Sinopsis Ashoka Samrat episode 332 bag 2 by Kusuma
Rasmana. Kaurwaki berhenti melangkah dan melihat batu ditangannya. Dia
memikirkan pertemuan terakhirnya dengan Ashoka. "Kita akan bertemu lagi jika
kita tetap hidup. Baik waktu maupun musuh, tidak bisa memisahkan kita!" demikian
terngiang kata-kata Ashoka. Kaurwaki lalu masuk ke dalam bersama Bella dan
sekelompok prajuritnya. Mereka berdua lalu duduk di kedua sisi dari seorang pria
yang sedang menikmati minumannya.
Seorang pelayan Sarai menyuguhkan minuman kepada Ashoka. Saat
Ashoka akan mengambil gelasnya, seorang pemuda menyambar gelasnya dan langsung
menyeruput minuman itu. Nanda tertawa melihat itu dan menikmatinya dari jauh.
Ashoka minta disediakan minuman lagi kepada pelayan, namun lagi-lagi gelas
minumnya diambil tepat saat dia akan meminumnya. Pada kali terakhir, Ashoka tak
tahan lagi, kesabarannya sudah habis. Tepat saat minumannya akan diambil, Ashoka
menarik meja dan menyelamatkan gelasnya dari rampasan dan langsung meneguk
minumanya. Ashoka menatap mereka semua dengan pandangan tajam.
"Aku siap untuk bertarung dengan kalian seperti yang kalian inginkan! Tapi setiap orang pasti sepenuhnya menikmati. Aku tahu pasti kalian adalah suruhan Nanda ini. Aku akan memukul kalian tanpa menyentuh tubuh kalian!", kata Ashoka menantang semua pemuda yang mengelilinginya.
"Dan Kau harus mentraktir semua orang yang ada di sini jika kau kalah! Itu adalah satu-satunya syarat", kata Ashoka kepada Nanda. Mandor itu pun menerima syarat itu dengan perasaan sepele.
Di tempat duduknya, Kaurwaki meminta lelaki didekatnya untuk
tidak berpindah tempat. Lelaki itu bertanya, "Siapa kau?"
Kaurwaki berkata kepadanya agar jangan pernah bergerak. "Aku tahu bahwa kau adalah mata-mata Pangeran Magadha, Sushima. Aku memang menantikan ini. Kau tahu hukuman yang diberikan kepada mata-mata Magadha jika ditemukan di Kalingga?". Lelaki itu hanya diam ketakutan.
"Namun saat ini sungguh kebetulan aku tidak akan menangkapmu, karena kita memiliki tujuan yang sama! Apa yang kau ketahui tentang Ashoka?", tanya Kaurwaki lagi.
Lelaki itu menjawab, "Bagaimana jika aku tidak memberitahu?"
Kaurwaki berkata, "Aku mencari Ashoka lebih dari Sushima. Siapapun yang menghalangi kami tidak akan bisa hidup!"
Bella berkata kepada lelaki itu untuk berbicara. Kaurwaki mulai bersikap manis memohon lelaki itu agar mengatakan sesuatu mengenai Ashoka.
Mata-mata itu menjawab, "Aku telah memeriksanya dimanapun tapi tidak bisa menemukannya. Hanya ada satu tempat yang tersisa untuk dicari yaitu Awantipuram, wilayah Ujjaini! Satu-satunya harapan untuk menemukan dia adalah di tempat itu".
Kaurwaki terlihat senang dan penuh harapan mendengar keterangan itu.
Di tempat Ashoka, dia berhasil mengalahkan para pemuda yang
menyerangnya bahkan tanpa menyentuh mereka. Yaitu hanya dengan mengelak ke
samping atau dengan menggunakan benda-benda yang ada di sarai seperti meja,
kursi, gelas minuman dan tali-temali. Para pemuda yang kalah akhirnya bangun
tertatih-tatih, sementara Nanda yang tangan kanannya diperban hanya bisa
bengong.
Ashoka melangkah mendekati Nanda yang diam ketakutan. "Guruku bilang, kejahatan tidak memiliki pemecahan apapun. Melainkan akan berakhir! Seperti ular melepaskan racunnya setelah menggigit. Tapi sekarang aku telah memutuskan untuk merebut apa yang aku inginkan!", kata Ashoka memegang bahu Nanda.
Ashoka melangkah mendekati Nanda yang diam ketakutan. "Guruku bilang, kejahatan tidak memiliki pemecahan apapun. Melainkan akan berakhir! Seperti ular melepaskan racunnya setelah menggigit. Tapi sekarang aku telah memutuskan untuk merebut apa yang aku inginkan!", kata Ashoka memegang bahu Nanda.
Ashoka mengambil kantong uang dari Nanda dan memberitahu semua orang untuk menikmati minuman karena semuanya akan dia traktir. Ashoka pun duduk menikmati minuman dari gelasnya. Sambil menikmati suguhan para penari lelaki dan perempuan yang menari meliuk-liukan badan dan pinggulnya. Ashoka membagikan minuman, dia menyanyi sambil ikut menari bersama para penari. Dalam pengaruh minuman yang memabukkan, dia teringat hinaan kepada ibunya dan ia semakin terlihat marah mengingat semua yang telah terjadi di Pattaliputra 10 tahun yang lalu.
