Sinopsis Ashoka Samrat episode 291 bag 2 by Kusuma
Rasmana. Di ruangan Rani Charumitra, berkumpul Charumitra, Sushima,
Helena, Siamak dan Mahamatya Khalatak. Mereka tidak habis pikir dan mengerti
bagaimana bisa Kasturi kabur dari tempat itu. Helena sangat khawatir bila
Kasturi bisa bertemu Ashoka, Dharma atau Bindushara. "Padahal aku ingin
mengunjungi ayahku namun kita harus membereskan masalah dari Kasturi ini dulu.
Keinginan terakhir ayah tidak akan tercapai sekarang", kata Helena.
Di serambi depan ruangan Bindushara, Kaurwaki membawa Drupada
ke depan kamar ayahnya. Sementara Ashoka mengamati dari tempat sembunyi di balik
pilar.
"Besok adalah hari kelahiranmu, kau seharusnya minta hadiah kepada ayahmu", kata Kaurwaki. Drupada menjawab, "aku ingin diberikan sebuah ekor". "Ekor?", tanya Kaurwaki heran. "Ya, aku ingin ekor seperti Sri Hanuman (panglima tentara wanara dalam kisah Ramayana)", kata Drupada. Kaurwaki setuju dan memujinya, dia pun minta Drupada agar bergegas. Drupada lalu mengetuk pintu kamar ayahnya sementara Kaurwaki segera pergi bersembunyi juga. Ashoka masih melihat semua itu dari balik pilar.
Kasturi masuk ke kamar Dharma, namum Dharma tidak ada di kamar
itu. Sushima dan sekutunya terus berusaha mencari Kasturi, mereka berpencar ke
tempat atau kamar yang kira-kira akan didatangi Kasturi.
Bindushara menolak berbicara kepada Drupada. "Ini bukan waktu
yang tepat", jawab Bindushara dari dalam kamar. Kaurwaki sekali lagi meminta
Drupada mengetuk pintu kamar ayahnya bila dia ingin hadiah. Drupada mengangguk
dan sekali lagi dia mengetuk pintu kamar samrat itu.
Di kamar Dharma, Kasturi bersembunyi karena mendengar ada orang
masuk ke ruangan itu. Orang itu ternyata Helena yang tidak menemukan siapapun di
kamar Dharma. Sushima melihat sekilas Dharma sedang berjalan di koridor. Sushima
dan Dharma berhenti bersamaan. Dharma menoleh karena merasa melihat seseorang,
namun Sushima sudah bersembunyi didekatnya. Kasturi juga melihat Dharma yang
berjalan di koridor itu berusaha mendekati Dharma dan akan memanggilnya. Namun
Kasturi harus bersembunyi saat melihat Mahamatya yang tidak melihatnya datang
juga ke tempat itu. Melihat Mahamatya pergi dari koridor itu, Kasturi keluar dan
berusaha mengejar Dharma.
Dharma datang ke serambi depan kamar Bindushara. Dia heran
melihat Ashoka dan Kaurwaki bersembunyi dibalik pilar, sedangkan Drupada di
depan pintu kamar Samrat. Ashoka secepatnya menarik lengan ibunya agar ikut
bersembunyi. Dharma bertanya, "apa yang terjadi?". Ashoka menjawab, "Kaurwaki
sedang mencoba membuat ayah membuka pintu ini". Dharma pun ikut berdiri
didekatnya sambil melihat ke arah pintu kamar Samrat. Dari dalam Bindushara
sekali lagi minta Drupada agar datang diwaktu yang tepat. Drupada berkata,
"maaf, aku tidak akan mengetuk pintu kamar ayahanda lagi". Drupada berbalik akan
pergi ketika Bindushara membuka pintu kamarnya. Dia memanggil Drupada dengan
panggilan Nanhe Samrat (Samrat kecil). "Aku yang harusnya minta maaf kepadamu",
kata Bindushara berjongkok didepan Drupada. "Aku marah tidak beralasan. Katakan
apa yang kau inginkan?", tanya Samrat. Drupada menjawab, "aku sudah lupa karena
melihat ayah marah".
