Sinopsis Ashoka Samrat episode 343 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 343 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Witashoka menyaksikan beberapa laki-laki muda dan dewasa sedang berlatih tanding gulat dalam sebuah arena pasir yang berbentuk persegi. Tampak beberapa orang juga melatih kebugaran tubuhnya dengan mengangkat beban berupa batang kayu yang diganduli batu bulat memanjang. Ashoka yang baru menambatkan kudanya juga menyaksikan latihan itu sambil melangkah. Salah seorang pegulat yang berbadan besar yang sedang berlatih tanding menghentikan latihannya. Orang itu bernama Bhupal, dia melangkah mendekati Ashoka.

"Kau orang baru disini?", tanya Bhupal. Ashoka mengangguk.
"Kau harus bekerja jika kau ingin tinggal disini tanpa membayar sewa apapun. Galilah lubang disana", perintah Bhupal kepada Ashoka sambil menunjukan sebatang linggis. Ashoka mengambil linggis dan mulai bekerja menggali lubang di tempat yang ditunjuk Bhupal.
Dharma bersama pemilik rumah keluar melintasi arena latihan itu. Dharma kaget dan merasa khawatir melihat orang-orang muda yang berlatih gulat sedang bertarung seperti orang berkelahi.
Wanita itu tersenyum melihat kekhawatiran Dharma. Dia berkata, "Mereka, para pemuda ini sudah melakukannya sejak masih kecil", kata wanita pemilik rumah. Dharma masih takut mendengar penjelasan itu.

Di arena tanding gulat, Bhupal yang melanjutkan pertandingan gulat berhasil menjatuhkan lawannya dan memenangkan pertandingan. Bhupal memeluk lawannya setelah selesai bertanding.
"Kedua pemuda itu adalah putraku", kata wanita itu menerangkan, "Yang menang itu namanya Bhupal, sedangkan yang satunya bernama Hari". Dharma tersenyum mendengar penjelasan itu. Wanita itu pergi, sedangkan Dharma masih disana.
Hari berkata kepada Ashoka yang sedang menggali agar menyisakan pekerjaannya untuk besok. "Kompetisi akan dimulai dari besok. Ada banyak waktu", kata Hari.
Di tempatnya Dharma baru mengingat, "Besok adalah hari kelahiran Ashoka". Ashoka memandang ibunya yang berdiri dengan melamun tidak jauh darinya. Dia juga berpikir tentang puja besok dan bagaimana hal itu dirayakan dengan mewah saat di istana Magadha dulu. Ashoka terus bekerja menggali lubang di dekat arena gulat itu.

Bhupal memanggil Witashoka dan meminta dia memijat tangannya. Ashoka kaget dan terlihat marah melihat itu sementara Dharma berdiri dengan cemas, khawatir Ashoka kehilangan kesabaran.
Ashoka melihat ke arah Witashoka yang sedang memijat bahu Bhupal. Dia berpikir, "Aku telah mengalami hari buruk. Adikku, seorang pangeran Magadha juga harus mengalami hari buruk ini".
Dharma melihat ke arah Ashoka yang seakan ingin melakukan sesuatu, dia menggelengkan kepala mengisyaratkan Ashoka agar sabar dan tenang. "Bagaimana aku menjelaskan kepadamu bahwa aku tak berdaya? Aku harus memaksamu untuk melakukan semua ini. Ramalan planet dan perbintangan memutuskan waktu 12 tahun bagimu mengalami masa sulit. Aku tidak akan mengizinkanmu untuk membalas dendam sampai saat 12 tahun itu lewat", batin Dharma cemas.

Ashoka berjalan menuntun Garuda di sebuah pasar yang tidak seberapa ramai. Sambil melangkah Ashoka berbicara kepada Garuda seakan mencurahkan rasa tak berdayanya. "Witashoka tidak mengetahui kebenaran, tetapi aku tahu itu. Aku ingin memberinya semua kemewahan. Ibu telah mengikatku dalam sumpahnya, kalau tidak, Aku sudah mengakhiri para penjahat itu beberapa tahun yang lalu!", kata Ashoka.
Ashoka bertanya kepada seorang pria yang sedang menulis sambil menjaga barang dagangannya. "Apakah ada beberapa pekerjaan yang bisa aku lakukan?", tanya Ashoka. Pria itu mengatakan tidak ada.

Acharya yang meramalkan masa depan Ashoka juga ada di pasar itu, dia memandang Ashoka dan kudanya dari kejauhan.
Kereta yang membawa Kaurwaki juga sampai di pinggiran pasar itu. Prajurit pengawal meminta orang-orang yang ada di jalan itu agar minggir, karena itu adalah kereta seorang putri kerajaan. Kereta putri kerajaan itu berhenti di jalan tersebut. Orang-orang pun minggir namun bukannya pergi, malah berdiri berkerumun untuk melihat siapa putri kerajaan yanga datang. Ashoka juga berdiri bersama orang-orang namun dia dibelakang orang yang berkerumun. Dia berusaha melihat siapa putri kerajaan yang turun dari keretanya itu.

