Sinopsis Ashoka Samrat episode 363 by Kusuma
Rasmana. Di sebuah pasar di Pattaliputra, Kaurwaki dan Devi sedang
berjalan bergegas karena ada seorang pria yang mengikutinya dari belakang.
Kaurwaki bermaksud memberi pelajaran kepada pria itu yang berbicara kurang ajar
kepadanya, namun Devi melarangnya. Devi dan Kaurwaki yang bergegas, harus
berhenti lagi karena muncul tiga pemuda yang menghadang mereka dan mungkin
bermaksud buruk. Devi dan Kaurwaki tegang di tempatnya, mata Devi terbelalak
melihat ketiga pria itu menyeringai senang.
Tiga pria yang berdiri menghalangi berkata bahwa kedua gadis boleh pergi hanya setelah membayar dengan apa yang mereka miliki. Kaurwaki marah mendengar ucapan salah satu pria itu yang ditimpali oleh kawannya. Dia segera maju bermaksud mendekati para pria itu, namun tangannya ditangkap dari belakang oleh pria yang mengikuti tadi. Kaurwaki segera memelintir tangan pemuda itu dan membuat dia terdorong jatuh. Tiga pemuda didepannya segera maju, namun Kaurwaki berhasil menangkap dua lengan pria pemuda dari arah sampingnya, dan menyarangkan tendangan kepada pemuda lainnya didepannya. Kaurwaki mendorong pemuda yang sebelah kiri hingga jatuh, sedangkan pria satu lagi harus terjengkang karena tendangan Kaurwaki.
Kaurwaki mendekati pemuda yang terjengkang di tanah, dia bermaksud akan menghajarnya lagi, namun pria itu minta ampun kepadanya, diikuti juga oleh tiga pemuda lainnya.
Kaurwaki berkata, "Aku hanya memberi kalian pelajaran, namun hukuman tetap berlaku!"
Kaurwaki menyuruh empat pemuda itu melakukan lompat jongkok
sebagai hukuman. Para pemuda bernasib apes itu harus melakukan hukuman itu
dengan disaksikan para warga yang ada di pasar yang ikut menghitung lompatannya.
Sedangkan Kaurwaki dan Devi melangkah pergi dari tempat itu.
Devi berkata, "Anda mungkin tidak memperkenalkan diri, tapi setidaknya Anda harus bisa masuk ke dalam istana. Anda harus menyamar sebagai seorang putri".
Kaurwaki tersenyum, "Itu ide yang baik, tapi bagaimana aku akan tampat seperti putri dengan pakaian ini?". Kaurwaki mengamati pakaian yang dia pakai sendiri. Devi hanya diam membenarkan pendapat Kaurwaki.
Namun sejenak kemudian, Devi melihat rombongan kerajaan yang terdiri dari tandu yang dipikul oleh para pelayan, pedati yang ditarik sapi dan para pengawal sedang lewat di jalan besar agak jauh dari tempat itu. Devi tersenyum melihat rombongan itu, dia merasa mendapat ide. "Mengagumkan sekali, biarkan itu dulu", kata Devi tersenyum melihat ke arah tandu. Kaurwaki melihatnya dengan ragu.
Devi berkata, "Anda mungkin tidak memperkenalkan diri, tapi setidaknya Anda harus bisa masuk ke dalam istana. Anda harus menyamar sebagai seorang putri".
Kaurwaki tersenyum, "Itu ide yang baik, tapi bagaimana aku akan tampat seperti putri dengan pakaian ini?". Kaurwaki mengamati pakaian yang dia pakai sendiri. Devi hanya diam membenarkan pendapat Kaurwaki.
Namun sejenak kemudian, Devi melihat rombongan kerajaan yang terdiri dari tandu yang dipikul oleh para pelayan, pedati yang ditarik sapi dan para pengawal sedang lewat di jalan besar agak jauh dari tempat itu. Devi tersenyum melihat rombongan itu, dia merasa mendapat ide. "Mengagumkan sekali, biarkan itu dulu", kata Devi tersenyum melihat ke arah tandu. Kaurwaki melihatnya dengan ragu.
Di Pattaliputra, di dalam ruangan sel tahanan atau penjara.
