Sinopsis Ashoka Samrat episode 343 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 343 by Kusuma Rasmana. Malam hari, di luar tenda Kaurwaki di dalam hutan, dimana Dharma dan Witashoka sedang meminta makanan. Sedangkan Ashoka hanya mengamati di bawah pohon tak jauh dari tenda.
Kaurwaki sekali lagi meminta maaf kepada Dharma karena telah berbicara buruk dan juga meminta maaf atas kelakuan prajuritnya.
Dharma sangat terkesan dengan sikap Kaurwaki. "Anda seorang rajawamshi (bangsawan) namun Anda begitu rendah hati dan suka menolong", kata Dharma.

Kaurwaki melihat sosok bayangan dibawah pohon, dia merasakan hubungan yang begitu erat dengan sosok itu dan ibu yang ada didepannya. Dia menghentikan Dharma saat akan beranjak pergi. "Tunggu dulu, anak sulung Nyonya pasti lapar juga, ini ada makanan lagi", kata Kaurwaki mengambil sebungkus makanan lagi dari tangan Bela yang berdiri dibelakangnya. Dharma menerima bungkusan itu, dia mengucapkan terima kasih dan memberkati Kaurwaki. Kaurwaki melihat Witashoka yang tersenyum padanya. Dharma dan Witashoka lalu melangkah pergi.


Mereka menuju ke tempat Ashoka berdiri dibawah pohon. Kaurwaki memperhatikan mereka dari luar tendanya.
Ashoka bertanya, "Siapa dia?".
Dharma berkata, "Orang yang meminta pemberian sedekah tidak punya hak untuk menanyakan nama. Ayo kita pergi"

Ashoka berbalik untuk pergi bersama ibu dan adiknya ketika cahaya jatuh pada liontin kalungnya yang membuat berkelip sekilas. Kaurwaki melihat kelipan sinar itu walaupun sekilas, dia terlonjak dan memanggil Bela. "Kelipan sinar liontin itu, Bela! Aku memberikan kalung yang mirip seperti itu kepada Ashoka". Kaurwaki terus memandangi ketiga orang yang pergi menjauh itu.

Bela menjawab, "Anda tidak bisa melihat atau berpikir apa-apa kecuali Pangeran Ashoka, Putri. Tapi itu bukanlah dirinya. Bersabarlah sedikit lagi, Putri. Kita akan sampai di Ujjain besok"

Keesokan harinya, Kaurwaki dan rombongan sampai di Awantipuram, Ujjain. Mereka ada di depan rumah Seth Dhaniram bersama orang-orang yang sedang ramai berkumpul menyaksikan rumah yang masih terbakar itu, tanpa mampu berbuat apapun. Rumah Dhaniram masih terbakar sejak semalam namun pemilik rumah dan putrinya tidak ada di situ, entah raib kemana. Kaurwaki mendengar penuturan seorang wanita yang berbicara hal baik tentang Dharma dan keluarganya yang sebelumnya menyewa salah satu bangunan rumah itu. Wanita itu juga memuji Chanda, putra ibu penyewa rumah Dhaniram. "Dia selalu membantu semua orang, tetapi tidak pernah menunjukkan hal itu. Dia selalu memperlakukan adiknya seperti seorang pangeran. Chanda itu juga terlihat seperti seorang pangeran. Mereka semua tampaknya berasal dari keluarga kerajaan. Aku yakin mungkin ada beberapa masalah besar yang terkait dengan kebakaran rumah ini", kata wanita itu.

Kaurwaki menyimak penuturan itu dan berusaha menghubungkan dengan Ashoka yang dicarinya. Dia mengenang sepuluh tahun yang lalu, dia tidak percaya dengan berita kematian Ashoka, ibu dan adiknya yang disampaikan oleh ibunya. Dan malam sebelumnya dia bertemu dengan seorang wanita bersama dengan dua putranya. Juga kelipan sinar dari liontin kalung yang dipakai sosok putra sulung wanita itu.

"Dan anak sulung ibu itu bertubuh gempal dan lengannya kuat berotot?", tanya Kaurwaki.
Wanita itu mengangguk membenarkan.
Kaurwaki berpikir sejenak, akhirnya berkata, "Itu artinya wanita itu adalah Rani Dharma dan putra kecilnya adalah Witashoka. Dan sang kakak bukanlah orang lain melainkan Ashoka-ku? Itulah mengapa aku merasakan hubungan erat dengan mereka". Kaurwaki tersenyum gembira.

