Sinopsis Ashoka Samrat episode 289 bag 2 by Kusuma
Rasmana. Di kamar Sushima, Rani Charumitra duduk di pembaringan
putranya yang tengah terbaring dengan tubuh penuh luka bekas cambukan.
Charumitra meratap sedih melihat keadaan Sushima. "Tidak pernah ada ketenangan
bagi keluargaku sejak kedatangan Dharma dan Ashoka", guman Charumitra. Helena
datang ke kamar itu dan bertanya, "Maharani, mengapa kau belum bersiap
menghadiri acara abhisheka Ashoka?". Charumitra menjawab, "Rajmata, aku tidak
mungkin menghadiri Abhiseka Ashoka menjadi yuwaraja". Helena berkilah,"tapi
Ashoka adalah putra Samrat juga. Bagaimana kalau Samrat bertanya
alasanmu?".
"Ayolah Maharani, kau harus hadir juga", kata Helena lagi. Charumitra menjawab ketus," itu tidak mungkin, ibu Suri, aku tidak mungkin menghadiri abhiseka dari Dassi-putra menjadi putra mahkota!".
Helena hanya bengong mendengar Charumitra ikut-ikutan menyebut Ashoka sebagai Dassi-putra(anak pelayan). Dia pun segera berlalu dari kamar itu.
"Ayolah Maharani, kau harus hadir juga", kata Helena lagi. Charumitra menjawab ketus," itu tidak mungkin, ibu Suri, aku tidak mungkin menghadiri abhiseka dari Dassi-putra menjadi putra mahkota!".
Helena hanya bengong mendengar Charumitra ikut-ikutan menyebut Ashoka sebagai Dassi-putra(anak pelayan). Dia pun segera berlalu dari kamar itu.
Di ruangan lain, Dharma sedang memakaikan Ashoka pakaian kebesaran dan ornamen perhiasan yang diperlukan dalam acara penobatan. Dia tersenyum senang melihat penampilan Ashoka yang gagah dan tampan. Dharma memberikan pedang Chandragupta yang disiapkan oleh seorang pelayan. Ashoka menerimanya dengan membungkuk hormat. Kembali dia terbayang kata terakhir guru Chanakya, saat akan meninggal. Dharma memberi pesan dan semangat kepada putranya. Ashoka berjanji akan mengikuti semua nasehat ibu dan mewujudkan impian gurunya.
Di ruang sidang istana, Samrat Bindushara, para rani kecuali
Rani Charumitra, Ibu Suri Helena dan yang lainnya sudah hadir. Pangeran Ashoka
memasuki ruang sidang diiringi para pendeta berpakaian putih. Trompet-trompet
dari gading ditiup menderu, diselingi suara tambur dipukul saat Ashoka memasuki
sabha (ruang sidang) dan para hadirin mengelu-elukan Ashoka dengan seruan,
"hidup Pangeran Ashoka! hidup pangeran Ashoka!". Samrat dan para rani yang hadir
tersenyum melihat Ashoka dengan pakaian kebesarannya, hal yang berbeda dengan
reaksi dari Helena, Siamak dan Mahamatya Khalatak. Suara trompet, tambur dan
hiruk pikuk dari ruang abhiseka terdengar hingga kamar Sushima. Sushima
terbangun dan kaget. Dia berteriak-teriak sambil menutupi kedua telinganya.
Charumitra panik melihat putranya berteriak seperti orang tak waras.
"Ibu, hentikan itu!, suara-suara itu menggangguku! Ibu", kata
Sushima menutup telinganya dengan badan bergetar seperti ketakutan. Charumitra
berusaha menenangkan putranya.
Di ruang sidang, Ashoka melakukan penghormatan kepada Samrat, demikian juga para pendeta. Raja tersenyum melihat Ashoka, dia jadi terkenang saat Ashoka pertama kali datang ke istana Magadha dan bekerja sebagai perawat kuda Samrat. Demikian juga saat Ashoka memenangkan lomba lari atas Sushima yang berkuda.
Sementara dikamarnya Sushima terus meronta seperti orang gila, dan berteriak, "aku akan mati, ibu!, aku tidak bisa mengendalikan diriku".
Di ruang sidang, pendeta mulai melakukan ritual tilak kepada Ashoka. Pendeta juga melakukan pemberkatan pada mahkota yuwaraja dengan ritual yang ditetapkan. Seorang pendeta pemimpin puja kemudian mempersilakan Samrat memakaikan mahkota itu kepada pangeran Ashoka. Samrat Bindushara turun dari tahtanya. Dia mendekati Ashoka sambil menatapnya, demikian pula Ashoka menatap ke arah ayahnya.
Seperti tanpa alasan, Samrat tiba-tiba menampar pipi Ashoka beberapa kali. Semua yang hadir terkejut termasuk Helena, Siamak dan Khalatak yang dari sebelumnya raut mukanya tidak pernah ceria. Ashoka mengaduh kesakitan sambil memegang pipinya. Dia memandang ayahnya seakan bertanya.
Samrat berkata, "sebelum aku memakaikan mahkota yuwaraja ini,
aku menamparmu agar kau selalu ingat kau hanyalah manusia biasa. Jadi kau harus
ingat akan tujuanmu dan melaksanakan semua tugasmu. Jangan serakah akan tahta,
menyalahgunakan kekuasaan dan menyakiti orang yang tak bersalah. Sekarang dan
selanjutnya apapun keputusan yang kau ambil, kau harus melakukannya dengan
hati-hati dan cermat. Apakah kau mengerti?".
Ashoka menganggukkan kepalanya. Samrat Bindushara lalu
memakaikan mahkota ke kepala Ashoka. Para hadirin mengelu-elukan Ashoka dengan
seruan, "hidup Yuwaraja Ashoka! Hidup Yuwaraja Ashoka!".
Dharma, Subhrasi, Kaurwaki, Drupada dan Radhagupta tersenyum senang, sedangkan Helena, Siamak, Khalatak memasang tampang masam melihat kebahagiaan mereka itu. Ashoka membungkuk menyentuh kaki ayahnya memohon restu. Samrat mempersilakan Ashoka menuju kursi Yuwaraja (putra mahkota). Ashoka pun duduk dengan gagahnya di kursi itu dengan mahkota yuwaraja di kepalanya. Sementara taburan bunga-bunga tak hentinya dilempar ke arahnya. Samrat Bindushara, Rani Dharma, Rani Subhrasi, Kaurwaki, Jagannatha, dan Radhagupta tersenyum sumringah melihat Ashoka duduk di kursi putra mahkota. Sinopsis Ashoka Samrat episode 290
CUPLIKAN : Ashoka yang masih memakai pakaian pangeran sedang
berjalan di koridor. Sushima datang dari belakang dan mencoba menyerang dengan
sebuah pot. Ashoka berhasil menghindar,"ada apa kak? Apa yang kau lakukan?".
Sushima berteriak marah, "apa yang seharusnya aku lakukan sejak dulu!". Sushima
terus menghina Ashoka dengan sebutan Dassiputra. Ashoka yang marah berusaha
menahan diri dan hanya membela dirinya yang terus diserang Sushima. Sekali waktu
Sushima berhasil ditendang hingga terjatuh dan berpegangan di ujung balkon
koridor dan hampir jatuh kebawah. Sementara Charumitra mengadu kepada Bindushara
tentang tindakan Ashoka.
PREV 1 2 NEXT