Sinopsis Ashoka Samrat episode 400 by Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 400 by Kusuma Rasmana. Di ruangan Siamak, di istana Magadha, Pattaliputra, Raj Vaid (Tabib Istana) sedang mengobati luka pada tiga jari tangan kanan Siamak yang terluka parah akibat tertebas putus. Siamak tampak duduk di pembaringan, Bindushara, Ashoka, dan Sushima datang menjenguk saat perawatan oleh Raj Vaid selesai dengan membalut tangan Siamak dengan perban. Raj Vaid beserta asisten segera berpamitan pergi.
Bindushara bertanya pada Siamak, "Apakah ini benar hanya kecelakaan?"
Siamak mengangguk "Benar, Ayahanda raja, Aku sedang mengasah pedangku saat itu, tapi aku malah kehilangan konsentrasi dan jari-jariku terpotong", Siamak meringis kesakitan.

Bindushara berkata, "Kau tidak hanya membunuh pelaku kejahatan sebelumnya, tetapi kau telah membuktikan dirimu lagi, Putraku. Sekali lagi kau telah membuktikan bahwa kau adalah keturunan Maurya sejati yang dikenal karena pengorbanan mereka untuk orang yang mereka cintai. Aku bangga kepadamu, putraku".
Sushima terlihat sinis mendengar pujian samrat kepada Siamak, sedangkan Ashoka hanya melengos ke arah lain.
Bindushara segera pergi dari ruangan Siamak dan diikuti oleh Sushima. Ashoka mundur agar tidak menghalangi langkah samrat.


Ashoka masih di ruangan itu tersenyum sinis kepada Siamak. Dia berkata "Aku merasa buruk sekarang, Siamak. Tapi Kau tidak akan bisa selamat ketika aku akan menghukummu".
Ashoka juga pergi dari ruangan itu. Hati Siamak marah mendengar sindiran Ashoka. Dia mengibaskan alas kain tatakan gelas perak dan ketel minum di meja di sampingnya hingga semua berantakan jatuh ke lantai berserakan beserta isinya. Tepat saat itu Lasendra masuk ke ruangan itu.
"Bindushara harusnya kau beritahu bahwa Sushima yang bertanggungjawab atas kejadian ini!", kata Lasendra.

Siamak menjawab dengan marah, "Sushima adalah urusanku. Aku sendiri yang akan menghukumnya. Dengan melakukan ini, ia mungkin berpikir aku telah mengampuninya. Dia hanyalah orang bodoh! Sangat bodoh! Pertama Sushima yang akan mati, lalu akan jadi giliran Ashoka! Seluruh Magadha Maurya akan aku kuasai! Seluruh dunia akan diperintah oleh kaum Yunani".
Lasendra menanggapi, "Kau harus mencari waktu yang baik untuk menyerang musuh-musuhmu!".
Di ruang strategi, tampak Ashoka berbicara dengan Acharya Radhagupta dan Putri Kaurwaki.

Ashoka berkata, "Acharya, Sushima dan Siamak saling mencurigai satu sama lain. Tampaknya Sushima tidak tahu keberadaan harta perbendaharaan. Dan Siamak mungkin masih menyembunyikan kebenaran. Aku rasa ada orang lain yang terlibat dalam masalah ini"
Acharya Radhagupta berkata, "Anandini...?".
"Rajkumari Anandini? Tapi untuk apa?", tanya Ashoka.
"Kita harus berpikir kemungkinan para tamu kerajaan juga... ", kata Acharya Radhagupta.
"Acharya", kata Kaurwaki menyela, "Anandini kupastikan tidak punya motif. Aku sudah melakukan penyelidikan diantara para wanita. Aku tidak berpikir jika para perempuan atau putri terlibat di dalam ini".

Ashoka menoleh Kaurwaki, "Acharya, aku setuju dengan pendapat Kaurwaki. Pelakunya pasti orang yang berpengalaman. Dia tidak meninggalkan petunjuk apapun", kata Ashoka.
Kaurwaki menanggapi, "Aku yakin bahkan orang yang berpengalaman sekalipun akan meninggalkan petunjuk".

Ashoka menunjukkan perhiasan yang dia temukan di lantai ruang kuil. "Kau mungkin mengenal perhiasan ini?", tanya Ashoka. Kaurwaki ingat jika itu milik ayahnya yang dipakai sebagai pin yang tergantung di baju bagian dada kiri. Kaurwaki tampak terkejut dengan mata terbelalak. Namun Kaurwaki segera menutupinya padahal Ashoka dan acharya sudag terlanjur melihatnya.
Ashoka bertanya dengan wajar, "Bagaimana Kaurwaki? Apa kau pernah melihatnya di suatu tempat? Apa kau mengenalnya?".

Kaurwaki hanya diam sesaat dengan pikiran tegang, Acharya diam-diam memperhatikannya.
Kaurwaki menjawab, "Tidak. Aku tidak mengenalnya".
Ashoka berkata, "Baiklah. Tapi, apa kau baik-baik saja?"
Kaurwaki tertunduk dan berkata, "Aku sedikit lelah. Aku tidak tahu jika begitu banyak yang akan terjadi denganku dalam sehari. Aku mohon ijin akan beristirahat".
Ashoka hanya mengangguk pelan. "Baiklah, Kau pergilah beristirahat", kata Acharya Radhagupta.
Kaurwaki segera pergi, Ashoka dan Acharya memandang kepergiannya dengan pikiran penuh tanda tanya.

