Sinopsis Ashoka Samrat episode 332 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 332 by Kusuma Rasmana.  Di sebuah rumah besar, di kota Awantipuram, Ujjaini. Dharma sedang berbincang dengan dua orang tamunya, Nayaka dan Acharya Radhagupta. Dharma kaget mendengar keterangan tentang Rani Subhrasi punya kemampuan pawisthe dresta (melihat masa depan).
"Benarkah itu, Acharya?", tanya Dharma setengah tidak percaya.
Acharya Radhagupta menjawab, "Benar, Dewi. Tidak ada yang akan mempercayai kata-katanya sampai itu menjadi kenyataan".
Dharma bertanya, "Dan bagaimana tentang Rani Charumitra?".
Nayaka menjawab, "Dia adalah noda bagi kemuliaan wanita". Radhagupta hanya diam dan ikut mendengarkan.


"Dia berdoa dan memuja iblis. Sihir atau ilmu hitam sangat dilarang di Magadha namun dia terus melakukannya untuk membantu Sushima memperoleh kekuatan jahat. Dia tidak keluar dari kamarnya selama beberapa hari pada waktu itu"

Adegan menampilkan di istana Magadha, Pattaliputra, dalam sebuah ruangan, Charumintra yang rambutnya berurai, matanya mendelik seram, duduk menghadap tungku pembakaran yang penuh kayu bakar, disampingnya penuh sarana warna dan batu-batu serta sarana ritual lainnya. Mulutnya komat-kamit membaca mantra sihir. Charumitra memasukkan semua sarana itu kedalam tungku yang menyala dalam melakukan ritus ilmu hitam itu. Dengan ucapan mantra dia mengubah sebongkah batu menjadi kalajengking yang sangat beracun.

Nayaka menambahkan, "Charumitra menyebut kebanggaan karena Tantrik (seorang ahli tantra) masih hidup di gunung. Tantrik itu membantu Charumitra dari sana hanya lewat tantra widya (ilmu tantra), tanpa perlu turun dari tempatnya."

Dharma merasa sedih dan hati sakit mendengar keterangan itu. "Cukup... cukup..., aku tidak tahan mendengar semua ini lagi! Aku ingat dulu apa yang pernah terjadi saat mengandung", kata Dharma.
"Apa yang telah terjadi kepada anggota keluarga kerajaan? Apakah karena ini Acharya Chanakya memimpikan persatuan India? Apakah karena ini Acharya Chanakya mengorbankan hidupnya? Mengapa Samrat masih tidak bisa melihat sesuatu keganjilan yang terjadi disekelilingnya?", tanya Dharma trenyuh.

Sementara itu Devi yang merasa ingin tahu, mengendap-endap mendekati pintu ruangan itu dari luar.
Acharya Radhagupta berkata, "Tidak ada bukti yang ditemukan terhadap Charumitra sampai saat ini. Kita tidak bisa melakukan apapun. Dia telah menghancurkan segalanya!"
Nayaka baru mulai bicara tentang Siamak ketika mereka mendengar sebuah suara dari balik pintu. Devi yang tidak tahan dengan rasa ingin tahunya tak sengaja membuat suara di pintu ruangan Dharma. Ketiga orang yang didalam kaget dan merasa harus waspada.
Dharma membuka pintu dan menemukan Devi disana. "Apa yang kau lakukan disini?", tanya Dharma.
Devi balik bertanya, "Dengan siapa bibi berbicara?".
Sementara di ruang dalam, Nayaka dan Radhagupta segera pergi dari ruangan itu lewat pintu lain.
Dharma menjawab, "Orang yang datang itu sudah pergi. Kenapa kau begitu penasaran?"
Devi menyahut, "Tidak ada di dunia ini yang tidak dipengaruhi rasa ingin tahu".
Devi akhirnya berbicara berputar-putar tak karuan dan membuatnya kehilangan maksud pokok pembicaraan yang membuat ia penasaran. Dharma hanya mendengarnya dengan rasa enggan dan bosan Akhirnya Dharma menyuruhnya untuk pergi tidur karena sudah malam. Dharma langsung menutup pintu.

Devi terpaksa mengikuti perintah Dharma karena Dharma sudah mengusirnya. Devi berpikir Dharma telah menjebak dia dalam kata-katanya sendiri "Aku marah dan penasaran dengan semua itu, tapi aku akan mencari tahu segala sesuatunya segera!", batin Devi sambil melangkah.

Di istana Kalingga, pelayan bernama Bela melapor kepada Kaurwaki tentang petunjuk keberadaan Ashoka yang dicarinya. "Akhirnya Tuhan mendengar doamu. Dia akan datang ke bar malam ini di luar Kalingga!", kata Bela.

Kaurwaki bahagia mendengar informasi itu. "Aku telah menunggunya (Ashoka) selama bertahun-tahun. Aku masih merasa dia di dekatku bahkan ketika ia tidak ada. Malam ini adalah hasil dari tapasya (pengekangan diri / penebusan dosa) yang aku lakukan dalam sepuluh tahun ini!", kata Kaurwaki gembira sambil memegang tangan Bela.

Di suatu tempat diluar wilayah kota Kalingga, beberapa orang sedang berkumpul pada sebuah bangunan yang disebut Sarai (bar) yang merupakan tempat bersantai menikmati minuman dan hiburan musik dengan para penarinya. Beberapa orang hilir mudik datang dan keluar dari bangunan itu. Yang lain ada yang mabuk karena minuman keras, bahkan ada yang terkapar tak mengenal tempat. Ashoka baru datang ke tempat itu, ia memandang orang terkapar di tanah karena mabuk. Dia lalu melangkah masuk ke dalam Sarai. Di dalam ruangan, mandor atau pengawas Ashoka yang bernama Nanda yang tangannya berbalut perban, sudah disana menikmati minumannya bersama kawan-kawannya.

Salah seorang kawannya bertanya, "Mengapa dia belum ada di sini?". Seseorang menjawab sambil tertawa, "Dia takut padamu!". Nanda membenarkan dengan pendapat kawannya.

Di luar bangunan, Kaurwaki dan Bella juga mau masuk ke dalam Sarai. Mereka menutupi kepala mereka dengan dupatta. Ashoka pun masuk kedalam ruangan itu, membuat Nanda dan kawan-kawannya terlonjak. Seorang kawan Nanda, sengaja menguji kesabaran Ashoka yang melangkah mencari tempat duduk.

PREV  1  2
Bagikan :
Back To Top