Sinopsis Ashoka Samrat episode 290 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 290 by Kusuma Rasmana. Dalam ruang sidang istana Magadha, Pattaliputra, semua orang sedang mengelu-elukan Ashoka, "hidup putra mahkota Ashoka! Hidup putra mahkota Ashoka!"  Ashoka duduk di kursi Putra Mahkota dengan bangga. Hampir semua orang ikut bahagia kecuali Siamak yang terlihat marah dan cemburu, demikian juga Helena dan Mahamatya terlihat kurang senang. Samrat mengangkat tangan memberi tanda agar semua orang tenang. Samrat lalu meminta Ashoka agar turun dari kursi yuwaraja dan minta restu kepada semua orang terutama pada orang lebih tua. Ashoka menuruti perintah samrat, dia pun mulai minta berkat dan restu dimulai dari Helena. Helena merestuinya dengan ucapan "dirghayu" (panjang umur), walaupun dengan rasa enggan. Lalu Ashoka minta restu kepada Rani Subhrasi dan kepada ibunya, Rani Dharma, kepada Mahamatya yang juga merestui Ashoka walaupun harus melawan keinginannya. Ashoka juga minta restu kepada Radhagupta, kepada Jagannatha yang turut menghayu bagya. Kaurwaki ikut mengucapkan selamat kepada Ashoka. Samrat Bindushara bertanya karena tidak melihat Rani Charumitra di ruang sidang itu. Rani Subhrasi pun menjelaskan bahwa Sushima kurang sehat sehingga Rani Charumitra harus menjaganya.

Ashoka menawarkan diri untuk pergi menemui Sushima secara pribadi. Bindushara ingin ikut menjenguk bersamanya, namun Ashoka beralasan ingin bertemu dan berbicara kepada kakaknya, Shusima hanya berdua saja. Samrat pun menyetujui keinginan Ashoka. Ashoka pun melangkah keluar sidang, diikuti oleh pandangan mata para hadirin di ruang sidang. Kembali seruan, "hidup putra mahkota Ashoka!" terdengar.

Di kamarnya, Sushima masih dalam kondisi panik dan meracau seperti ketakutan akan sesuatu. Dia juga meronta-ronta seperti tanpa alasan. Charumitra menutup semua jendela untuk menenangkannya. Sejenak kemudian ada ketukan pintu di kamar itu. Charumitra terkejut melihat Ashoka yang datang. Ashoka membungkuk untuk meminta restunya, namun Charumitra malah beringsut mundur dan tidak peduli. Sushima yang di pembaringan tiba-tiba menggigil seperti susah bernafas. Melihat air teko di ruangan itu habis, Charumitra keluar kamar untuk mencarikan air untuk putranya. Ashoka yang melihat dari pintu kamar itu segera mendekati Sushima yang dalam kondisi kejang-kejang. Dia menekan dan memukulkan tangan ke dada Sushima agar jantungnya bisa berdetak normal kembali. Sushima akhirnya bisa sadar dan bernafas normal kembali. Namun dia marah saat melihat Ashoka. "Apa yang kau lakukan disini? Pergi!", teriak Sushima. Charumitra kembali sambil membawa air. Dia juga minta Ashoka pergi dari ruangan itu. Ashoka pun pergi dengan perasaan sedih, sementara Charumitra meminumkan air itu kepada Sushima. Sushima menyebut tentang Ashoka seperti ketakutan dan marah. Charumitra berusaha menenangkannya, menyentuh dan membelai kepalanya dan membuat Sushima terbaring.

Ashoka berjalan dengan langkah gontai dan sedih di koridor atas istana. Instingnya merasakan sesuatu dan dia berbalik sambil menghindar tepat saat sebatang tongkat meluncur berputar ke arahnya. Sushima menerjang maju, dia menyerang Ashoka dengan pot beberapa kali. Namun berkali-kali Ashoka bisa menyelamatkan dirinya.

"Apa yang kau lakukan, Kak?", tanya Ashoka. Sushima menjawab parau, "Aku melakukan yang seharusnya aku lakukan sejak dulu. Aku ini putra tertua, aku yang seharusnya menjadi Yuwaraja, bukan kau. Itu adalah hakku". Ashoka menjawab, "usia dan tradisi tidak diperlukan dalam hal ini. Yang penting dari putra mahkota seharusnya adalah orang yang mengerti tentang masalah rakyatnya dan membantu mereka. Aku sudah bilang aku minta jabatan itu demi tanggungjawabku, bukan karena hak". "Aahh.. itu alasan saja", kata Sushima serak.

"Acharya Chanakya menginginkan aku mewujudkan mimpinya mempersatukan tanah India. Aku tidak punya niat serakah dan aku merasa cara itu masih baik, aku mohon kau mengerti. Tapi kau ternyata tidak pernah mengerti!", kata Ashoka.

Sushima kembali menyerangnya dengan tongkat tadi. Ashoka berusaha mengindar dengan menaiki tangga, namun Sushima terus menyerangnya dengan tongkat. Ashoka berhasil menangkap tongkat dan menahan serangan Sushima bahkan menyerang balik dengan mendesak Sushima ke dinding. Namun Sushima terus menghina Ashoka, "Orang biasa mencoba mengajari aku sekarang? Ingatlah batasmu Dassiputra!".

Ashoka memperingatkan dia agar berhadapan dengan dirinya saja. "Jangan mencoba menghina ibuku, aku tidak akan pernah menerimanya", kata Ashoka. Sebuah pot jatuh kebawah karena pergulatan itu. Beberapa prajurit tersita perhatiannya dan melihat ke atas. Mereka melihat Sushima menyerang putra mahkota. Lalu para prajurit pun naik ke koridor atas tempat pertarungan itu. Ashoka menghentikan langkah prajurit agar tidak ikut campur. Mereka semua disuruh mundur. Kembali Sushima menyerang Ashoka, yang kali ini dia memakai pedang yang dipajang didinding, Ashoka pun mengimbangi dengan pedang yang diambil juga dari tempat yang sama.


Charumitra datang ke ruang sidang dan menangis di depan Samrat Bindushara. Dia melaporkan bahwa Sushima kabur dari kamarnya. "Aku telah mencarinya namun tidak terlihat dimanapun. Mohon bantulah aku mencari putraku!", ratap Charumitra. Samrat pun mengikuti langkah Charumitra mencari Sushima. Beberapa orang lain mengikuti langkah Samrat keluar dari ruang sidang.

Sementara itu di koridor atas masih berlangsung pertarungan antara Ashoka dan Sushima yang keduanya memakai pedang. Ashoka berkata, "kelakuan kakak sangat memalukan keturunan Maurya". Namun Sushima tak peduli, dia terus mengayunkan pedangnya yang berhasil ditepis Ashoka. Seorang prajurit tergopoh-gopoh melaporkan tentang pertarungan antara Ashoka dan Sushima kepada Samrat dan beberapa orang yang sedang melangkah bergegas. "Mereka berdua bertarung seperti menghadapi musuh, berusaha saling membunuh", kata prajurit itu. Bindushara, Charumitra dan orang-orang yang mengikuti bertambah panik dengan laporan itu.

                               PREV   1   2
Bagikan :
Back To Top