Sinopsis Ashoka Samrat Episode 278 by ‎Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat Episode 278 by ‎Kusuma Rasmana.   Di padang tandus yang juga hutan perdu, jauh dari biara Wiswawidyalaya dan istana Takhsasila, Ashoka melangkahkan kakinya tak tentu arah dan sendirian. Dia berhenti melangkah karena telinganya mendengar suara gelang kaki. Dia pun segera mengeluarkan belatinya dan menodongkannya. Ternyata itu hanya Kaurwaki yang segera mengangkat kedua tangannya. Ashoka bertanya, "apa yang kau lakukan disini? Aku sudah bilang, jalan kita berbeda". Ashoka kembali melangkah, Kaurwaki terus mengikuti Ashoka walaupun membuat Ashoka semakin kesal. Ashoka berhenti dan dengan marah berkata, "apa yang kau inginkan?". Kaurwaki malah mendekat seakan menantang, "Aku mengerti apa yang kau katakan. Kau tidak minta kepadaku agar jangan mengikuti atau ikut bersamamu. Lalu kemana aku harus pergi? Kichaka akan membuangku ke neraka itu lagi bila aku kembali. Aku tidak bisa kembali ke istana tanpa membebaskan ayahku, aku berada di negeri asing yang mana yang aku kenal cuma kau. Aku merasa aman bersamamu. Kau telah menyelamatkan aku saat tak seorang bisa melakukannya".

Ashoka menjawab, "aku tidak bisa membiarkanmu bersama dan mengikutiku. Mohon mengertilah!".
Tapi Kaurwaki tidak mau beranjak dari dekat Ashoka. Ashoka berkata," jangan lagi kau berpikir aku akan menyelamatkanmu!". Ashoka melangkah lagi, namun Kaurwaki yang tetap kukuh melangkah mendahuluinya. "Aku akan mengikutimu walaupun kau masuk ke dalam hutan", kata Kaurwaki.

Di perempatan jalan Takhsashila, dibawah tugu Singa Maurya, Orang-orang melemparkan batu dan kerikil kepada Agnibahu yang kepalanya sudah plontos tanpa rambut karena sudah dicukur gundul oleh orang-orang itu. Dharma datang ke tempat itu. Dia menanyakan keberadaan Ashoka, namun orang-orangitu tidak ada yang mengetahui. Namun dia mendengar beberapa dari mereka bicara tentang betapa baiknya pangeran Ashoka. "Samrat Bindushara dan istrinya Rani Dharma pasti bangga mempunyai putra seperti dia", kata salah seorang.

Dharma tersenyum bangga melihat ke arah tugu singa Maurya. Semua orang yang ada disitu berteriak "Jay Janani!". Dharma melihat ke arah patung singa dengan mata berkaca-kaca. Tanpa menarik perhatian yang lain, dia melangkah mendekat dan menyentuh tiang pilar tugu singa Maurya itu. Dharma mendengar seseorang menangis dibelakang pilar dan dia pergi memeriksanya. Orang itu adalah Agnibahu, yang tengkurap penuh luka dan ketakutan saat Dharma mencoba membantunya. Para prajurit Takhsashila berdatangan, semua orang pergi dari tempat itu termasuk Dharma setelah mendengar Agnibahu menyebut nama Kichaka sambil menoleh ke arah rombongan yang datang itu.

Agnibahu menyongsong Kichaka yang datang bersama Amadya, Bhairawa, Wasantsena dan para prajurit. Dia membungkuk memeluk kaki Kichaka sambil menangis, tapi Kichaka malah marah kepadanya. "Kau telah mendapat hinaan besar oleh Ashoka tapi kau masih hidup?", katanya sambil mengangkat pedangnya. Wasantsena menghentikan kakaknya yang akan menyakiti Agnibahu. "Kita harus memusatkan perhatian kepada Dharma sekarang ini. Dia adalah kelemahan Ashoka, kita harus fokus pada itu sekarang", kata Wasantsena. Dharma yang mengamati itu dari tempat persembunyiannya, terkejut mendengar pembicaraan itu secara samar.

Kichaka minta adiknya agar diam. "Kau sendiri tidak bisa berbuat apapun dan sekarang kau mengajari aku?", tanya Kichaka. Sambil menempelkan pedangnya dileher Agnibahu, Kichaka mengancam, "Kau jangan pernah lagi muncul didepanku sejak saat ini atau aku akan membunuhmu!".

Agnibahu kembali menangis, memohon belas kasihan sambil mencium kaki Kichaka dan Wasantsena, namun keduanya tidak peduli. Kichaka dan rombongannya pun meninggalkan tempat itu.


PREV  1    2   3
Bagikan :
Back To Top