Sinopsis Ashoka Samrat episode 400 bag 2

Sinopsis Ashoka Samrat episode 400 bag 2 by Kusuma Rasmana.  Di ruangannya, Kaurwaki gelisah dan mondar-mandir atas kelakuan ayahnya dan pilihan yang diberikannya. "Aku akan menceritakan semuanya kepada Ashoka, bahwa Ayahku adalah penjahat yang sesungguhnya disini", batin Kaurwaki bimbang. Dia bermaksud akan pergi, namun Devi sudah berdiri menghadangnya.
Devi berkata, "Aku telah mengetahui semua kebenaran itu. Tapi Kau harus menyembunyikannya atau Ashoka akan mengetahui sesuatu telah berjalan salah".
Kaurwaki bertanya, "Dan Aku harus menjadi seorang penjahat juga?".
Devi menjawab, "Tidak! Kau hanya harus memikirkan hubunganmu selanjutnya. Kau sangat mencintainya maka apapun tidak boleh menghalanginya".

Kaurwaki berkata, "Aku tidak akan pernah bahagia jika aku memulai pernikahanku dengan kebohongan. Aku harus memberitahunya kebenaran ini". Kaurwaki memaksa akan pergi, namun Devi memegang tangannya.
Devi berkata, "Cepat atau lambat itu akan diketahui semua orang akhirnya. Warga Magadha tidak akan ada yang ingin kau menjadi menantu istana Magadha, seorang putri dari musuh Magadha tentu saja tidak ada yang mengingingkannya. Ashoka mencintaimu tetapi akan sama-sama sulit baginya untuk menerimamu. Kau sangat dekat dengan impianmu. Jika kau berpisah sekarang maka tidak ada hal di dunia yang dapat menyatukan kalian berdua. Apa kalian berdua bisa hidup tanpa satu sama lain?".


Kaurwaki berkata, "Bagaimana bisa aku mengabaikannya ketika aku mengetahui yang sebenarnya? Ayahku adalah penipu Kalingga dan Magadha! Yang bila sampai terungkap maka bisa menyebabkan perang bagi kedua kerajaan. Tanah air sangat penting bagi Ashoka. Bagaimana bisa aku tetap tenang melihat impiannya yang sangat penting itu? Haruskah aku diam hanya karena alasan egoisku sendiri?".
Kaurwaki tampak panik dengan kekalutan dan kesedihan, sementara Devi yang ikut sedih berusaha beroikir keras.

Ashoka sedang melangkah pelan, namun keningnya tidak bisa berhenti berkerut memikirkan sesuatu. "Mengapa Kaurwaki tiba-tiba diam? Apa dia menyembunyikan sesuatu dariku? Aku harus bertanya kepadanya", batin Ashoka sambil melangkah yang hampir tiba di depan pintu kamar Kaurwaki.
"Rajkumar Ashoka, tunggu sebentar!", kata seorang prajurit menyapanya dari belakang, Ashoka segera berbalik. "Aku melihat Raja Jagannatha pergi keluar istana, dia tampak sangat terburu-buru. Dia terlihat akan menuju pinggiran Magadha", kata prajurit yang menyamar itu. Ashoka segera pergi bersama prajurit itu. Di dalam kamar, Kaurwaki dan Devi mendengar percakapan prajurit dengan Ashoka.

Kaurwaki yang terkejut memandang Devi yang ikut panik. "Aku khawatir Ashoka akan menemukan kebenaran tentang ayahku", kata Kaurwaki panik.
Devi menjawab, "Kau harus menghentikan Ashoka!".
"Aku?", tanya Kaurwaki ragu.
"Ya! Pastikan dia tidak dapat mencapai ayahmu. Jika tidak, kalian berdua tidak akan menikah, atau kau tidak akan dapat menyelamatkan impian Ashoka tentang India Bersatu atau menyelamat Kalingga atau Magadha. Selamatkan ayahmu dari Ashoka lebih dulu. Cepat hentikan Ashoka dari mengetahui kebenaran ayahmu. Pergi!", kata Devi.

