Sinopsis Ashoka Samrat episode 337 by Kusuma rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 337 by Kusuma rasmana. Episode dimulai dengan Ashoka yang sedang dalam perjalanan menuju festival Kumbha Mela di sungai Gangga, masih di wilayah Ujjain. Saat itu Ashoka tengah menumpang pedati yang ditarik 2 ekor lembu, Ashoka tersenyum menikmati udara segar sepanjang perjalanan itu.
Di tempat lain, namun di jalan dengan tujuan yang sama, Kaurvaki juga sedang dalam keretanya bersama Bela dan dikawal beberapa prajurit dan pelayannya. Kaurwaki juga sedang tersenyum bahagia dalam keretanya.

Kaurwaki berkata,"Aku merasa seolah-olah Ashoka juga mendengar senandung yang sama seperti yang aku dengarkan di bawah langit yang sama"
Bela senang melihat putri raja itu bahagia. "Aku merasa seperti jatuh cinta saat melihatmu bahagia. Aku yakin kisah cintamu dan Pangeran Ashoak akan menginspirasi banyak generasi!", kata Bela dengan sumringah. Kaurwaki hanya tersenyum mendengar kata pelayan kesayangannya itu.
Perjalanan Ashoka terhenti sementara untuk beristirahat, demikian juga pedati yang ditumpanginya ikut berhenti. Ashoka memilih duduk dibawah pohon besar di tepi jalan besar untuk istirahat dan menyantap bekal makanannya. Sementara disampingnya ada 2 kendi air yang memang tersedia di situ untuk semua orang yang lewat yang ingin minum. Karena tempat itu memang jalan besar yang dilintasi banyak orang.


Namun belum habis bekal makanannya, Ashoka menyudahi makannya dan membungkus kembali makanannya. Ashoka sedang membasuh wajahnya dan minum air ketika kereta Kaurwaki dan rombongannya melintas di jalan itu.
Mereka berdua tidak melihat satu sama lain tapi Ashoka merasakan sesuatu setelah kereta Kaurwaki lewat. Dia segera menghalau pikirannya dan melanjutkan acara minum airnya.
Dalam perjalanannya, kereta yang dinaiki Kaurwaki salah satu rodanya terperosok ke dalam lubang. Sais kereta dan prajurit berusaha menarik atau mendorongnya, namun kereta masih terjebak. Akhirnya Kaurwaki dan Bela turun dari kereta untuk melihat keadaan roda kereta. Bela menyarankan Kaurwaki untuk beristirahat dan bermain sesuatu dibawah pohon tepi jalan itu sampai roda kereta yang terperosok itu berhasil di tarik ke atas. Kaurwaki dan Bela lalu duduk dibawah pohon dekat kereta yang terjebak dan mulai bermain Chausar.

Bela ragu-ragu menempatkan bidaknya yang hitam dalam permainan itu.
Kaurwaki yang memainkan bidak merah meremehkan Bela karena posisinya kurang bagus. Dia berkata, "Jangan banyak berpikir. Kau pasti akan kalah!". Bela membalas, "Tidak bisa, Aku akan menang kali ini!".
Entah apa yang akan dilakukan Kaurwaki, tiba-tiba dia bangkit dari duduknya dan pergi dari sana. Langkahnya diikuti oleh Bela. Mereka meninggalkan permainannya yang belum selesai, sementara pelayan lainnya hanya diam menunggu di tempat itu.
Ashoka yang menumpang pedati lewat ditempat itu. Dia melihat beberapa prajurit yang sedang mencoba menarik roda kereta yang terperosok tetapi tidak berhasil.

Ashoka turun untuk melihatnya, namun dia tidak ikut membantu. Sesuatu di bawah pohon menarik perhatiannya. Ashoka melihat papan permainan Chausar dari kain dan beberapa bidak dalam posisi permainan yang masih berjalan. Rupanya ada yang meninggalkan permainan yang belum selesai itu, karena ada beberapa pelayan perempuan berdiri menjaganya. Tanpa peduli para pelayan yang disitu, Ashoka mendekati kain Chausar dan menjalankan langkah bidak hitam hingga permainan selesai karena bidak merah telah kalah. Ashoka lalu pergi melanjutkan perjalanannya lagi dengan menumpang pedatinya.

