Sinopsis Ashoka Samrat, Episode 279 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat, Episode 279 by Kusuma Rasmana‎.  Di suatu tempat di padang tandus dan hutan kecil jauh luar biara dan jauh dari istana Takhsasila, Kaurwaki yang hampir jatuh ke jurang sedang berpegangan pada batu. Ashoka datang, berupaya sedang menolongnya dengan melemparkan tali ke bawah, dia minta Kaurwaki agar memegangnya. Kaurwaki menuruti memegang tali dengan erat. Ashoka minta Kaurwaki agar jangan sesekali melepaskan tali itu. "Kau percaya kepadaku, bukan?", tanya Ashoka sambil menahan tali. Kaurwaki hanya mengangguk, memegang tali dengan erat.

Ashoka berusaha menarik Kaurwaki dan sedikit demi sedikit mengangkatnya ke atas. Akhirnya dia berhasil memegang tangan Kaurwaki, menahan tubuhnya dan segera membopongnya, menjauh dari bibir jurang dan keduanya jatuh terbaring ditanah. Kaurwaki bertanya, "mengapa kau tidak memberitahu tentang jurang yang berbahaya ini?".
Ashoka menjawab, "aku sudah memberitahumu tapi sekarang aku telah menyelamatkanmu".
Kaurwaki bertanya lagi, "sampai kapan kau akan melakukan hal ini?". Ashoka menjawab, "aku akan melakukan setiap kali kau hampir jatuh".

Di biara Wiswawidyalaya, orang-orang masih belum menemukan Dharma. Biksu Ananda bertanya kepada Acharya Dewaratha, "mengapa anda sangat perhatian kepada perempuan itu daripada Ashoka? Kita seharusnya meredakan amarahnya dulu". Acharya Dewaratha yang terduduk lesu menjawab, "tidak ada yang bisa kita lakukan bila sesuatu terjadi pada perempuan itu". Acharya menghela nafasnya, "dia bukan perempuan sembarangan, tapi ibu dari Ashoka. Dia Rani Dharma, istri dari Samrat Bindushara, raja Magadha".

Semua orang yang disitu terkejut mendengarnya, mereka saling pandang. Biksu Ananda pun terhenyak kaget, dia berdiri dengan mata terbelalak. "Kita tidak boleh kehabisan waktu, Aku harus menemukannya sebelum Kichaka menangkapnya", kata Acharya lagi.

Sementara itu di istana Takhsashila, Dharma dibawa ke dalam ruangan raja di depan Kichaka yang sedang berdiri, tidak duduk di kursi singgasananya. Di ruangan itu juga hadir istrinya Bhamini, Adik perempuannya Wasantsena, Amatya Rakhsasha dan pendukung lainnya.

Dharma berkata kepada Agnibahu dan yang lainnya, "kau membawa kematian Kichaka lebih dekat dengan membawaku kemari. Aku adalah tanda-tanda kematian kalian. Kalian begitu terkejut melihatku disini. Pikirkanlah apa yang akan terjadi ketika Ashoka datang kesini".

Dharma dengan tenang lalu melangkah menuju tahta dan duduk diatas singgasana Kichaka, tanpa ada yang mencegahnya termasuk Kichaka. Kichaka dan semua orang melihatnya terbelalak dan tegang, namun saling pandang dengan rasa heran.

Dharma berkata, "kalian membuat kesalahan paling besar dengan membawaku kesini. Sampai sekarang kau hanya melihat toleransi dari Ashoka. Kalian belum melihat kemarahannya. Saat dia mampu melakukan banyak hal demi seorang gadis, maka dia akan bisa melakukan lebih banyak untuk ibunya yang kalian culik. Itu sebabnya aku tegaskan sekali lagi kepadamu, Kichaka! Kematianmu adalah pasti!".

Kichaka berteriak marah, "kalau saja kau tidak penting bagiku, aku akan memotong lidahmu!", katanya sambil menuding Dharma dengan pedangnya, dia melangkah mendekati Dharma. Bhamini segera menghalangi langkah suaminya,

"Anda telah mengundang kematianmu kemari, Tuan. Kembalikan dia dengan selamat kepada Ashoka bila anda ingin tetap hidup", kata Bhamini mengingatkan. Kichaka marah mendengar kata-kata istrinya dan menamparnya hingga jatuh, namun Bhamini bangkit dan sekali lagi memohon kemurahan hati Kichaka. Kichaka dengan marah memerintahkan prajuritnya agar menjebloskan Dharma ke penjara. "Masukkan dia ke sel dimana tahanan biasa lainnya dikurung", kata Kichaka.

Bhamini kembali berkata, "dia Dewi Dharma, salah seorang rani (ratu) Magadha dan perempuan utama diantara para perempuan di Magadha. Anda tentu ingat ketika Sita diculik oleh raja Langka Rahwana dalam Ramayana, dan Drupadi dipermalukan dalam kisah Mahabharata, kau sudah tahu akibatnya. Para durjana yang menistakan perempuan akan hancur dan habis dalam sekejap. Takhsashila boleh jadi tempatmu berkuasa, tapi ini adalah rumahku. Kumohon jangan memperlakukan dia seperti ini".

Amadya Raksasha pun mendukung pendapat Bhamini, "bagaimana bila Bindushara mengetahui anda memperlakukan Dharma dengan tidak layak?".
Kichaka akhirnya menuruti usul itu, "kurung dia di kamar terpisah!", katanya memberi perintah. Dharma hanya tersenyum mendengarnya.


PREV  1  2  3 
Bagikan :
Back To Top