Sinopsis Ashoka Samrat episode 363 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 363 bag 2 by Kusuma Rasmana. Di ruangan tahanan kerajaan, di depan Acharya Radhagupta, Ashoka berhasil membuat para pekerja Gondana yang menjadi tahanan kerajaan mengungkapkan kebenaran. Salah seorang tahanan yang berpakaian putih berkata, "Para pekerja pajak sangat rapi dan rahasia dalam menjalankan pekerjaannya. Satu orang yang memungut dan mengelola pajak itu tidak mengenal dan tahu pihak atau orang yang merencanakan strategi. Hanya melalui tattoo di lengan inilah sebagai tanda untuk mengidentifikasi para pekerja atau pihak yang bekerja kepadanya".

Pekerja berpakaian putih menunjukkan tattoo atau rajah bergambar seperti mata tombak yang diapit bulan sabit yang berlawanan arah. Dan Ashoka agak kaget melihat lengan atas semua para pekerja Gondana yang ditangkap itu mempunyai rajah yang sama. Ashoka juga ingat, seorang pekerja Gondana yang tewas dan digantung di tengah pasar juga mempunyai tanda yang sama. Pekerja Gondana yang berpakaian putih itu lalu menjelaskan seluruh strategi bagaimana mereka mengumpulkan pajak dan menyimpannya dalam peti lalu menghanyutkannya di sungai.


Ashoka bertanya, "Kalian melakukan pekerjaan ini dengan sukarela atau berlawanan dengan keinginan kalian? Lalu mengapa kalian tidak pernah melaporkan kepada raja tentang hal itu?".
Seorang tahanan berpakaian putih tadi menjawab, "Tidak hanya para pekerja yang dihukum bila berani melawan mereka, tapi keluarga mereka juga. Apakah Pangeran tahu apa yang terjadi pada orang yang mencoba untuk memberontak? Seluruh keluarganya tewas dan pekerja yang putus asa itu akhirnya bunuh diri. Aku bersumpah bahwa harus ada seseorang yang akan menghukum Gondana suatu hari nanti!".
Ashoka terkesima saat mereka menceritakan kisah yang mengerikan itu, sementara Radhagupta hanya diam menyimak penuturan para pekerja Gondana itu.
"Jika kalian tidak angkat suara sekarang, maka itu akan menghancurkan kalian semua. Masalah ini harus digagalkan dan aku akan melakukan itu", kata Ashoka, "untuk kepentingan kerajaan dan para warga masyarakat, ini adalah langkah pertama untuk mencapai tujuanku. Dan untuk mencapai ini, aku bisa pergi sejauh mana pun dan melakukan apa pun".
Para tahanan pekerja Gondana hanya diam menyimak.

Ashoka berkata lagi, "Pasti ada beberapa saluran untuk terhubung ke Gondana dan salah satu dari kalian mungkin atau pasti pernah melihat orang yang merupakan mata rantai terakhir yang terhubung langsung ke Gondana".
Para pekerja Gondana itu hanya diam membisu.
"Coba kalian mengingat-ingatnya lebih keras lagi!", kata Ashoka kepada para tahanan.
Para tahanan menjawab, "Tapi, Kami tidak memiliki petunjuk tentang hal itu".
Hening sejenak, salah seorang tahanan tiba-tiba berkata, "Uttara dan Dakshina!".
"Uttara dan Dakshina?", tanya Ashoka.

"Benar, Pangeran", jawab seorang tahanan tadi, "Dua orang yang identitasnya sebenarnya kami tidak dikenal. Mungkin mereka berdua memiliki keterkaitan dengan Gondana karena para pekerja hanya mengetahui mereka berdua dari gambar rajah di lengan mereka saja yang sama dengan rajah pada lengan kami".
Dalam sebuah gua yang gelap, Gondana yang menutupi dirinya dengan jubah panjang dan duduk di kursi sedang bertemu Uttara dan Dakshina. Uttara melaporkan tentang bagaimana Ashoka menahan para pekerja Gondana yang hanya seorang budak bagi Gondana.
Gondana menanggapi laporan itu dengan santai, tanpa merasa gelisah sedikit pun. "Mereka telah bekerja kepadaku untuk waktu yang lama dan sekarang kita akan mulai mencari pekerja baru", kata Gondana.

