Sinopsis Ashoka Samrat Episode 278 bag 2 by
Kusuma
Rasmana. Dharma yang keluar persembunyiannya
bertemu dengan Agnibahu. Agnibahu bertanya kepada Dharma tentang siapa dirinya.
"Kau kelihatan baru ditempat ini. Aku tak pernah melihatmu sebelumnya disini",
katanya. Dharma yang tak peduli pertanyaan itu malah mengkhawatirkan kondisi
lengan Agnibahu. Dharma menolong menyembuhkan tangan Agnibahu yang terkilir
dengan gerakan dan pijatan tertentu. Agnibahu takjub karena tangannya langsung
pulih. Dia yang heran dengan kemampuan Dharma kembali bertanya, "apa kau seorang
tabib atau apa? Tanganmu sangat ajaib". Dharma hanya mengangguk.
Agnibahu memperhatikan gelang emas ditangan Dharma, disitu tampak simbol kerajaan. Dia ingat laporan seorang prajurit kepada Kichaka di istana. Agnibahu berfikir, "apakah dia itu ibu Ashoka? Yang dicari oleh Kichaka?".
Dharma yang tengah bingung, bertanya, "apakah kau tahu jalan
menuju biara Wiswawidyalaya?". Mendengar itu Agnibahu malah balik bertanya,
"apakah Dewi yang menyelamatkan nyawa Ashoka?". Dharma mengangguk,"benar".
Agnibahu sangat gembira. "Ibu yang menyelamatkan Ashoka, juga akan menyelamatkan
aku sekarang", guman Agnibahu dalam hati. "Tentu saja, Dewi, tentu aku tahu. Ayo
ikut aku, aku akan mengantarmu kepada Ashoka", kata Agnibahu mempersilakan
Dharma melangkah. Dharma pun pergi mengikuti petunjuk Agnibahu yang berjalan
bersamanya.
Di padang tandus, Ashoka merasa agak sakit dibekas lukanya
merasa perlu berhenti. Dia duduk diatas sebuah batu membetulkan balutan kainnya.
Kaurwaki mendekat bermaksud membantu, namun Ashoka yang kaget malah mengibaskan
tangan yang membuat Kaurwaki jatuh terduduk. Ashoka terkejut dan merasa bersalah
namun dia minta Kaurwaki agar menjauhinya. Kaurwaki semakin kesal. "Kau harus
katakan sekarang, apa kesalahanku?", tanya Kaurwaki. "Kau sangat pemberani. Aku
tahu kau membenciku karena aku pernah menjebakmu untuk membantu Kichaka. Apakah
kau pernah mengerti mengapa aku melakukan itu? Mengapa Kaurwaki melakukan itu
kepadamu?", tanya Kaurwaki lagi. Ashoka hanya bangkit dari duduknya namun tetap
diam.
"Kichaka telah mengurung ayahku sebagai tawanannya selama 11
tahun. Ibu dan ayahku dihukum untuk kejahatan yang tidak pernah dilakukan
mereka. Aku melihat ibuku sangat merindukan ayah bertahun-tahun ini. Aku ingin
ayahku kembali dengan kehormatannya. Kau juga siap melakukan apapun demi ibumu.
Lalu mengapa kau tidak mengerti itu?", Kaurwaki terus bertanya seperti menggugat
Ashoka. "Perjuangan kita tidak berbeda, kita berjuang untuk alasan yang sama",
sambungnya lagi. Ashoka menjawab, "tapi aku tidak pernah menipu seseorang!".
Kaurwaki langsung menyambar, "aku akui memang melakukannya.
Tapi aku sudah mencoba membantumu begitu aku menyadari akan kesalahanku. Aku
tahu aku tidak akan bisa mengganti kehancuran yang terjadi karena
keterlambatanku. Ketika aku harus memilih antara ayah dan orang-orang tak
berdosa, aku memilih berpihak kepada para warga melebihi ayahku. Namun hasilnya
aku malah mendapat hinaan. Sekali lagi aku menempatkan hidupku dan ayahku dalam
bahaya. Aku kehilangan kepercayaan dan persahabatanmu".
Kembali Kaurwaki berkata sambil melangkah mendekati Ashoka,
"Hukuman adil yang diberikan atas kejahatan adalah benar. Jika menurutmu
kesalahanku lebih besar dari itu, maka hukumlah aku. Aku tidak bisa menerima
bila kau memungkiri aku. Kau sering berkata tentang kesetaraan perempuan dan
memberi mereka kehormatan beberapa waktu lalu. Kepercayaan diriku menjadi
bimbang, tapi aku masih kuat. Aku melakukan ini atas kehendakku sendiri dan bisa
melakukan itu di masa depan juga. Jangan khawatir, aku akan melakukannya".
Kaurwaki melangkah menjauhi Ashoka, Ashoka yang mulai meresapi kata-katanya itu
berusaha mencegahnya.
Di sebuah jalan setapak masih di Takhsashila, Dharma dan
Agnibahu sedang melangkah terburu-buru. Dharma yang merasa asing dengan tempat
itu bertanya, "apakah ini jalan yang benar menuju biara?" Agnibahu menjawab,
"Aku tahu rute yang paling dekat untuk membawamu kepada Ashoka, Dewi". Agnibahu
berusaha meyakinkan Dharma.