Sinopsis Ashoka Samrat episode 297 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 297 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Di dalam sel penjara, Ashoka berbicara pada dirinya sendiri. "Aku bodoh! Aku seharusnya tidak menerima tantangan Sushima itu. Andai saja tidak terjadi, Drupada tentu masih hidup hari ini. Aku tidak akan bisa hidup dengan rasa bersalah ini. Maafkan aku, Drupada. Kau tahu betapa sayangnya aku kepadamu", guman Ashoka menyalahkan dirinya sendiri.

Kaurwaki datang ke sel penjara mengantarkan makanan untuk Ashoka. Dia memberikan paan (semacam penganan) yang sudah diisi bahan khusus kepada semua prajurit penjaga sel penjara bagian depan. Mereka semua pingsan segera setelah memakan paan itu. Dua prajurit dari sel Ashoka datang ke tempat itu karena mendengar keributan namun keduanya dilumpuhkan oleh Nayaka.

Ashoka kaget melihat Kaurwaki datang ke selnya. "Kau? Apa yang kau lakukan disini?", tanya Ashoka.

Kaurwaki menjawab, "Kau harus segera lari dari sel ini, aku akan membawamu keluar".
"Itu tidak mungkin! aku tidak mau melarikan diri", kata Ashoka, "namaku akan bertambah jatuh dimata Samrat bila sampai melakukan itu".

Kaurwaki menjelaskan, "Aku sempat melihat kulit dan wajah Drupada sebelum dikremasi. Wajahnya menghitam yang berarti ujung anak panah yang melukai Drupada telah diolesi racun. Hitam karena racun itu tidak akan terjadi jika panahmu yang mengenai Drupada".

Ashoka teringat sesaat sebelum menembakkan panah, dia mencium ujung panah. "Benar, aku mencium ujung panah itu namun aku baik-baik saja. Itu berarti bukan panahku yang membunuh Drupada", kata Ashoka.

Kaurwaki yakin seseorang telah menjebak Ashoka. "Kau harus membuktikan bahwa kau tidak bersalah di ruang pengadilan, didepan warga kerajaan", kata Kaurwaki. "Dan hal itu hanya mungkin jika kau keluar dari sini", kata Kaurwaki lagi.

Panglima Nayaka datang ke sana membuka sel Ashoka dan juga membuka semua belenggu dan borgolnya. Ashoka dan Kaurwaki berusaha pergi dari tempat itu, namun tampaknya tidak mudah.
Di kamar Sushima, Indrajit menemui Sushima yang sedang bersama Siamak, Helena dan Charumitra. Indrajit memberitahu bahwa ia telah menaruh racun di ujung anak panah. Sushima sangat senang dan memuji atas apa yang dilakukan Indrajit. Yang lain ikut senang mendengar laporan Indrajit.

Nayaka menangani prajurit yang datang menghadang Ashoka dan Kaurwaki. Beberapa prajurit dibuat tidak berdaya dan tidak sadarkan diri. Ashoka dan Kaurwaki lalu pergi dari sana melalui pintu penjara lalu disusul Nayaka. Salah seorang prajurit yang segera bangun membunyikan lonceng peringatan. Bunyi lonceng terdengar hingga ke tempat Sushima dan para pendukungnya berkumpul. Dari bunyi lonceng itu Sushima berkesimpulan bahwa ada kejadian tidak biasa, sehingga semua harus bersiaga. Seorang pelayan datang melaporkan bahwa Pangeran Ashoka telah kabur dari sel penjara. Laporan itu mengagetkan Sushima dan para pendukungnya.

Bindushara yang ada dikamarnya marah besar setelah mengetahui hal itu. Dia menghunus pedang dan melangkah bergegas, Dharma berlutut berusaha menghentikan langkahnya dengan memegang kaki samrat. "Seorang pelaku melarikan diri dari tahanan hari ini. Aku harus berlaku sebagai Samrat sekarang!", kata Bindushara marah. Dharma terus meratap dan memanggil Samrat, namun samrat tidak peduli.

Kaurwaki dan Ashoka datang ke tempat memanah yang dilakukan siang kemarin. Ashoka berusaha mengingat dan memperagakan apa yang terjadi kemarin siang ditempat itu. Dia bertindak seakan memanah dan melihat target yang harus ditembak. Dia ingat arah anak panah yang ditembakkan berbelok ke kiri sebelum mencapai target. Ashoka yakin anak panah itu harusnya ada di mana ayahnya berada saat itu.

Kaurwaki menyebut sangat berisiko kalau Ashoka harus menuju tempat itu, tetapi hanya itu kesempatan yang dimiliki Ashoka. Akhirnya Kaurwaki pergi juga mengikuti Ashoka yang menyeret lengannya sambil melangkah bergegas.