Di suatu tempat di pinggiran Magadha, Jagannatha dengan menuntun kuda bertemu dengan saudaranya yang bernama Kewalnatha yang juga membawa kudanya.
"Kewalnatha, Kau harus berhati-hati, Kita telah mengambil risiko dengan memainkan perasaan Kaurwaki, jadi kita harus waspada! Mungkin kita akan mendapat serangan", kata Jagannatha. Jagannatha dan Kewalnataha lalu naik ke punggung kuda masing-masing. Jagannatha memberi isyarat agar Kewalnatha pergi dan dia pun pergi juga ke arah lain yang berlawanan dengan arah kuda Kewalnatha.

Ashoka sedang berkuda menyusuri hutan perbatasan Magadha. Seseorang yang menutupi kepala dan wajahnya dengan kain merah tampak mengintip kedatangan Ashoka lewat di jalan di depannya dan menunggu saat yang tepat. Ketiga sasaran korbannya sudah dianggap cukup, orang itu melesatkan panah kepada Ashoka tetapi meleset. Anak panah mengenai batang pohon dan menancap disana. Ashoka yang mengetahui ada orang mencoba memanahnya segera turun dari punggung Garuda untuk mencari tahu siapa orang yang mencari masalah dengannya. 

Ashoka segera menghunus pedang Chandragupta di punggungnya. Jagannatha yang akan lewat jalan itu melihat Ashoka yang sedang waspada dengan pedang besarnya, tampaknya dia mencari seseorang. Jagannatha segera kabur mencari jalan lain. Ashoka yang sedang mencari orang yang menantangnya berbalik saat mendengar desingan pedang yang dicabut dari sarungnya. Ashoka melihat orang yang berdiri didepannya dan menantangnya adalah wanita yang berdoti merah, menutupi punggungnya dengan kain hijau, dadanya memakai baju zirah, kepala bersorban, yang tampak hanya dua mata indahnya. Sedangkan wajah, lehernya dan bagian lainnya ditutupi oleh kain panjang merah. Ashoka kaget dan heran dengan lawannya yang dipastikan adalah perempuan. Mereka bertarung pedang karena perempuan itu menyerangnya duluan. 

Perempuan itu terus menyerangnya. Ashoka hanya berusaha menghindar atau menepis serangan pedang lawannya. Ashoka yang berusaha mengayunkan pedangnya menahan pedang lawannya hingga terlepas jatuh ke tanah dan tak sengaja melukai tangan perempuan itu. Perempuan bercadar itu terduduk memegang lengannya yang tergores. Ashoka mendekati perempuan yang menjadi lawannya dengan waspada. Namun perempuan bercadar itu melemparkan bola padat ke tanah di depan Ashoka. Bola padat itu meledakkan asap putih yang membutakan pandangan Ashoka sesaat. Ashoka mengibaskan tangannya mengusir asap putih itu, namun setelah asap menipis dan hilang, perempuan lawannya dan pedangnya sudah lenyap dari tempat itu.
Di istana, Witthasoka mendatangi kamar Kaurwaki untuk mencari Kaurwaki dan Devi tapi tidak bisa menemukannya. "Bhabi Kaurwaki, Didi Devi! Dimana mereka?", kata Witthasoka mencari-cari di kamar itu namun tidak menemukan orang yang dicari. "Aku akan memberitahu ibu bahwa aku tidak menemukan mereka berdua di manapun", guman Witthasoka keluar dari kamar itu.

Sementara itu, Kaurwaki yang dalam penampilan kesatria memakai baju zirah, bersorban dan menutupi wajah dengan cadar lewat pagar samping mengendap-endap masuk ke dalam istana menuju kamarnya dengan menyusuri koridor. Dia berjalan bergegas sambil melihat kesana kemari dan tangan kirinya memegang lengan kanannya yang tergores dan terus mengeluarkan darah. Sementara itu dari arah lain Ashoka melangkah pelan melewati koridor yang baru saja dilalui oleh Kaurwaki menuju kamarnya.
"Penanggungjawab keamanan dalam!", kata Sushima menyapa Ashoka. Ashoka segera berhenti tanpa menatap Sushima yang mendekat. "Bagaimana? Apa Kau menemukan harta perbendaharaan? Atau bukti baru lagi?", tanya Sushima sinis.