Ashoka dan Acharya Radhagupta sedang ada disitu menyaksikan beberapa pekerja dan
pemungut pajak Gondana yang dibawa ke tahanan oleh para prajurit atau petugas
mata-mata. Beberapa dari mereka dikurung di dalam sel dan ada juga diikat pada
pilar. Sushima melihat itu dari jauh, dia segera mengikuti rombongan para
tawanan atau pekerja Gondana yang sedang digelandang menuju ruangan penjara.
Ashoka segera keluar dari ruangan sel tahanan karena merasa ada orang yang
mengikuti para tawanan itu. Dia segera menghadang Sushima di pintu masuk ruangan
tahanan sebelum bisa masuk ke ruangan itu. Sushima kaget melihat Ashoka mendelik
ke arahnya. Sementara di dalam tahanan, para pekerja Gondana dipukuli dengan
cambuk oleh para petugas interogasi. Teriakan kesakitan dan pukulan cambuk
terdengar oleh Ashoka dan Sushima yang sedang berdiri berhadapan.
Sushima berkata, "Kerjamu begitu cepat, Ashoka. Tapi...Aku tidak yakin pekerja Gondana ini akan membuka mulut mereka di depanmu tanpa rasa takut. Usahamu hanya akan sia-sia!"
Ashoka berkata, "Karena seseorang membungkam mereka, tapi sekarang aku memiliki jalan keluar untuk membuat mereka berbicara".
Sushima berkata, "Kerjamu begitu cepat, Ashoka. Tapi...Aku tidak yakin pekerja Gondana ini akan membuka mulut mereka di depanmu tanpa rasa takut. Usahamu hanya akan sia-sia!"
Ashoka berkata, "Karena seseorang membungkam mereka, tapi sekarang aku memiliki jalan keluar untuk membuat mereka berbicara".
Sushima tersenyum sinis dan menggeleng, "Sudahlah, Ashoka, Kau lebih baik menangani masalah yang lebih kecil saja, sementara Aku akan pergi menikmati kekuatan atasan mereka yang lebih tinggi. Kau cukuplah disini".
Sushima bermaksud pergi, namun Ashoka memegang tangannya dan memberikan secarik kain merah yang diambil dari balik pakaiannya.
Ashoka mengejeknya, "Sushima, mengapa terburu-buru? Kesombongan dan egomu akan berguna, ketika kau tidak meninggalkan apa-apa. Aku juga memiliki pekerjaan penting di dalam".
Ashoka segera masuk ke ruangan para tahanan meninggalkan Sushima yang marah, mendengar ejekan Ashoka barusan. Dia mencampakkan gulungan kain merah di tangannya. Sushima segera berlalu dari tempat itu dengan hati kesal.
Di ruang tahanan, beberapa petugas masih melakukan cambukan
kepada para pekerja Gondana yang diikat di pilar.
Ashoka datang saat ke tempat itu saat para petugas interogasi masih memukuli para tawanan dengan kejam.
Ashoka datang saat ke tempat itu saat para petugas interogasi masih memukuli para tawanan dengan kejam.
"Cukup!, lepaskan ikatan mereka", kata Ashoka, disaksikan oleh Acharya Radhagupta dan para petugas mata-mata, dan prajurit. Para petugas interogasi semua terkejut dan terlihat tegang, namun terpaksa mematuhi. Ikatan para tawanan dilepaskan dari pilar, para tahanan juga terkejut dan heran mendengar perintah Ashoka.
Ashoka kemudian memperkenalkan dirinya kepada para tawanan sebagai Chanda. Beberapa pekerja Gondana yang jadi tahanan terkejut dan menyebut Rajkumar Ashoka. Mungkin mereka sudah mendengar bahwa Chanda itu adalah Rajkumar Ashoka. Beberapa tahanan yang baru diinterogasi itu segera membungkuk di depan Ashoka. Mereka minta maaf yang sebesar-besarnya bahwa mereka harus melakukan itu karena takut kepada Gondana dan teror yang ditebarkannya.
Ashoka menyuruh para tahanan berdiri, dia memandang tahanan itu satu persatu.
Ashoka berkata, "Kalian berada di tempat yang paling aman di Pattaliputra. Namun ingat, berbicaralah kebenaran karena aku membenci kebohongan! Dan jika kalian mencoba berbohong sedikit pun, maka aku akan memberi kalian pengertian baru apa itu teror dan rasa takut!".