Penari wanita menari lebih dekat kepadanya dan berusaha memeluknya,
tapi Ashoka menghindar kesamping. Ashoka melihat kalung dilehernya, ia jadi
teringat kepada Kaurwaki, teringat pertemuan terakhirnya di hutan.
Dia melangkah terhuyung-huyung berjalan keluar dari Sarai.
Ashoka jatuh telungkup di lorong menuju Sarai karena dalam keadaan mabuk
berat.
Dalam keadaan tidak sadarnya, Ashoka merasa ada di suatu tempat yang indah. Dia melihat seorang gadis yang cantik dihadapannya namun wajahnya tidak jelas, hanya berupa bayangan siluet.
"Sudah 10 tahun tanpamu, tanpa melihatmu, tanpa mengetahui apa-apa tentangmu. Aku tahu kita harus bertemu tapi kapan?", tanya Ashoka.
Gadis (dalam tampilan siluet) itu menjawab, "Tradisi, kerajaan, permusuhan, dan tahta adalah semua rintangan yang ada di jalan kita"
Ashoka ingin tahu kapan pertemuan itu akan terjadi, "Aku tidak bisa hidup tanpamu!". Gadis (dalam bayangan siluet) itu merentangkan tangannya seakan menyambutnya.
Ashoka pun dengan gembira berjalan ke arahnya, tanpa disadari tempat itu adalah pinggir tebing. Ashoka terpeleset ke bibir tebing yang berjurang dalam. Namun Ashoka tidak jatuh karena berpegangan di sebuah dahan. Gadis itu datang mendekati tebing dan memanggil, "Ashoka!!"
Ashoka terpesona melihatnya karena kini wajah gadis itu tampak jelas. "Kamu lebih cantik dari bayanganku. Apa yang bisa lebih baik daripada ini bagiku? Orang yang aku tunggu sekarang ada di hadapanku", kata Ashoka tanpa peduli sedang bergantungan di sebatang dahan.
Dalam keadaan tidak sadarnya, Ashoka merasa ada di suatu tempat yang indah. Dia melihat seorang gadis yang cantik dihadapannya namun wajahnya tidak jelas, hanya berupa bayangan siluet.
"Sudah 10 tahun tanpamu, tanpa melihatmu, tanpa mengetahui apa-apa tentangmu. Aku tahu kita harus bertemu tapi kapan?", tanya Ashoka.
Gadis (dalam tampilan siluet) itu menjawab, "Tradisi, kerajaan, permusuhan, dan tahta adalah semua rintangan yang ada di jalan kita"
Ashoka ingin tahu kapan pertemuan itu akan terjadi, "Aku tidak bisa hidup tanpamu!". Gadis (dalam bayangan siluet) itu merentangkan tangannya seakan menyambutnya.
Ashoka pun dengan gembira berjalan ke arahnya, tanpa disadari tempat itu adalah pinggir tebing. Ashoka terpeleset ke bibir tebing yang berjurang dalam. Namun Ashoka tidak jatuh karena berpegangan di sebuah dahan. Gadis itu datang mendekati tebing dan memanggil, "Ashoka!!"
Ashoka terpesona melihatnya karena kini wajah gadis itu tampak jelas. "Kamu lebih cantik dari bayanganku. Apa yang bisa lebih baik daripada ini bagiku? Orang yang aku tunggu sekarang ada di hadapanku", kata Ashoka tanpa peduli sedang bergantungan di sebatang dahan.
Kaurwaki berkata, "Bahkan kematian tidak bisa memisahkan kita. Kita bertemu setelah 10 tahun".
Namun dahan yang dipegang Ashoka tiba-tiba patah dan Ashoka jatuh menuju dasar jurang yang dalam itu.
"Ashoka!", Kaurwaki kaget melihatnya jatuh. "Kita dipisahkan dalam kehidupan kita maka kematian akhirnya akan menyatukan kita!", kata Kaurwaki lagi, lalu dia pun ikut terjun menuju dasar jurang menyusul Ashoka. Mereka akhirnya berpegangan tangan. Kaurwaki bersandar di dada Ashoka dan Ashoka merasa damai, walaupun tubuh mereka meluncur deras menuju dasar jurang.
Ashoka akhirnya tersadar, dia membalikkan badannya menjadi telentang. Di hadapannya sudah berdiri Nanda sang mandor dengan belati terhunus didekat dadanya. Nanda tertawa mengambil kantong uangnya sambil mengancamkan belatinya. Sinopsis Ashoka Samrat eisode 333
CUPLIKAN : Di ruang sidang istana Magadha, Bindushara bertanya,
"Siapa yang mengenakan pajak pada bahan makanan?". Mahamatya menyebut nama
Sushima. Bindushara ingin bertemu Sushima segera, dia mengeluh,"Sampai kapan aku
akan memperbaiki kesalahannya?"
Sushima berkata, "Dunia ini membutuhkan seorang iblis dan bukan seorang Nayaka (pemimpin)!"
Charumitra tersenyum puas mendengarnya.
Sushima berkata, "Dunia ini membutuhkan seorang iblis dan bukan seorang Nayaka (pemimpin)!"
Charumitra tersenyum puas mendengarnya.