Ashoka menoleh menjawab, "Jika Kau selamat saat ini bukan berarti kau tetap aman. Aku juga memata-mataimu. Di saat aku menemukan beberapa petunjuk atau harta perbendaharaan, aku akan menghukummu sangat buruk". Ashoka menunjuk dada Sushima.
Sushima menjawab, "Kita akan lihat!", dia langsung ngeloyor pergi. Ashoka hanya memandangi langkah Sushima dengan marah.
Di kamar Kaurwaki, Kaurwaki yang dalam penampilan kesatria yang bercadar masuk ke ruangan itu dengan tergopoh-gopoh menahan sakit pada lengannya yang terluka dan berdarah. Devi yang keluar dari persembunyiannya bertanya, "Mengapa kau begitu lama?".
Kaurwaki tidak menjawab namun menunjukkan luka di lengan kanannya yang terus berdarah.
Devi yang panik dengan mata terbelalak segera menutup pintu.

"Apa seseorang melihatmu?", tanya Devi sambil mengamati luka di lengan Kaurwaki. Kaurwaki yang sudah membuka cadarnya itu menggeleng, "Tidak", katanya lirih.
Devi segera menghentikan pendarahan luka itu dengan kain dan mulai merawat dan membersihkan lukanya.
"Apa kau bisa menghentikan Ashoka?", tanya Devi.
Kaurwaki mengangguk, "Ya, walaupun hasilnya aku mengalami luka ini. Lebih baik aku menceritakan kebenaran sebelum orang lain yang melakukannya".
"Lebih baik kau duduk dulu, aku akan merawat lukamu", kata Devi menuntun Kaurwaki menuju tempat duduk.

Witthasoka bertemu dengan kakaknya Ashoka yang sedang berjalan di serambi itu. "Kak, apa kakak melihat Bhabi Kaurwaki?", tanya Wittasoka.
"Tidak, Wit, ada apa?", tanya Ashoka.
"Ibu memanggilnya untuk keperluan beberapa ritual Surya puja", jawab Witthasoka.
Ashoka menjawab, "Dia pasti ada di ruangannya".
itthasoka bermaksud menuju kamar Kaurwaki, namun sang Kakak menahan tangannya, "Kau kembalilah kau ke ruanganmu. Aku yang akan menyampaikan pesanmu kepada Bhabi Kaurwaki", kata Ashoka. Witthasoka segera pergi menuju kamarnya.

Ashoka heran dan kaget melihat tetesan darah di lantai serambi itu. Dia melihat-lihat ke arah lain dan mulai menyentuh darah itu dengan jarinya untuk memastikan itu adalah darah. Ashoka melihat ceceran darah di tempat berikutnya yang ternyata mengarah ke kamar Kaurwaki. Ashoka segera mengetuk pintu ruangan Kaurwaki yang membuat Devi dan Kaurwaki yang sudah berpakaian putri kesehariannya di dalam ruangan itu terkejut dan menoleh.
"Kaurwaki!", terdengar suara Ashoka dari luar kamar, "buka pintunya Kaurwaki".
Kaurwaki dan Devi saling berpandangan dengan wajah tegang. Kaurwaki segera menutupi perban lukanya dengan selendang yang dipakainnya. Devi yang berusaha meredakan paniknya segera membuka pintu.

"Devi?", tanya Ashoka heran. Ashoka melihat Kaurwaki yang tampak tegang. Dia segera bergegas mendekati Kaurwaki "Darimana saja kau?", tanya Ashoka. "Ada apa?", tanya Kaurwaki agak kikuk.
"Wit sudah mencarimu, tapi kau tidak ada", tanya Ashoka menatap Kaurwaki.
Namun Devi yang mendekat menjawab, "Aku tadi membawanya mandi".
Ashoka bertanya kepada Kaurwaki yang tampak kikuk dan tegang. "Apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka?", tanya Ashoka. "Terluka?", tanya Devi.
"Ya, Aku melihat tetesan darah di depan pintu", kata Ashoka.
Devi menjadi tegang dengan ucapan Ashoka, demikian juga Kaurwaki terlihat semakin tegang.


CUPLIKAN: Jagannatha berkata, "Ashoka dan Kaurwaki tidak bisa menikah!". Devi membalas, "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi bahkan takdir yang datang di antara mereka. Aku akan membuat mereka bersatu!" Di sisi lain, Ashoka dan Kaurwaki terlibat pertarungan pedang! Devi memperingatkan Jagannatha, "Aku tidak akan menyerah untuk menyatukan mereka!"

PREV  1  2  NEXT
Bagikan :
Back To Top