Sinopsis Ashoka Samrat episode 289 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 289 by Kusuma Rasmana. Di istana Magadha, Pattaliputra, malam itu Ashoka berdiri termangu sendirian di balkon atas istana. Sambil menatap ke arah rembulan, dia sedang memikirkan atau membayangkan sesuatu.
"Aku tak menyangka ternyata seorang Yuwaraja (putra mahkota) bisa memikirkan hal serius", kata Kaurwaki yang datang dari arah belakangnya. Kaurwaki berdiri disampingnya, sementara Ashoka hanya diam.
"Ada apa Ashoka?", tanya Kaurwaki lagi. Ashoka berkata,"aku telah meminta sendiri kepada ayah agar menjadikan aku sebagai pewaris. Menurut ibu, ayah merasa terganggu dengan itu. Apakah menurutmu aku melakukan hal yang salah?".

Kaurwaki menjawab,"kau khawatir dengan apa yang kau lakukan?". "Tidak", jawab Ashoka, "aku tidak peduli pendapat orang lain. Menurut kau sendiri apakah aku melakukan hal yang salah?".
"Aku pikir tidak", kata Kaurwaki,"tapi kalau aku bilang ya, maka kau pasti akan mengubah keputusanmu menjadi putra mahkota".
"Benar, itu mungkin saja", kata Ashoka, "tapi menurut dirimu sendiri dulu, apa aku sudah melakukan kesalahan dengan meminta itu kepada ayah?".
"Kau sudah tahu jawabanku", kata Kaurwaki sambil menunjukkan kertas bertuliskan tinta "Yuwraj Ashoka Ki Jay" (Hidup Putra Mahkota Ashoka).

Ashoka merasa agak lega, sementara Kaurwaki memberi semangat kepada Ashoka agar menjalani acara besok dengan bahagia karena ini merupakan tanggungjawab calon raja kepada warga kerajaan. Dan para warga kerajaan sangat percaya dan berharap penuh kepada Ashoka. Ashoka pun berterima kasih atas wejangan dan saran dari Kaurwaki sehingga dia bisa bersemangat lagi menyongsong acara abhiseka besok.

Esok paginya, di koridor istana, Dharma memegang tangan Ashoka dengan setengah memaksa membawa Ashoka ke suatu tempat. Ashoka bertanya,"ibu mau membawaku kemana?". Dharma menjelaskan bahwa ini kewajiban seorang ibu yang mempersiapkan putranya yang akan menjadi Yuwaraja (putra mahkota) dan Ashoka harus bersiap melakukan sebuah ritual. Kembali Dharma menyeret Ashoka menuju sebuah ruangan.

Di ruang itu sudah menunggu Ratu Subhrasi, Pangeran Drupada dan 2 pelayan perempuan. Sementara Drupada menyuruh pelayan mengecek semua bahan-bahan ritual mandi yang disiapkan untuk Ashoka, ibunya mempersiapkan sesuatu. Dharma dan Ashoka datang ke tempat itu. Ashoka heran dengan semua yang ada di ruang itu. Dharma bertanya kepada Drupada apakah semua bahan sudah siap dan dibenarkan oleh Drupada. Dharma mulai membuka pakaian atas Ashoka, didepan orang yang hadir di ruangan itu. Lalu Ashoka setengah dipaksa duduk diatas tempat khusus untuk ritual.

Dharma mulai melakukan ritual tilak, namun beberapa saat kemudian, dia berhenti. Ashoka bertanya, "mengapa ibu berhenti?".
Subhrasi menjelaskan, " ini adalah hari spesial bagi kita semua. Kau mungkin tidak mengerti emosi seorang ibu. Jadi biarkan ibu menikmati setiap saat ini".
Dilanjutkan memberikan lulur kunyit ke tubuh Ashoka yang dilakukan oleh Dharma dan Subhrasi, Drupada yang berdiri disampingnya hanya tersenyum melihatnya.
Di ruangan lain, Kaurwaki sedang berdandan sangat cantik dibantu oleh seorang pelayan. Ayahnya, raja Jagannatha datang ke ruangan itu. Dia memuji putrinya dengan bangga dan mengatakan sangat cantik yang membuat Kaurwaki senang sekali. Jagannatha minta Kaurwaki bersiap-siap menghadiri acara abhiseka Ashoka yang akan diadakan sebentar lagi. Jagannatha pun keluar dari ruangan itu, karena Kaurwaki mengatakan akan menyusul.

Sementara di ruang ritual mandi, Ashoka mengeluh matanya pedih karena kena lulur, demikian juga badannya yang penuh lulur kunyit itu. Dharma segera mengambil air hangat dari jambangan mandi besar ada didekatnya dan menyiramkan ke tubuh Ashoka. Ashoka berteriak keperihan, dia minta ibunya mengambilkan air dingin biasa. Drupada berkata bahwa dia lupa menyiapkan air dingin dan hanya menyiapkan air hangat. Dharma, Subhrasi dan Drupada pun bergegas mencarikan air dingin.
Kaurwaki sedang lewat didekat ruangan itu ketika mendengar teriakan Ashoka, "ibu!, cepat air dinginnya!", kata Ashoka dengan mata terpejam, sementara tubuhnya penuh lulur kunyit. Kaurwaki yang datang melihat keadaan Ashoka hanya tersenyum dan tertawa yang ditahan karena merasa lucu. Ashoka menyangka Kaurwaki adalah ibunya, "Ma, cepat air dinginnya, aku gak tahan lagi".
Kaurwaki mau melangkah, sekali lagi Ashoka memanggil, "Ibu, Drupada, mengapa lama sekali?", kata Ashoka terus gelisah sambil menggoyangkan kepalanya dengan mata terpejam.
Kaurwaki yang tidak menemukan air dingin terpaksa mengambil pot yang penuh susu dingin dan menyiramkan Ashoka dari kepala hingga badannya, hingga Ashoka merasa lega.

Dharma, Subhrasi dan Drupada akhirnya datang. Dharma dan Subhrasi hanya saling tersenyum menyaksikan adegan itu. Drupada akan mengatakan sesuatu, namun Dharma menutup mulutnya. Tepat saat itulah Kaurwaki terkaget menyadari ada Rani Dharma dan yang lain berdiri didekatnya. Dia terkejut hingga menjatuhkan pot susu itu. Ashoka melompat kaget karena yang menyiram tubuhnya bukan ibunya. "Kau? apa yang kau lakukan disini?", tanya Ashoka keki.


Kaurwaki jadi salah tingkah dan malu, demikian juga Ashoka merasa malu karena setengah telanjang di depan Kaurwaki. Ashoka segera menyambar secarik kain dan menutupi tubuh atasnya.
"Tidak ada, aku akan pergi", kata Kaurwaki hendak pergi namun Subhrasi buru-buru menahannya. "Tunggu, tunggu, tunggu!, kau mau kemana? Ashoka belum selesai mandi!", kata Subhrasi sambil tersenyum menggoda, demikian Dharma dan Drupada ikut tersenyum melihat Kaurwaki yang malu.
"Tapi, ayah sedang memanggilku", kata Kaurwaki yang malu dan segera kabur dari ruangan itu. Dua Rani dan Drupada hanya tersenyum melihat tingkah Kaurwaki, sementara Ashoka keki menahan malu.

                              PREV   1   2 
Bagikan :
Back To Top