Sinopsis Ashoka Samrat episode 362 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 362 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Seorang pria yang baru menutup warungnya segera menjauh melihat tukang sapu yang sebenarnya pemungut pajak ilegal itu. Dia berusaha lari, namun tukang sapu berhasil memegangnya. Dia memaksa pria pedagang untuk membayar pajak bulanan walaupun pedagang itu mengaku tidak punya uang. Tukang sapu bermaksud membawa pria pedagang itu untuk ikut bersamanya. Namun langkahnya terhenti karena melihat sosok pemuda berbadan gempal yang mendekat pelan. Dia adalah Ashoka yang membuat tukang sapu itu ketakutan.

"Rajkumar Ashoka?", guman tukang sapu itu melemparkan sapu ke arah Ashoka dan segera melarikan diri. Ashoka segera mengejarnya sambil menerobos keramaian pasar yang penuh banyak orang. Tukang sapu itu terus melarikan diri hingga beberapa kali menabrak orang, namun dia tidak peduli. Tukang sapu itu juga melemparkan benda-benda yang ditemui ke arah Ashoka yang terus mengejarnya untuk menghalanginya. Sekali waktu tukang sapu itu melewati keramaian yang banyak perempuan yang berbelanja. Hingga dia menabrak Kaurwaki yang sedang ada disitu. Tubuh Kaurwaki terhuyung hampir roboh, beruntung Ashoka segera menangkapnya dan memegang tangan Kaurwaki. Seperti yang lalu, mereka pun saling bertatapan. Saat demikian, mungkin Ashoka seakan tidak ingat lagi dengan orang yang harus dikejarnya.


Ashoka menarik Kaurwaki untuk berdiri dan melihat tukang sapu yang dikejarnya melarikan diri, dan menghilang di tengah keramaian orang pasar. Kaurwaki memandangi Ashoka dengan perasaan gembira. Namun Ashoka yang kehilangan buruannya berbalik melihat Kaurwaki dan menegurnya, "Kau selalu ikut campur dalam pekerjaanku setiap saat! Mengapa kau mengikutiku?"
Kaurwaki menjawab, "Aku? Aku mengikutimu?". Kaurwaki yang kesal bertolak pinggang.
Ashoka bermaksud mengingatkannya, namun suara Devi terdengar memanggil Ashoka, "Chanda!".
Devi senang melihat Ashoka di tempat itu, begitu pula Ashoka. "Devi? Kau disini, di Pattaliputra?", tanyanya terkejut. Ashoka segera mendekati Devi, seakan lupa dengan kemarahanya kepada Kaurwaki.
Devi bertanya, "Bagaimana keadaan Rani Dharma dan Rajkumar Witashoka?"
Ashoka baru akan menjawab, ketika Kaurwaki mengomel kepadanya. "Tunggu dulu! Jawab dulu pertanyaanku, bagaimana bisa kau menuduhku?!", kata Kaurwaki yang kesal atau mungkin hanya pura-pura kesal.

"Chanda!", kata Ashoka yang lalu mengabaikan Kaurwaki dan berkata kepada Devi.
"Aku minta Kau untuk tidak bersikap formal kepadaku disini, Kau dapat menganggapku dan keluargaku seperti biasa, seperti hubungan kita sebelumnya. Kami berhutang budi padamu dan ayahmu", kata Ashoka.
Kaurwaki cemburu dengan sikap Ashoka yang mengabaikannya, dan hanya berbicara dengan Devi.
"Kau kenapa?", tanya Ashoka berpura-pura saat melihat wajah Kaurwaki yang keruh. Devi mengenalkan atau tepatnya berpura-pura mengenalkan Kaurwaki pada Ashoka. "Dia adalah temanku", kata Devi.

Devi menoleh kepada Kaurwaki dan berkata, "Ini adalah Rajkumar Ashoka", dia berpura-pura memperkenalkan Ashoka kepada Kaurwaki. "Atau tepatnya Rajkumar Chandashoka", kata Devi saat melihat seorang pelayan istana datang membawakan payung kerajaan untuk Ashoka. Ashoka yang menyadari itu segera menyuruhnya pergi. Kaurwaki malah menjadi tegang dihadapan Ashoka.
Devi berbisik kepada Kaurwaki, "Jangan tegang begini, Anda begitu mencintainya maka lembutlah seperti seorang istri".
Kaurwaki berbisik, "Perkenalanmu itu tidak perlu. Aku ingin tahu apa yang ada di dalam pikirannya".
Ashoka masih ingin bertanya kepada kedua gadis itu, namun seseorang menyapanya.

"Rajkumar, Salam!", kata dua pria berpakaian putih menyalami. Ashoka membalas salam mereka.
"Kami mendengar pernikahan Anda akan melalui undangan kepada para raja dan para putri mereka untuk memilih calon pendamping, seperti semacam sayembara. Apakah itu benar?", tanya salah satu pria berpakaian putih itu dengan sopan .
Kaurwaki dan Devi kaget mendengar pertanyaan sekaligus berita baru itu.
Ashoka diam sejenak, "Ya, Itu benar!", kata Ashoka sambil menoleh kepada Kaurwaki seakan memanasinya.
Kaurwaki terkejut, mungkin seperti disambar petir yang mengguncang perasaannya saat itu. Setelah berpamitan kepada dua orang itu, Ashoka menoleh sekilas kepadanya kemudian pergi dari tempat itu. Sementara Devi dan Kaurwaki hanya bengong ditempatnya.