Sementara Kasturi yang berusaha mengejar Dharma, melihat Samrat
dan Drupada di tempat itu dari jauh, namun ternyata Helena juga melihat Kasturi
diwaktu yang tepat itu. Kasturi hanya mengingat untuk berbicara kepada samrat
secepatnya. Dia lari menuju samrat namun Helena yang lebih cepat berhasil
menyergap dia keluar dari jalannya saat itu, tanpa dilihat oleh siapapun.
Bindushara meminta Drupada memikirkan apa yang ia inginkan.
Drupada melihat ke arah Kaurwaki, Ashoka dan Dharma. Mereka semua akhirnya
keluar. Bindushara tersenyum, "rupanya ini memang rencana kalian?". Dharma
menoleh kepada Ashoka, Ashoka yang diam menoleh kepada Kaurwaki. Kaurwaki
menggelengkan kepalanya, karena merasa jadi tertuduh. Namun Samrat yang
kemarahannya sudah reda hanya tersenyum. Ashoka mendekati ayahnya dan menyentuh
kakinya. "Aku menyesal telah mengecewakan ayah", kata Ashoka mencakupkan
tangannya. Bindushara menjawab, "bila aku tidak mempercayaimu maka aku tidak
akan menjadikanmu sebagai putra mahkota. Aku telah mendengar dari banyak orang
bahwa kau tidak bisa mengendalikan amarahmu. Aku merasa itu tidak bagus. Kau
harus lebih sabar dan tenang. Itulah cara kau bisa melaksanakan
tanggungjawabmu". Ashoka setuju dengan saran itu. "Banyak yang akan Aku
bicarakan sesuatu denganmu, Ashoka", kata Samrat. Mereka lalu saling berpelukan.
Di ruangan rahasia, hadir disana Sushima, Charumitra, Helena
dan Siamak. Helena menampar Kasturi, hingga terjengkang. Mahamatya datang
membawa karung berisi seekor ular beracun. "Kau akan bertemu dengan Guru
Chanakya segera setelah ular ini mematukmu", kata Sushima. Mahamatya meletakkan
karung yang ujungnya sudah dibuka itu didekat kaki Kasturi. Siamak yang
ketakutan berusaha menenangkan dirinya. Sushima menyarankan Siamak agar keluar
kamar bila dia memang pengecut. "Pergilah!", kata Sushima. Siamak demi harga
dirinya berusaha untuk tetap di kamar itu, namun Helena ikut menyuruh dia keluar
kamar itu. "Kita harus cepat, kita tidak punya banyak waktu", kata Helena.
Di ruangan Chanakya, Acharya Radhagupta berkata kepada Ashoka
bahwa dia tidak mendapat kabar tentang Kasturi. "Tak seorang pun melihat dia
dalam beberapa hari ini", katanya. "Apa mungkin dia sudah bernasib sama dengan
tabib istana (yang mati terbunuh)?", tanya Radhagupta seperti kepada dirinya
sendiri, sementara Ashoka berpikir dengan keras.
Drupada tanpa sengaja melihat Siamak yang keluar dari tempat
rahasia yang asing bagi dirinya. "Tidak ada jalan menuju tempat itu, bagaimana
kakak Siamak bisa keluar dari tempat itu?", batin Drupada.
Di ruang rahasia, ular dari dalam karung mematuk dan menggigit
Kasturi, dia meraung-raung kesakitan. Charumitra, Helena, Sushima dan Khalatak
yang melihatnya di ruangan rahasia itu tertawa puas melihat tontonan Kasturi
yang menggeliat-geliat kesakitan yang amat sangat. Sinopsis Ashoka
Samrat episode 292 by Kusuma Rasmana
PREV 1 2 NEXT