Sinopsis Ashoka Samrat episode 279 bag 2 by
Kusuma
Rasmana. Di padang tandus, Ashoka terus
melangkah diikuti oleh Kaurwaki. Kaurwaki yang kelelahan ingin beristirahat
sejenak, tapi Ashoka menolaknya. "Aku tidak membutuhkan istirahat", kata Ashoka.
Kaurwaki beralasan dialah yang ingin istirahat. Ashoka setuju beristirahat
sejenak, mereka berdua duduk diatas batu, terpisah agak berjauhan.
Kaurwaki bertanya, "sampai kapan kau akan tinggal disini? Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?".
Ashoka menjawab pertanyaan itu, sambil melamun memikirkan sesuatu. Dia hanya mengulang jawaban, "aku tidak tahu", bahkan saat Kaurwaki bertanya siapa namanya. Kaurwaki tertawa mendengarnya, sehingga Ashoka menoleh memperhatikan Kaurwaki yang terus tertawa.
Di biara Wiswawidyalaya, Acharya Dewaratha jatuh terduduk
ketika mendapat laporan dari seorang pendukungnya bahwa Dharma ditahan dan di
penjara oleh Kichaka.
"Apa yang akan aku katakan kepada Ashoka? Dia telah menganggapku sebagai gurunya. Ini adalah kewajibanku untuk
"Apa yang akan aku katakan kepada Ashoka? Dia telah menganggapku sebagai gurunya. Ini adalah kewajibanku untuk
melindunginya", kata Acharya dengan terbata-bata. Biksu Ananda berusaha menghibur kesedihan Acharya. Dia berkata, "seseorang seharusnya memilih tidak memulai perjalanan kebenaran atau tidak berhenti dijalannya sekali dia melakukannya. Kita tidak boleh berhenti sekarang!".
Acharya Dewaratha bangun dengan dipapah oleh biksu Ananda dan orang yang ada disitu. Dia memutuskan akan membawa Dharma kembali dengan selamat walaupun untuk melakukan itu harus mengorbankan nyawanya.
Di istana Takhsashila, Amadya Rakhsasha mengusulkan kepada
Kichaka agar menyampaikan pesan kepada Ashoka. Kichaka berujar, "dia akan datang
dengan sendirinya bila dia sudah mengetahui hal ini". "Kirimkan pesanku juga
kepada Bindushara, minta dia menyerahkan seluruh Magadha dan meletakkan tahtanya
di kakiku. Pastikan pesan ini sampai ke Pattaliputra tanpa halangan", kata
Kichaka lagi memberi perintah, sementara Amatya hanya tersenyum mendengarnya.
Sementara itu dalam perjalanan Ashoka bersama Kaurwaki di
padang tandus yang juga hutan kecil itu, Kaurwaki sedang memetik sejenis
buah-buahan kecil untuk dimakan ketika Ashoka menghentikannya dengan
mencampakkan buah-buahan itu. "Kau bisa mati kalau sampai makan ini", kata
Ashoka menunjuk buah-buah yang berserakan ditanah.
"Tapi aku lapar", kata Kaurwaki. Ashoka yang gregetan dengan tingkah polah Kaurwaki berusaha sabar dan berkata akan mengusahakan makanan. Dia bermaksud pergi mencari sesuatu
ketika Kaurwaki berkata pelan, "kau terlalu baik". Ashoka bertanya, "kau mengatakan sesuatu?". Kaurwaki menjawab, "aku ingin tahu apa yang kita bisa makan disini?". Ashoka pun ikut merengut dan berbisik, "seorang putri raja ingin bhoja (bersantap) disini..."
Di biara Wiswawidyalaya, beberapa anak buah dan pendukung
Acharya Dewaratha berkumpul dengan siaga. Mereka siap menyerang istana malam ini
untuk membawa Dharma keluar dari istana Kichaka dengan selamat. Didahului
pekikan dan yel-yel,"Jay Janani!" sambil mengepalkan tangan keatas, Acharya
Dewaratha berangkat bersama para pendukungnya menuju benteng istana.
Sementara itu di padang tandus yang juga hutan kecil, Kaurwaki
merasa takjub dan kagum melihat apa dilakukan oleh Ashoka yang menyediakan
makanan diatas daun. Makanan itu baru selesai dimasak oleh Ashoka diperapian
yang dibuatnya di tempat itu. Sambil mengunyah makanan, Kaurwaki berujar,
"setahuku hanya ibuku yang pernah menyiapkan makanan seperti ini untukku".
Ashoka yang diam memperhatikan akhirnya ikut mengambil sepotong makanan dan
mulai makan dengan pelan.
"Dari siapa kau belajar memasak seperti ini? Ibumu pasti seorang juru masak yang pandai. Kau menipuku dengan menyembunyikan ini dariku", kata Kaurwaki lagi, "orang bisa saja berlaku buruk tapi tak seorang pun bisa tertipu setelah mengenalmu".
Ashoka hanya diam melamun teringat ibunya karena kata-kata
Kaurwaki menyebut ibunya. Dalam tempurung yang berisi air didepannya, Ashoka
seperti melihat pantulan wajah ibunya ketika dia membungkuk untuk menyentuh kaki
ibunya, seakan mendengarkan dia memberi dukungan. Namun kembali Ashoka bertanya
dalam hati, "tapi mengapa ibu berbohong kepadaku?".
Dengan mimik sedih dan mata berkaca-kaca dia pergi menjauh dari sana, Kaurwaki hanya mengikutinya dari belakang.