Sejenak kemudian Siamak yang datang tidak menemukan siapa pun di area memanah itu.

Sementara di kamarnya, Dharma menangis memikirkan keselamatan Ashoka, dia tengadah mencakupkan tangannya berdoa sambil menangis. Di koridor, Radhagupta melangkah sambil matanya mencari-cari Ashoka yang dikabarkan kabur dari penjara. Radhagupta berpikir, "Ashoka membuat kesalahan dengan melarikan diri. Dia akan menjadi orang paling bersalah di mata semua orang dengan cara ini".

Di serambi bagian lain istana, Sushima sedang mencari-cari Ashoka dengan pedang terhunus. Ashoka dan Kaurwaki yang sedang disana, bersembunyi dibalik dinding sampai Sushima pergi ke arah lain. Setelah aman, Ashoka dan Kaurwaki melangkah menyusuri serambi itu mencari-cari anak panah yang mungkin jatuh disana setelah berbelok arah dari sasaran di tempat memanah. Dan benar saja, sebatang anak panah tertancap di daun jendela yang tertutup. Ashoka lalu mencabut anak panah itu. Dia tersenyum bersama Kaurwaki karena apa yang mereka lakukan membuahkan hasil. Namun sesaat kemudian Ashoka dan Kaurwaki tertegun melihat Bindushara datang memergoki mereka. Bindushara berdiri memandang Ashoka dengan mata melotot marah.

Keesokan harinya, di ruang sidang pengadilan istana, semua sudah hadir disana kecuali Samrat Bindushara. Ditempat duduknya, Dharma berpikir, "Ashoka sendirian saat ini. Acharya Chanakya yang selalu menyelamatkannya sekarang sudah tiada". Terdengar pengumuman bahwa Samrat Bindushara akan hadir di tempat itu. Para hadirin menyerukan, "hidup Samrat Bindushara!" saat Bindushara masuk ruangan dan menuju singgasana. Semua menantikan apa yang akan dikatakan oleh Samrat, namun samrat hanya diam saja di tahtanya.

Helena berkata, "Ashoka lari dari tahanan tadi malam. Tidak ada keraguan lagi, dia adalah tertuduh pembunuh Drupada, yang telah melawan Anda dan seluruh Magadha. Ini membuktikan dia tidak peduli dengan aturan Magadha. Anda harus segera mengumumkan dia sebagai penghianat!"

Bindu menjawab,"Kita hanya menunggunya, dia pasti kembali. Ashoka telah berjanji padaku". Semua orang kaget dan saling pandang. Sushima heran dan mempertanyakan tindakan Samrat.

Kilas balik ditampilkan, Bindushara yang memergoki Ashoka di serambi mempertanyakan Ashoka akan tindakan yang memalukan itu. "Akan lebih baik jika aku mati menggantikan tempat Drupada saat ini. Tindakanmu membuktikan kau bersalah atas kejahatanmu. Walaupun itu baik bagi dirimu namun ini hal sulit bagi seorang ayah", kata Bindushara marah menuding Ashoka dengan pedangnya.

Ashoka melangkah mendekat dan bertanya, "Apakah ayah berpikir aku bisa membunuh Drupada? Ayo, bunuh aku sekarang, jika ayah berpikir begitu!". Nada Ashoka menurun, "Tapi jika tidak, maka beri aku waktu 3 jam. Aku akan membawa bukti bahwa aku tidak bersalah. Aku bersumpah demi ibuku, jika aku gagal membuktikannya maka aku akan menerima hukuman apapun!". Ashoka berusaha meyakinkan ayahnya namun Bindushara hanya diam, kilas balik berakhir.

Sushima bertanya pada ayahnya, "Bagaimana ayah bisa percaya orang yang telah membunuh Drupada?"

Bindushara menjawab, "Aku hanya ingin menunggu 30 detik lagi, ini adalah sisa waktu yang diminta Ashoka". Sushima menggelengkan kepalanya kearah lain seakan tidak terima dengan jawaban Samrat. Helena dan sekutunya mulai merasa gelisah dan tegang.  Sinopsis Ashoka Samrat episode 298

CUPLIKAN: Ashoka bersama Kaurwaki datang ke kamar Helena. Ia menemukan sebuah kotak yang berisi anak panah di sana. Ashoka menunjukkan anak panah itu kepada seseorang di gudang senjata. Bindushara ingin tahu bagaimana orang Yunani berani melakukan itu. Ashoka berkata, "Hanya ada satu orang di sini yang berhubungan dengan Yunani. Dia adalah Rajmata Helena!". Helena kaget mendengar namanya

PREV   1   2   NEXT
Bagikan :

Related Post:

Back To Top