Keesokan paginya, di arena panahan di halaman dalam istana Magadha, Pattaliputra, Ashoka sedang latihan memanah dengan membidik sasaran, berupa piringan melingkar dengan lingkaran warna-warni, yang mengelingi pusat lingkaran.
Acharya Radhagupta datang dan memperingatkan dia secara tidak langsung tentang bahaya yang datang dari musuh.
Ashoka melesatkan anak panah dan anak panah tepat mengenai sasaran yaitu lingkaran merah yang merupakan pusat piringan. Radhagupta memandang anak panah yang menancap itu, dia mengajak Ashoka segera pergi. Ashoka lalu menaruh busur panahnya dan pergi bersama Acharya.

Acharya Radhagupta dan Ashoka berjalan menuju ke tengah pasar. Banyak orang berkerumun di tengah pasar itu melihat sosok mayat seorang pria yang penuh luka dan darah mengering dan tergantung di tengah-tengah persimpangan jalan pasar.
Acharya menunjukkan kepada Ashoka tentang mayat yang tergantung itu. Ashoka mengenalinya sebagai orang yang di kejarnya kemarin, yang melarikan diri setelah kepergok tengah memaksa seorang pedagang.
Acharya berkata, "Ini adalah sebuah pesan bahwa kita bisa mencapai Gondana melalui dia dan oleh karena itu mereka membunuhnya. Siapapun yang mencoba untuk mengejar keberadaannya, dia akan menemui nasib yang serupa".

Ashoka berkata marah, "Sebelum Gondana melakukan hal kejam pada setiap saksi lainnya, kita harus menahan semua pekerja tawanan Gondana. Tanpa ada penundaan lebih lanjut!".
Acharya mengangguk menyanggupi, sementara Ashoka segera pergi dari tempat itu.
Di kuil Shiwa, penjaga kuil yang juga pekerja Gondana melanjutkan aksinya memungut pajak puja yang ilegal di kuil itu. Seperti sebelumnya, saat dia mengangkut guci celengan yang sudah penuh ke tempat yang aman, pria itu ditangkap secara rahasia oleh dua perempuan yang merupakan mata-mata Acharya Radhagupta untuk selanjutnya ditahan. Demikian pula seorang pria anak buah Gondana yang bertugas mengambil uang dari pengemis di pasar, ditangkap oleh dua mata-mata saat mengambil kantong uangnya.

Sementara itu, di pasar yang sama, Kaurwaki sedang melangkah dengan wajah ditekuk karena kesal. Dia diikuti oleh Devi yang berusaha mengimbangi langkah Kaurwaki yang bergegas. Devi berkata, "Anda harus memperkenalkan diri secara terang-terangan dan jelas bahwa Anda adalah Putri Kaurwaki, Anda tidak ada waktu untuk bermain-main lagi".
Namun Kaurwaki tetap bersikukuh dengan pendiriannya. "Tidak! Pokoknya tidak! Jika aku melakukannya, maka bagaimana aku bisa tahu apakah dia mengingatku, apakah dia mencintaiku atau tidak, dan apakah dia memegang semua kepentingan untukku atau tidak. Cinta itu tidak dipaksakan tapi cinta mengalir lewat perasaan", kata Kaurwaki menghentikan langkahnya.

Devi mencoba untuk membuat dia mengerti bahwa dia perlu untuk memperkenalkan dirinya. Percakapan mereka menarik perhatian seorang pria yang melirik mereka. Devi dan Kaurwaki segera pergi namun pria itu mengikuti mereka. Pria itu mengucapkan kalimat yang tidak sopan yang membuat Kaurwaki marah. Kaurwaki hendak membalas kepada pria itu, namun Devi memegang tangan Kaurwaki dan menenangkannya serta meyakinkan untuk secepatnya pergi dari kejaran lelaki itu.
Devi dan Kaurwaki segera bergegas, namun mereka harus berhenti karena muncul tiga pria yang menghadang mereka dan mungkin bermaksud buruk.
Devi dan Kaurwaki tegang di tempatnya, mata Devi terbelalak melihat ketiga pria itu menyeringai senang.


CUPLIKAN : Di istana Pattaliputra, Sushima berkata, "Aku tidak mengira jika pekerja Gondana ini akan membuka mulut mereka di depanmu, jauh dari rasa takut". Ashoka menjawab, "Orang-orang itu membuat mereka diam, tapi sekarang aku memiliki jalan keluar untuk membuat mereka bicara". Di sel penjara, Ashoka tengah menginterogasi para tahanan pekerja Gondana. Ashoka mengancam mereka akan memberantas komplotan Gondana dan mengembalikan ketenangan kerajaan.

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top