusuri barang-barang dari satu toko atau lapak ke lapak lainnya. Ashoka melihat beberapa pemain musik tambur sambil bernyanyi, dia tersenyum. Ashoka jadi merindukan adiknya, Witashoka saat berkeliling di pasar yang ramai itu. "Dia pasti sangat senang menikmatinya, bila dia aku ajak!", batih Ashoka. Dia lalu pergi membeli manisan untuk Witashoka. Di tempat yang sama, tidak jauh di belakangnya, Kaurwaki juga berkeliling di pasar itu bersama Bela. Bela sumringah saat melihat peramal yang tidak jauh darinya. Bela menarik tangan Kaurwaki ke tempat peramal berada. Namun Kaurwaki yang kurang tertarik malah melangkah mundur karena ia mencari sesuatu. Kaurwaki tidak menyadari Ashoka berada tepat di belakangnya sedang membayar manisan dan membeli keperluan lain.
Bela menarik tangan Kaurwaki ke tempat lain tepat sebelum Kaurwaki atau Ashoka bisa melihat satu sama lain.

Kaurwaki merasa gemas melihat anak kecil yang berpenampilan seperti Krishna kecil yang memakai dhoti (kain) kuning, membawa seruling dan hiasan kepala dengan bulu merak. Kaurwaki mencubit pipi kanan anak itu dengan manis lalu melangkah. Bocah dengan kostum Krishna kecil itu hanya sumringah sambil memegangi pipinya yang baru dicubit. Mungkin dia merasa senang karena seorang putri cantik mencubit pipinya. Sementara Ashoka yang sedang melangkah sambil melihat-lihat merasa gemas dengan penampilan Kanha kecil dari seorang bocah yang sama. Ashoka tersenyum kepadanya dan mencubit pipi kiri bocah itu lalu meneruskan langkahnya dengan pelan.
Ashoka singgah di toko yang menjual kain Sari. Dia teringat ibunya saat masih kecil, ibunya membalut lukanya dengan robekan dari kain sari. Ashoka memilih-milih sari itu dan membeli satu lembar sari untuk ibunya. Penjaga toko bertanya, "Apakah kau tidak akan membeli sesuatu untuk istrimu?"

Ashoka tersenyum dan menjawab, "Biar aku bertemu calon istriku dulu".
Ashoka yang akan melangkah, mendadak berhenti karena merasakan sesuatu, saat itu Kaurwaki dan Bela sedang berjalan melewati Ashoka. Ashoka segera melihat di sekelilingnya tapi tidak melihat orang yang dipikirkannya. Ia jadi teringat pertemuan terakhirnya dengan Kaurwaki di hutan dekat Pattaliputra.

Dia meminta penjaga toko agar memberikan sari yang paling indah dari lapak dan tokonya itu.
Penjaga toko bingung "Tadi Kau bilang kau belum menikah?"
Ashoka menjawab, "Aku membelinya untuk persiapan dimasa depan". Penjaga toko tersenyum dan memberikan sari berwarna merah muda yang indah. "Indah sekali", kata Ashoka memperhatikan sari itu. Ashoka pun membeli sari untuk Kaurwaki yang sangat dirindukannya. Ashoka melihat toko perhiasan di sebrang toko yang menjual sari.

Sementara Bela membawa Kaurwaki ke toko sari yang baru saja dikunjungi Ashoka. Bela bersemangat mengagumi sari yang ada disitu walaupun Kaurwaki kurang tertarik..
Di toko perhiasan, Ashoka sedang mengambil Mangtika (hiasan dahi bagi perempuan) dan dipegangnya menggantung didepan cermin. Kaurwaki yang ada di toko sebrang berbalik saat itu dan Mangtika itu terlihat sempurna di dahinya lewat bayangan di cermin, namun Ashoka tidak memperhatikannya karena dia sedang menawar harganya kepada penjaga toko.

Kaurwaki berbalik lagi ketika Ashoka mengambil Jhumkas (anting-anting) dan melihatnya di cermin bundar di depannya. Ashoka tersenyum memperhatikan Jhumkas itu juga cocok di telinga gadis yang bayangannya ada dicermin itu. Ashoka menanyakan kalung kepada penjaga toko. Penjaga toko mengambilkannya, kembali Ashoka memantaskan kalung itu di cermin dan pas benar dengan leher gadis yang bayangannya terpantul dicermin karena saat itu Kaurwaki memutar badannya.

"Bagus sekali kalung ini", kata Ashoka, namun sejenak dia terpaku saat melihat mata seorang gadis di cermin. Ashoka teringat kepada Kaurwaki yang dia temui dalam mimpinya sesaat sebelum ia jatuh bersama ke jurang dalam mimpinya itu. Ashoka segera berbalik untuk melihat gadis yang mungkin dibelakangnya, namun gadis yang bayangannya ada di cermin tidak ada lagi, karena Bela sudah mengajak Kaurwaki pergi saat itu.

Ashoka tersenyum dan berpikir, "Ah, ini pasti imajinasiku saja!", Ashoka lalu meninggalkan toko perhiasan itu.
Sushima menunggang kudanya dengan kencang melewati jalan pasar festival Kumbha Mela. Namun melihat keramaian pasar itu, Sushima sama sekali tidak mengurangi kecepatan lari kudanya. Seorang bocah yang berpakaian Kanha kecil kaget karena di depannya tiba-tiba ada kuda yang ada penunggangnya berlari kencang . Bocah itu berteriak, "ibu!". Ibu bocah itu kaget mendengar teriakan putranya sampai menjatuhkan nampan pemujaan karena terkejut. Ibu itu berteriak melihat putranya dalam bahaya.

Ashoka yang juga mendengar teriakan anak itu melihat bahaya yang mengancam bocah itu. Ashoka berlari dan segera menyelamatkan anak itu tepat waktu sebelum kuda Sushima bisa menabrak bocah berpakaian Krishna kecil itu. Namun Sushima tidak peduli dengan kejadian itu, kudanya terus berlari kencang.
Ashoka yang marah atas tindakan penunggang kuda itu berteriak, "Hei...Apa kau buta atau bodoh? Bagaimana bisa kau menunggangi kuda dengan kencang saat banyak orang disini? Apa matamu tidak bisa melihat anak ini?"

Sushima segera berhenti mendengar teriakan dari seseorang yang berani mencaci makinya. Dia membalik arah kudanya dan berkata, "Kau akan segera tahu siapa yang telah datang dalam tugas ini. Ini bukan antara kau dan aku, tapi antara hidup dan kebenaranmu".
Sushima segera turun dari kudanya, dia melangkah mendekati pemuda yang berani menantangnya itu. Sementara Ashoka yang marah juga segera berjalan menyambut penunggang kuda yang arogan itu. Orang-orang semua memperhatikan apa yang segera akan terjadi. Kedua pemuda yang tidak saling kenal itu segera berhadapan satu sama lain, mata keduanya memancarkan rasa marah.


CUPLIKAN : Di depan rumah Seth Dhaniram, Nirankush berkata, "Aku akan mati di tangannya". Dharma bertanya, "Siapa yang sedang Anda maksud?". Nirankush menjawab, "Aku berbicara tentang iblis! Dewa dari kematian, Pangeran Sushima!". Dharma kaget mendengar ucapan Nirankush. Di pasar festival, Ashoka terkejut menyadari bahwa orang itu adalah Sushima. Dharma bersembunyi dan berdoa kepada dewa agar menyelamatkan mereka dari iblis ini. Sementara itu Sushima tiba di rumah Seth Dhaniram.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :

Related Post:

Back To Top