Sementara roda kereta yang ditumpangi Kaurwaki sudah berhasil ditarik keluar dari lubang saat itu juga.
Kaurwaki dan Bela yang kembali kesana heran melihat yang terjadi pada permainan Chausar yang ditinggalkan sebelumnya. Dia melihat bidak merah miliknya sudah kalah oleh bidak hitam.
"Siapa yang memainkan bidak ini?", tanya Kaurwaki kepada pelayan.
Seorang pelayan mejawab, "Seorang pemuda, Tuan Putri, dia seorang pejalan kaki"
Bela tersenyum bangga dan berkata, "Ada seseorang di dunia ini yang bisa menyamaimu. Orang itu berhasil mengalahkanmu dalam permainan ini untuk pertama kalinya!"
Kaurwaki tidak marah mendengar ucapan Bela, dia malah tersenyum seperti teringat seseorang.

Di tepi sungai Gangga, dimana tempat acara Kumbha Mela berlangsung, disana sudah banyak orang yang berlalu lalang. Beberapa yang lalu lalang itu adalah para acharya, para pertapa yang berpenampilan sederhana, para sanyasi, para wasi dan, keluarga bangsawan dan orang-orang biasa. Disekeliling tempat itu banyak toko yang menjual perhiasan, barang-barang ritual, busana dan pernak-pernik ritual keagamaan lainnya. Seorang anak merengek kepada ibunya minta dibelikan pakaian dan mahkota seperti Sri Krishna. Ibunya tidak membolehkannya namun anak itu terus merengek. Ashoka juga sudah sampai di tempat itu. Setelah berjalan beberapa langkah dia melihat seseorang yang dari penampilannya adalah Acharya atau brahmana atau pendeta kuil. Orang itu berkata keras sambil merentangkan tangannya keatas tanpa peduli orang-orang lalu lalang disekitarnya.

"Kau akhirnya akan bertemu dengan orang yang telah menunggumu sangat lama dalam penantiannya. Akan ada kisah kepahlawanan Mahabharata lainnya, demikian juga perang Dharma melawan Adharma lain setelah itu!", kata orang yang berpenampilan acharya itu.

Ashoka lalu melangkah mendekati orang itu. Dia berhenti dan memperhatikan orang yang berpenampilan acharya itu dari ujung kaki hingga wajahnya. Sementara orang berpenampilan acharya tersenyum dengan ramah. Orang itu berkata lagi, "Orang yang setiap jarinya memiliki chakra, hanya dia yang bisa menjadi Chakrawartin (raja agung) di masa depan". Ashoka kaget dengan ucapan acharya itu yang menyebut Chakrawarti. Acharya itu melanjutkan, "Tangannya yang perkasa dapat menghancurkan gunung-gunung. Tapi Anda telah menenggelamkan diri dalam kemarahan Anda saat ini. Orang yang bisa mengendalikan amarahnya bisa menang dan menaklukkan dunia. Waktunya tidak lama lagi saat kau akan menemukan penyaluran untuk menenangkan kemarahan Anda!". Ashoka hanya bengong mendengar ucapan acharya yang seakan meramalkan nasib dirinya. Sementara rombongan Kaurwaki, Bela, dan para prajurit pengawal dan pelayan baru sampai di tempat Kumbha Mela itu juga.

Seorang yang berpenampilan acharya itu mulai melangkah pergi tapi Ashoka menghalangi jalannya. "Katakan, siapa Anda?", tanya Ashoka
Acharya itu menjawab, "Lebih baik anda mengenal jatidiri Anda sendiri dulu, baru bertanya siapa aku".
Ashoka berkata, "Semua yang Anda katakan tadi membuktikan bahwa Anda telah mengenalku sebelumnya".
Acharya itu meminta Ashoka untuk menebak siapa dia.
Ashoka menjawab, "Penyihir!"
Acharya itu malah tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Ashoka. Dia berkata, "Kehadiran Anda disini memiliki banyak makna. Anda percayalah akan hal itu atau abaikan"
Lelaki berpenampilan acharya itu berjalan pergi. Ashoka menatap kepergianya dengan bingung.

PREV  1  2
Bagikan :
Back To Top