Uttara bertanya, "Bagaimana kami akan merekrut dan mengatur pekerja laki-laki dan perempuan yang baru?".
Gondana berkata, "Kalian harus segera merekrut budak baru. Tanamkan rasa takut begitu dalam kepada mereka sehingga mereka lebih memilih mati daripada membuka mulut mereka untuk melawan Gondana".
"Aku peringatkan betapa pentingnya arus kas untuk kesuksesan motif kita. Kita harus unggul secara finansial maka setelah itu, masalah uang ini benar-benar akan menghancurkan mereka. Tetapi arus kas tidak boleh berhenti, karena hanya itu untuk memastikan tujuan kita berjalan sukses! Aku tidak ingin ada hambatan dalam tujuan utamaku!", kata Gondana lagi. Utarra dan Dakshina menggangguk dengan patuh.

Di ruang tahanan, Ashoka sekali lagi minta kepada para tahanan untuk mengingat-ingat siapa Uttara dan Dakshina dan kemana arah pajak yang mereka kumpulkan. Acharya Radhagupta hanya menatap para tahanan itu dengan tajam. Salah seorang tahanan pekerja Gondana berkata, "Ya, para pekerja menangani pengumpulan pajak menuju kepada Uttara dan Dakshina itu". Seorang pekerja berpakain putih menambahkan bahwa dia pernah melihat Dakshina pergi menuju dalam hutan yang gelap dimana arah mereka tidak diketahui lagi".
Ashoka diam mencerna keterangan itu.
Di sebuah tempat berupa ruangan rumah atau penginapan, Kaurwaki sedang tertawa menikmati hasil dari tindakannya yang iseng mengambil seperangkat pakaian bangsawan dari tandu Putri Anandini. Mungkin dia membayangkan bagaimana kesalnya putri Anandini yang kehilangan pakaiannya yang indah. Kaurwaki tengah melihat-lihat kain sari yang indah itu, Devi memuji pilihan Kaurwaki tentang kain sari itu.

Senyum ceria Kaurwaki sirna, dia berkata pelan, "Ini adalah pilihan terakhir untuk mengetahui apa yang ada di dalam hati Ashoka. Aku telah meninggalkan segalanya untuk itu. Dan jika Ashoka malah meninggalkanku, apa yang harus aku lakukan lagi?". Devi hanya memegang tangan Kaurwaki untuk menguatkan hatinya.
Acharya Radhagupta keluar dari ruang tahanan, langkahnya diikuti oleh Ashoka. Mereka berdua lalu berbicara di teras itu. Mereka membahas tentang rumitnya masalah yang harus mereka hadapi dan orang-orang terlibat didalamnya.
Acharya berkata, "Pasti ada sesuatu yang lebih dari itu".
Ashoka menanggapi, "Acharya, Sushima telah menjadi begitu kuat karena Kali dan Tantra Widya, tetapi tidak dengan kecerdasan dan otaknya karena seluruh perubahan pada kepribadian tidaklah semudah itu. Masih ada sesuatu yang belum jelas".

Acharya Radhagupta berkata, "Kau telah menghabiskan begitu banyak waktu di pengasingan dan mungkin kegelapan bisa menunjukkan kebenarannya, karena Sushima kadang bepergian pada malam hari"
Ashoka terhenyak sejenak dan berkata, "Aku akan memastikan bahwa Sushima tidak pernah pergi sendirian di malam hari!". Mata Ashoka tajam memandang ke suatu arah.
Waktu tengah malam, seseorang diam-diam meninggalkan istana Pattaliputra melalui jalan rahasia yang gelap. Orang yang menyelubungi diri dengan jubah hitam panjang menutupi kepalanya itu lalu naik ke atas kuda hitam yang sudah menunggu di ujung jalan rahasia itu dan berderap pergi dari tempat itu.