Salah seorang prajurit melaporkan kepada putri itu bahwa dia sudah memesan penginapan yang ada di depan mereka. Kaurwaki dan Bela memandang rumah penginapan yang tinggi, mereka semua lalu naik ke atas melalui tangga.
Ashoka yang berusaha memperhatikan putri raja itu berguman, "Apa yang menarikku penasaran kepadanya?"
Ashoka berusaha mendekat melewati orang-orang, namun putri dan para pelayan sudah naik ke atas.
Seorang prajurit pengawal Kaurwaki meminta seseorang yang dapat mengangkat semua barang-barang milik putri dan membawanya ke lantai atas. Ashoka maju dan menawarkan diri untuk melakukannya.

Dalam kamar penginapan mewahnya, Kaurwaki berkata, "Aku mau mandi, tapi barang-barangku masih dibawah".
Bela menjawab, "Tentu Putri, aku akan mengurusnya". Bela lalu pergi ke ruangan depan untuk mengambil barang-barang Kaurwaki.
Kaurwaki duduk di kursinya dengan resah karena teringat Ashoka, "Aku ingin tahu di mana dia, keluarganya dan dalam kondisi apa?".
"Ya Tuhan, sampai kapan Anda akan mengujiku? Kapan semua ini benar-benar berakhir?", guman Kaurwaki menengadahkan wajahnya.

Bela bermaksud mengambil barang Kaurwaki dari tempat barang-barang yang diletakkan oleh seorang pemuda yang berbadan gempal yang menawarkan jasanya mengangkat barang-barang itu dari keretanya di bawah. Saat menerima barang terbungkus kain itu, Bela kaget karena ujung kain pembungkus tersangkut ke lionting kalung yang dipakai pemuda gampal itu. Bela memperhatikan liontin kalung itu yang terbuat dari permata putih berbentuk lingga Shiwa. Bela jadi teringat tentang kalung yang dibicarakan oleh putri Kaurwaki.

Ashoka yang sudah melepaskan ujung kain yang tersangkut heran melihat Bela yang terus memperhatikan kalungnya. "Ada apa?", tanya Ashoka. Bela salah tingkah tidak menjawab pertanyaan itu. Ashoka berbalik mau pergi, Bela segera minta dia berhenti. "Ada tugas yang sangat penting. Kau tunggu di sini", kata Bela langsung bergegas ke kamar dalam.
Seorang prajurit datang membayar Ashoka untuk jasanya mengangkat barang. Ashoka menerima uang pembayaranya dan masih berdiri disitu. Prajurit itu menyuruh dia pergi walaupun Ashoka beralasan sedang menunggu atas permintaan seorang pelayan.

Seorang pria memukulkan tambur bertalu-talu sambil memberi pengumuman di tengah pasar. "Dengar semua! Mulai besok, di Nalanda, akan diadakan kejuaraan gulat laki-laki. Dan kejuaraan ini sangat istimewa karena putra sulung Raja Bindushara, Pangeran Sushima juga berpartisipasi dalam kejuaraan ini!" teriak pria itu.
"Kalian semua harus menyaksikan kompetisi itu. Pemenang akan mendapatkan 100 koin emas dan dia akan diumumkan sebagai Mahayodha dari Magadha!", kata pria itu lagi.

Ashoka yang disana bersama kudanya terkejut mendengar pengumuman itu. Acharya si peramal Ashoka juga di tempat itu, dia melirik kepada pemuda gempal yang menuntun kudanya dan berpikir, "Sekarang saatnya bagi mereka berdua untuk berhadapan satu sama lain". Ashoka tergoda mendengar hadiah uang yang cukup banyak itu. "Akankah kita berpartisipasi, Garuda?", tanya Ashoka mengelus-elus kudanya. Garuda meringkik menjawab pertanyaan tuannya. Acharya itu memperhatikan wajah Ashoka yang mendadak cerah penuh semangat. Di tempat lain di istana Magadha, wajah Sushima juga bersemangat menanti saat pertemuannya dengan adik sekaligus musuhnya dalam sepuluh tahun ini.


CUPLIKAN : Shubhrasi meminta berkat kepada Bindushara namun dia melihat Bindushara yang duduk sedang larut dalam pikirannya. Subhrasi berdiri memandang wajah samrat, dia berkata dalam hati, "Orang yang Anda pikirkan akan benar-benar datang dihadapan Anda segera". Sushima yakin Ashoka akan datang saat pertandingan itu, "Aku yakin dia akan datang kali ini dan mati ditanganku!", gumannya. Acharya Radhagupta berkata kepada Ashoka, "Tapasyamu (penebusan dosa) akan terbayarkan sekarang. Kau akan berhadapan dengan dia dan waktu akhirnya akan berubah!"
Sushima dan saudara-saudaranya sedang menunggangi kuda menuju arena kompetisi sementara disisi lain Ashoka sedang berjalan bersama Garuda.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top