Sementara rombongan kerajaan yang sedang menuju istana
Pattaliputra masih melangkah beriringan. Seorang putri yang duduk dalam tandu
membuka tirai tandunya. Ia tersenyum melihat ke arah luar namun kemudian marah
dan menegur para pelayan dan rombongannya.
"Kalian harus bergegas, agar sampai di istana lebih cepat!", katanya kepada para pelayan dan pengawal.
Putri itu melihat istana dari jauh dan tersenyum lebar lagi. Ia bertanya, "Berapa jauh lagi kita tiba di istana?". Pelayan yang memikul tandu di depannya menjawab, "Sekitar 1,5 kilometer lagi, Tuan Putri".
Putri itu berkata, "Satu setengah kilometer? Berhenti disini!".
"Kalian harus bergegas, agar sampai di istana lebih cepat!", katanya kepada para pelayan dan pengawal.
Putri itu melihat istana dari jauh dan tersenyum lebar lagi. Ia bertanya, "Berapa jauh lagi kita tiba di istana?". Pelayan yang memikul tandu di depannya menjawab, "Sekitar 1,5 kilometer lagi, Tuan Putri".
Putri itu berkata, "Satu setengah kilometer? Berhenti disini!".
Rombongan itu pun berhenti di tepi jalan itu. Kembali putri itu tersenyum memandang istana raja Magadha Pattaliputra dengan kagum. Putri itu lalu turun dari tandunya tanpa perlu menjejak tanah karena saat itu para pelayan sudah membentangkan karpet didepannya.
Sementara itu tidak jauh dari jalan itu, dibalik sebuah batu besar, Devi dan Kaurwaki mengintip dan mengamati rombongan kerajaan yang sedang berhenti itu.
Para pelayan perempuan pun sigap dengan segala keperluan putri cantik nan manja itu, seperti peralatan bersolek dan kelengkapannya dan payung kerajaan yang melindungi putri itu kemana dia pergi. Putri itu berkata sambil tetap memandang istana dan melangkah diatas karpet, sementara pelayan mengikutinya hingga berdiri agak jauh dari tandunya namun tetap diatas karpet hijau itu.
"Sebelum aku memasuki istana kerajaan, aku harus mempercantik diriku supaya Ashoka hanya melemparkan pandangannya ke arahku. Ia akan terpana oleh kecantikanku dan kemudian aku akan menikah dengannya. Aku tidak akan menjadi Putri Anandini lagi, tetapi seorang ratu Magadha! Seorang pendeta telah meramalkan bahwa Ashoka akan menjadi samrat Magadha", kata Putri cantik yang bernama Anandini itu menyanjung dirinya sendiri.
Kaurwaki kesal mendengar ucapan putri itu dari kejauhan. Dia berkata, "Betapa bodohnya gadis yang bercita-cita menjadi istri Ashoka! Dia pikir Ashoka akan terpikat hanya dengan kecantikannya?".
Kaurwaki berkata kesal yang mungkin sebenarnya karena cemburu saat Putri Anandini menyombongkan kecantikannya di hadapan para pelayan dan pengawalnya sambil bercermin. Devi hanya tersenyum melihat Kaurwaki yang merasa kesal.
Devi semakin heran saat melihat Kaurwaki pergi dari tempat itu namun Devi hanya diam di tempatnya. Kaurwaki diam-diam masuk ke dalam tandu kerajaan, tanpa ketahuan oleh para pengawal dan pelayan. Sementara Anandini sibuk bersama para pelayan perempuan yang mempercantik dirinya. Dia sedang berdiri diujung karpet tidak jauh dari tandu. Kaurwaki membuka tirai tandu dan melihat putri cantik yang menurutnya angkuh itu. Merasa tidak ada yang melihatnya, Kaurwaki dengan sengaja menarik karpet. Dan "Auh...!", teriak Putri Anandini yang sedang berdandan itu tiba-tiba jatuh terbanting ke tanah. Pelayan kaget namun segera membantunya berdiri. Putri Anandini merasa kesal sambil membersihkan debu yang ada di tubuh dan wajahnya. Sementara itu, Kaurwaki segera keluar dari tandu dan kabur dari tempat itu.