Di istana Pattaliputra, di ruangan pribadinya, Sushima sedang berdiri dengan ular besar melingkar dibadannya. Sementara Mahamatya yang berdiri disampingnya merasa takut dan ngeri dengan apa yang dilakukan pangeran itu. Sushima membiarkan ular itu mulai menyerang dengan desisan dan gigitannya. Namun tatapan Sushima ke mata ular itu membuat ular itu lunglai dan menunduk, desisan garangnya hilang. Sushima membanting ular itu ke lantai hingga ular itu mati tak bergerak lagi.
Sushima berkata, "Telah 10 tahun kita melakukan permainan petak umpet seperti kucing dan tikus. Kita melakukan segala daya upaya, tapi tidak bisa menemukan Ashoka. Semua upaya kita sia-sia!"
Mahamatya menjawab, "Kita belum kalah sampai kita berhenti berusaha, Pangeran. Ini hanyalah halangan belaka"
Sushima berteriak, " Aku sedang tidak berminat mendengar ceramah lagi, Mahamatya! Kau mungkin kehilangan hidupmu jika kau melakukannya".

"Seperti biasa, kau kehilangan dia sekali lagi!", Siamak yang muncul dari pintu menjawab. "Tapi ini bukanlah kesalahanmu, Kak, tetapi kesalahanmu sebagai orang India! Tidak ada yang dapat dilakukan tentang hal itu. Kau tidak bodoh tetapi orang sangat-sangat bodoh. Apa yang kau dapat sampai saat ini dengan semua rencanamu itu? Jika kau terus seperti ini maka kau tidak akan pernah mendapatkan apa-apa. Berpikirlah dari dalam hatimu. Gunakan pikiranmu sekali saja. Letakkan mangsa bagi singa untuk memancingnya datang lalu kita akan memburunya. Aku yakin Ashoka akan lebih bersemangat untuk bertemu denganmu daripada dirimu, Kak! Dia akan menunggu kesempatan untuk melawanmu dan membunuhmu!"
Sushima mengangguk, "Ya, Kau benar", dia melangkah mendekati Siamak.
Siamak menyarankan dia untuk memberikan Ashoka kesempatan melakukannya.

Mahamatya menyukai ide itu, "Benar, Pangeran, mengapa kita tidak membuka kompetisi di Nalanda untuk semua kalangan pada tahun ini? Kita bisa membukanya untuk semua orang yang ingin berpartisipasi. Ditambah kita akan mengumumkan bahwa Anda juga akan berpartisipasi di tahun ini. Kami akan membuat sebuah kejuaraan tingkat nasional antar kerajaan. Ashoka akan langsung datang segera setelah ia mendengarnya. Dia akan datang kepada Kala (dewa kematian)-nya!"
Sushima yang sumringah segera menyuruh Mahamatya untuk mengatur persiapan dan mengumumkan hal itu.
Mahamatya menyanggupi dan segera pergi.

Siamak berbalik untuk pergi tapi Sushima menghentikannya dengan memegang lengannya."Mengapa kau mengatakan kesalahanku yang orang India? Bagaimana denganmu, apa kau bukan orang India?"
Siamak tidak menanggapi pertanyaan itu, "Sudahlah, Kak. Aku memberimu kesempatan emas untuk menangkap Ashoka. Pusatkan perhatian pada hal itu! Hal ini jauh lebih penting bagimu". Siamak pun ngeloyor pergi.

Sushima berpikir, "Aku tidak akan mengampunimu kali ini, Ashoka. Kita akan benar-benar bertemu segera!".
Di sebuah kota yang bernama Rajagira atau Rajagriha (Rajgir),
Seorang wanita berpakaian putih menunjukkan rumah kepada Dharma yang sedang mencari tempat tinggal.

"Anda akan menemukan semuanya di sini yang mungkin Anda perlukan. Beritahu aku jika Anda membutuhkan sesuatu", kata wanita itu. Dharma melihat-lihat ruangan dalam rumah itu, dia menyukai rumah itu yang memang asri dan nyaman.

"Rumah ini sangat indah tapi kami tidak akan bisa membayar sewa rumah ini", kata Dharma.
Wanita itu memegang tangan Dharma dan menjawab, "Kami membutuhkan seseorang yang bisa menjaga rumah ini seperti miliknya sendiri lebih dari sekedar penyewa. Setelah bertemu dengan Anda, Kami yakin Anda yang paling cocok dengan rumah ini. Dari sikap Anda yang sopan dan lembut, menunjukkan bahwa Anda bukan dari keluarga biasa. Jangan pikirkan sewanya. Kami memiliki apa yang kami inginkan".
"Tapi,...", Dharma kaget mendengar kegaduhan di luar rumah itu.


PREV  1  2
Bagikan :

Related Post:

Back To Top