Sinopsis Ashoka Samrat episode 333 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 333 by Kusuma Rasmana. Di gang masuk menuju bangunan Sarai (bar) diluar kota Kalingga, Ashoka yang tengah telentang dan baru sadar, melihat Nanda sangat dekat dan mengarahkan belati di dadanya. Namun Ashoka yang tidak takut sama sekali berkata, "Tidak ada yang akan menyelamatkanmu hari ini! Aku akan memberikan contoh hari ini bahwa aku suka tersenyum tapi aku sama sekali tidak menikmati tawaan"

Nanda yang merasa diatas angin karena memegang senjata marah dan bermaksud melukai Ashokaa. Namun seseorang menahan tangan kiri Nanda yang membawa belati. Nanda kaget, dia menoleh dan melihat lelaki setengah baya yang berewokan dan dipinggangnya tergantung pedang. Tangan kukuhnya membuat Nanda tidak bisa berkutik. Nanda meminta kawan-kawannya menyerang, namun Nanda sendiri dibuat roboh atas pukulan tangan orang itu. Saat bangun Nanda kaget, karena kawan-kawannya sudah bergelimpangan semua. Nanda heran dan tidak habis pikir bagaimana lelaki itu bisa melumpuhkan beberapa orang hanya dalam hitungan kedipan mata. Nanda tidak tahu lelaki itu adalah Nayaka, panglima istana Magadha.
Sambil tetap terbaring, Ashoka berkata, "Apa kau tidak dapat melihat atau berpikir dengan tindakannya?"


Ditampilkan dalam kilas balik, bagaimana Nanda tidak melihat saat Nayaka menghajar kawan-kawannya. Nanda yang marah segera mengambil belati dan menyerang, namun Ashoka yang masih terbaring melayangkan tendangannya sehingga Nanda terjungkal. Nayaka menolong Ashokaa bangun dari tanah. Ashoka mendekati Nanda dan berkata, "Aku membiarkanmu hidup karena aku suka orang yang tidak menerima kekalahan dengan mudah".
Nanda hanya meringis menahan tangannya yang sakit.
Ashoka melangkah masih agak terhuyung dan melihat jauh. "Aku tidak khawatir orang masih mencariku tapi Kau, kau juga pasti akan dicari oleh Magadha".
Nayaka menjawab, "Swami (Tuan), Aku sudah bersumpah untuk menjagamu".

Ashoka berkata, "Orang lain mungkin telah buta tapi aku tidak. Aku melihatmu terus membuntuti aku beberapa kali waktu ini. Kau telah bersumpah untuk melindungiku dan menyelamatkan Ibu, juga Acharya Radhagupta"

Nayaka menjawab, "Dengan melindungi kalian, aku secara tidak langsung melindungi diriku sendiri juga".

Ashoka hanya mengangguk sambil terhuyung. "Ayo, Swami, kita pergi", kata Nayaka mempersilakan Ashoka pergi meninggalkan tempat itu. Ashoka melangkah sambil terhuyung diikuti oleh Nayak dari belakang.

Nanda bingung mendengar Nayaka memanggil Chanda dengan sebutan Swami (Tuan).

Di istana Kalingga, Di kamarnya, Kaurwaki sedang bersama pelayan setianya, Bela. "Aku telah menyalakan diya ini atas nama Ashoka selama 10 tahun. Aku tidak pernah membiarkannya tertiup angin dan padam. Aku sudah sangat sabar. Sekarang aku tahu ada kemungkinan dia berada di Ujjain, dan aku tidak bisa bersabar lagi! Aku harus bertemu dengannya. Aku harus segera pergi!", kata Kaurwaki sambil memandang diya yang diletakkan dekat lingga Shiwa. Bella menyarankan Kaurwaki agar menunggu waktu yang tepat. "Jika Maharaja tahu, dia tidak akan menyukai semua ini", kata Bella. Kaurwaki merenungkan saran dari pelayannya itu.

Di tengah danau yang agak tenang di suatu tempat dalam kegelapan malam, Nayaka sedang duduk diatas perahu kecil bersama Ashoka. Nayaka berkata, "Tempat ini sungguh sempurna untuk berbicara. Tidak ada yang akan mendengar kita disini".