Acharya Radhagupta berkata "Kita bisa menyelidiki batu permata di perhiasan itu"
Ashoka menambahkan, "Ya, ini dipakai dalam pakaian kerabat Kaurwaki dari Kalingga". Ashoka memperhatikan hiasan itu lagi.
Acharya Radhagupta agak kaget dengan kesimpulan Ashoka. "Aku yakin Kaurwaki tidak bisa menipu kita. Kita harus mencari tahu siapa pemilik perhiasan itu", kata Acharya.
Ashoka berkata, "Inilah yang harus kita cari tahu. Sekarang semua orang di bawah pengamatan para mata-mata!"

Di sebuah ruangan, Jagannatha sedang membuka beberapa pakaian dan perhiasan yang dipakainya. Dia heran dan kaget karena ada bagian perhiasan yang dipakai di bagian dada terlepas dan hilang. Dia menatap bagian dari perhiasan yang masih tersisa.
"Bahkan ketika orang bertindak cerdik, mereka meninggalkan beberapa petunjuk atau yang lainnya", kata Kaurwaki melangkah ke ruangan itu. Matanya tajam melihat ayahnya.
Jagannatha bingung, "Apa yang kaukatakan, Kaurwaki?"

Kaurwaki berkata, "Ayah menyatukan tanganku dan Ashokaku di hadapan semua orang dan ersaksi di depan kuil. Jika ayah tidak bahagia melihatku dengan Ashoka, mngapa ayah melakukannya?"
Jagannatha mendekati Kaurwaki dan menjawab, "Aku pikir kau akan bahagia disini, Aku menjadi emosional dan terharu. Tapi aku melihat bagaimana setiap orang disini saling bermusuhan satu sama lain. Aku melihat sendiri bagaimana Sushima dan Siamak merencanakan sesuatu. Aku menyadari bahwa putriku dan masa depannya tidak akan aman disini. Kau akan berada di tengah-tengah saudara dan orang yang bertarung sesama mereka sendiri".

Kaurwaki menjawab ketus, "Dan ayah harus terlibat dengan pencurian harta perbendaharaan mereka? Kebenarannya adalah ayah tidak pernah ingin aku dan Ashoka bersatu. Apakah aku benar?"
Jagannatha menjawab, "Ya, itu benar! Aku tidak ingin putriku menikahi putra pelayan! Tidak akan!"
Kaurwaki menatap ayahnya dengan tajam, berkata, "Ayah sudah mengkhianati semua orang! Aku tidak akan mendukungmu dalam hal ini. Aku akan berkata yang sebenarnya kepada Ashoka". Kaurwaki bermaksud melangkah pergi.

Jagannatha berkata marah, "Pergilah dan beritahu kepada semua orang yang kauinginkan!. Aku akan mati bukan karena sebab lain, tapi kau! Pamanmu berada di gua dimana aku telah menyembunyikan perbendaharaan. Dia juga akan ditangkap jika aku sampai ditangkap. Seluruh Kalingga akan menanggung semua itu. Akan ada sebuah perang. Kalingga tidak mengharapkan sebuah perang dengan Magadha tapi jika penguasanya harus dihukum, maka sebuah perang akan pasti terjadi! Kerajaan-kerajaan lain juga akan dipengaruhi. Ini akan menghancurkan impian persatuan India dari Ashoka-mu. Bukan orang lain tapi Kau akan menjadi satu-satunya orang yang bertanggung jawab untuk itu!".

Kaurwaki tertegun dengan ucapan ayahnya. "Kau merencanakan begitu banyak sebelum datang ke sini. Kau adalah Raja Kalingga. Kau harus melindunginya karena ini adalah tugasmu. Kau tidak dapat menempatkan kehormatan dan martabat Kalingga di dalam bahaya hanya karena kau tidak menyukai Ashoka, tidak ingin putrimu menikahi dengan Ashoka. Kalingga tidak akan pernah memaafkanmu untuk kejahatan yang memalukan ini! Kalingga akan menghukummu! Dan Aku akan menanggung hukumannya", kata Kaurwaki sedih namun tegas.
Jagannatha berkata sengit, "Lebih baik Kau tetap diam atau mimpi Ashoka akan hancur, itu sepenuhnya adalah keputusanmu". Kaurwaki hanya diam, Jagannatha melihat sisa perhiasannya dan membakarnya di perapian penerangan kamar dan segera pergi.

Devi yang mendengar semuanya dari luar, kaget dengan kepergian Jagannatha dari ruangan itu dengan kesal. Dia melihat ke dalam ruangan dan juga melihat kepergian ayah Kaurwaki. Perkataan Reshi di hutan yang didatangi sebelumnya bergema kembali di benaknya. "Bukan cinta melainkan takdir! Proses ke arah itu sudah dimulai, keduanya akan berpisah", demikian kata Reshi pertapa itu. Devi panik dan melangkah terhuyung di koridor, "Jika Ashoka tahu ini maka dia tidak akan pernah memaafkannya. Samrat tidak akan pernah membiarkan Ashoka menikahi Kaurwaki. Kaurwaki akan dihukum atas kelakuan ayahnya dan dia akan di jauhkan dari Ashoka. Aku tidak bisa membiarkannya terjadi. Aku harus menemukan pemecahannya sebelum semuanya diluar kendali!", guman Devi dengan perasaan tertekan. Dia terus melangkah menyusuri koridor itu.


PREV  1  2
Bagikan :
Back To Top