Ashoka pun diam-diam mengikutinya orang itu dengan berderap menunggangi Garuda, kuda putihnya. "Cepat ikuti orang itu, Garuda!", perintah Ashoka kepada kudanya.
Di kegelapan hutan, dekat sebuah pondok sederhana, penunggang kuda berjubah hitam itu berhenti. Sejenak kemudian seorang penunggang kuda lain yang juga berjubah hitam panjang menutupi seluruh badan dan kepalanya datang menunggangi kuda putih. Penunggang kuda berjubah itu juga berhenti didepan pondok. Kedua penunggang kuda berjubah yang tampaknya sudah sepakat bertemu di tempat itu lalu masuk ke dalam pondok sederhana yang di dalamnya ada beberapa barang berserakan. Pondok sederhana itu sepertinya masih sering dipakai, karena sudah ada beberapa diya yang menyala di beberapa sudut ruangan itu.

Orang berjubah yang datang belakangan berdiri membelakangi lawan bicaranya dan berkata, "Sejak Ashoka terlibat dalam penyelidikan, yang kita perlukan adalah menyingkirkan dia dari tujuan utama kita! Aku pikir kita membutuhkan mata-mata untuk mengalihkan perhatiannya".
Sementara di luar pondok, Ashoka yang berkuda mengikuti orang berjubah yang pergi secara rahasia dari istana, segera berhenti karena melihat kuda hitam yang dikejarnya terikat di tempat itu. Ashoka mengamati tempat itu, namun tidak ada orang termasuk penunggang kuda hitam di sekitar tempat itu.
Di dalam pondok, kembali orang berjubah hitam berkata, "Kau juga harus terlibat di dalamnya setelah kepercayaan Bindushara kepadamu. Aliran kas sangat penting untuk pekerjaan kita. Kita akan menghancurkan dan menghabisi kekuatan keuangan Magadha supaya ekonomi mereka jatuh terpuruk dan ketika Bindusara mati, tidak ada yang akan meneteskan air mata lagi baginya!".
Penunggang kuda berjubah itu menyambung ucapannya dengan tawa tergelak yang parau.

Penunggang kuda berjubah hitam yang merupakan kerabat istana yang diam-diam datang ke tempat persembunyian itu membuka kerudung jubahnya. Tampaklah wajahnya yang diterangi cahaya diya di pondok itu, dia adalah Siamak.
Siamak tersenyum dan berkata, "Ya, Gondana".
Orang yang berjubah hitam yang dipanggil Gondana berbalik dan membuka kerudung jubahnya juga. "Gondana!", kata Gondana sambil tertawa parau, namun saat itu juga suara tawa Gondana berubah menjadi suara tawa khas wanita. Jubah yang dibuka itu menampilkan sosok Gondana sebenarnya yang hanya seorang perempuan tua dengan rambut pirang dan berkulit bulai. Dia adalah Rajmata Helena!

Helena berkata, "Ini adalah permainan yang aneh! Kau juga memanggilku sebagai Gondana?!". Siamak hanya menanggapi dengan senyum. Helena kembali memperdengarkan gelak tawanya, diikuti oleh Siamak. Tawa mereka berdua memecahkan kesunyian pondok dalam hutan itu.

CUPLIKAN : Dalam sebuah kamar di istana, Kaurwaki sedang berputar-putar di depan cermin. Dia Berpakaian yang bagus menyerupai seorang putri. Kaurwaki kaget karena jatuh tepat dipelukan Ashoka. Ashoka dan Kaurwaki lama saling berpandangan. Musik romantis mengiringi tatapan mereka.
PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top