Ashoka bertanya dengan nada serius, "Sushima! ceritakan tentang Sushima!"

Nayaka menjawab, "Sushima sebelumnya dia hanya berprilaku brutal yang kejam tapi Charumintra telah mengubahnya menjadi sosok yang lain dengan melakukan tamasik yajnya (ritual kegelapan, ritual negatif) atas bantuan Tantrik dan orang-orangnya".

Ashoka menyimak dengan serius penjelasan Nayaka.

Adegan ditampilkan disebuah tempat sedang dilakukan ritual pemujaan kegelapan atau iblis. Tempat yang seram itu berisi tungku pembakaran dengan api menyala, telaga kecil yang berair dan dipenuhi sarana ritual lainnya. Tampak Sushima muda tubuhnya mulai dililitkan kain putih hingga terbungkus yang dilakukan oleh anak buah Tantrik. Juga berdiri Charumitra yang ikut menyaksikan. Tantrik yang duduk bersila ditempat tinggi, berkata, "Aku melihatnya di masa depan. Seseorang akan datang kesini dan mengubah semuanya. Dia memiliki kekuatan untuk menanggung semua itu, dia akan mengakhiri kegelapan dan menuntun menuju cahaya. Kau adalah media dari Mukti (pelepasan)-ku dan sebaliknya. Masuklah ke dalam Kunda (telaga) dan kau akan tahu semua orang yang akan melawanmu. Kau harus menyerahkan dirimu sepenuhnya kepada iblis. Kau harus mengabaikan keinginan pribadimu dan kau harus melakukan apa yang iblis perintahkan atau minta darimu. Jika kau gagal, kau tidak akan hidup!".

Sushima setuju dan akan mematuhi perintah Tantrik. Sekarang tubuhnya sudah tertutup kain putih dari atas hingga bawah kecuali tangan dan matanya. Sushima lalu berjalan dan turun ke telaga itu. Beberapa anak buah Tantrik melakukan ritual di sisi telaga, Charumitra hanya mengawasi. Tepat ditengah telaga, Sushima menenggelamkan tubuhnya didalam air telaga.

Ashoka tersenyum meremehkan saat mendengar cerita itu. "Sushima telah kehilangan akal. Dia pikir dia bisa menaklukkan seluruh India lewat Tantra Widya (ilmu tantra)? Dia salah!", kata Ashoka.
Nayaka menanggapi, "Jika Anda bisa mengalami sendiri, seperti apa perubahan Sushima setelah bertahun-tahun, maka Anda tidak akan berkata seperti itu".

Adegan menampilkan ditempat ritual Tantrik, Sushima dewasa keluar dari dalam air Kunda (telaga) .
Dengan satu gerakan lengannya, dia memenyingkirkan sisa kain putih yang menutupi badannya . Dalam keadaan telanjang dia naik ke atas, lalu menutupi bawah perut, bokong dan pahanya dengan secarik kain hitam. Dia menjalani pengujian lagi, seseorang melukai lengannya dengan sabetan pedang. Namun lukanya kembali sembuh seketika itu dengan sendirinya. Seekor ular yang memiliki racun mematikan berusaha menggigitnya dan menyemburkan racunnya tapi sia-sia. Ular itu berhasil dibanting oleh Sushima dan membuatnya kabur. Batu karang yang dilemparkan kepadanya hancur berkeping-keping oleh tangkisan lengannya. Charumitra yang sebelumnya takut menjadi takjub dan senang dengan kemampuan Sushima.

Sushima merentangkan tangannya, matanya mendelik, dan berkata, "Dunia ini memerlukan iblis, bukan seorang Nayaka (pemimpin)! Dan Akulah iblis itu!"

Charumitra tersenyum puas, demikian juga Tantrik merasa puas karena gemblengan dan ritualnya berhasil.

"Sekarang ketidakbenaran akan menjadi aturanku di dunia ini. Aku akan mengabdikan seluruh hidupku untuk memenuhi setiap keinginan Swami (tuan)-ku sekarang!", kata Sushima mencakupkan tangan ke arah Tantrik. Tantrik tersenyum.

PREV  1  2
Bagikan :
Back To Top