Sinopsis Ashoka Samrat episode 389 by Kusuma
Rasmana. Di ruang sidang istana Magadha, Pattaliputra, Sushima dan
Ashoka keberatan saat samrat menyuruh mereka ikut bermain peran dalam drama
Lalitakala yang dilaksanakan dalam rangka kompetisi para putri. Bindushara
berkata, "Kalian berdua tidak diminta untuk ambil bagian. Ini bukan keinginan
seorang ayah. Ini adalah perintah Samrat Magadha! Semua putra akan ambil
bagian!"
Siamak dengan nada protes bertanya, "Tapi, mengapa aku juga?"
Siamak dengan nada protes bertanya, "Tapi, mengapa aku juga?"
Bindushara bertanya, "Apakah kau bukan anakku? Kau harus melakukan apa yang aku katakan".
Ashoka, Sushima, Charumitra dan Mahamatya terkejut karena ucapan samrat dengan alasan tertentu. Siamak akhirnya terdiam. Sementara Samrat Bindushara memaparkan secara singkat tentang drama yang akan dimainkan merupakan kisah percintaan antara Shakuntala dengan Dushyanta, yang penuh liku dan perjuangan dan akhirnya mereka bersatu dalam kebahagiaan.
"Untuk peran masing-masing dalam drama ini kita akan dengarkan bersama", kata Bindushara.
Witthasoka yang seolah sebagai ketua panitia drama itu memberitahu para hadirin dalam sidang, didepannya tampak beberapa wadah yang berisi nama peserta dan peran yang akan dibawakan dalam drama itu.
"Ayahanda akan membacakan nama-nama dari para pangeran dan putri peserta dalam drama ini dan peran yang akan mereka bawakan. Beliau akan memutuskan siapa yang akan dipasangkan dengan siapa", kata Witthasoka.
Bindushara tersenyum melihat Witthasoka yang penuh percaya diri berbicara didepan hadirin. Sementara para putri semua menyimak dengan antusias.
Seorang pelayan sidang membawakan salah satu wadah kepada Bindushara dan Samrat Bindushara membaca nama yang tertera dalam kertas itu dan perannya.
"Teman Shakuntala akan diperankan oleh Putri Srishti", kata Bindushara membaca. Putri Srishti tersenyum senang dengan perannya. Selanjutnya, "Masih sebagai teman Shakuntala diperankan oleh Putri Anantha", kata Bindushara.
Putri Anantha juga senang karena dia tidak harus bekerja keras dengan peran itu.
"Peran Reshi Wishwamitra akan dibawakan oleh Rajkumar Sushima", kata Samrat. Sushima kaget mendengarnya, sementara Charumitra dan Putri Chanda merasa senang.
Witthasoka berkata, "Sekarang kita akan mencari tahu siapa yang mendapatkan peran bidadari dari Dewaloka (alam para dewa), Menaka. Bidadari yang kecantikannya dan tariannya mampu mengganggu pertapa agung Mahareshi Wishwamitra saat melakukan tapasya (penebusan dosa) dengan keras".
Chanda berpikir, "Aku tidak kurang dari Menaka untuk Sushima yang berperan menjadi Wishwamitra. Aku harus mendapatkan peran ini untuk mendapatkan Sushima!".
Charumitra juga mengharapkan hal yang sama seperti Chanda. Di tempatnya Sushima berpikir, "Aku ingin Padmawati yang memerankan bidadari Menaka ini".
Bindushara membaca kertas yang disodorkan dalam wadah, "Peran Menaka dibawakan oleh... Rajkumari Chanda".
Chanda tampak gembira mendengar pengumuman itu, demikian juga orang lain tampak bahagia kecuali Sushima yang walaupun berpura-pura tersenyum ke arah Chanda.
Selanjutnya Bindushara membacakan nama lagi. "Untuk Dushyanta akan di perankan oleh...", samrat menghentikan kalimatnya. Semua orang menantikan dengan tegang dan antusias.
Charumitra tiba-tiba menyela, "Jangan katakan bahwa Ashoka yang memainkan peran Dushyanta atau kami akan merasa jika semuanya sudah direncanakan".
Semua orang heran dengan ucapan Charumitra, namun mereka menantikan ucapan Samrat mengumunkan siapa pemeran Dushyanta.
"Rajkumar Ashoka!", kata Bindushara yang menyebabkan sumringah senyum di wajah banyak orang dalam sidang itu kecuali Charumitra, Sushima, Siamak dan Mahamatya.
Witthasoka merasa senang, "Selamat Kak, Kau mendapat peran utama". Ashoka hanya berusaha tersenyum.
Charumitra kembali berkata kepada Bindushara, "Aku punya usul, aku rasa Anindini yang harus memainkan peran Shakuntala".
Anindini terlihat senang, sedangkan Kaurwaki merasa resah mendengar saran Charumitra kepada samrat. Ashoka tampak tegang, mungkin dia merasa peran ini sudah diatur.
Bindushara membacakan nama yang ada di atas kertas, Anandini dan Kaurwaki tampak tegang menanti.
"Dan peran Shakuntala akan dimainkan oleh.....Rajkumari Padmawati", kata Bindushara.
Kaurwaki, Devi, Dharma dan Witthasoka merasa senang, sedangkan Sushima dan Anindini terlihat marah seperti juga Charumitra. Ashoka merasa tidak senang dengan alasan lain.
Witthasoka berguman lirih, "Ayahanda hanya melakukan formalitas. Itu semua sudah direncanakan, siapa yang akan memerankan siapa!".
Ashoka yang mendengar gumanan itu namun kurang jelas, bertanya, "Apa katamu?".
Witthasoka menjawab, "Ah tidak! Aku tidak berkata apa-apa".
Witthasoka segera mengalihkan perhatiannya kepada Anindini. "Hanya Putri Anindini yang belum mendapatkan peran apapun sehingga dia akan berperan sebagai Mata Gautami, ibu Shakuntala yang sudah tua", kata Witthasoka.
Anandini kaget dengan ucapan Witthasoka. Namun Witthasoka malah menggoda Anandini, "Pranam Mata! (Salam ibu!)", kata Witthasoka yang membuat para putri lainnya menahan senyum atau tawanya, sedang Anandini hanya mendelik ke arahnya.
Bindushara berkata, "Pangeran Siamak belum mendapatkan peran apapun. Dalam cerita ini ada tokoh reshi yang dengan kutukannya membuat cinta Dushyanta dan Shakuntala terpisah sementara waktu. Dan Siamak akan memainkan peran reshi itu. Dia adalah Reshi Durwasa".
Siamak hanya mengangguk mendengar perintah samrat.
Witthasoka berkata, "Dan Aku akan menjadi pengantar cerita sebagai mediator yang menyatukan cinta Kakak Ashoka dan Rajkumari Padmawati...".
Ashoka dan Kaurwaki serentak menatap Witthasoka yang salah bicara dan membuat orang-orang juga heran.
"Maksudku, cinta dari Dushyanta dan Shakuntala hingga cinta mereka bersatu dalam kebahagiaan", kata Witthasoka. Bindushara tertawa dan Dharma tersenyum mendengar ucapan si bungsu Witthasoka, demikian juga beberapa orang lain merasa senang. Kecuali orang tertentu seperti Sushima dan Charumitra dan juga Ashoka yang malah tegang. Kaurwaki menjadi kikuk saat melihat Ashoka yanh tampaknya resah.
Sushima yang melirik ke arah Kaurwaki membatin, "Aku bersumpah akan menghukum dirimu yang lebih memilih Ashoka daripada Aku".
Di kamar Kaurwaki, Ashoka menggamit lengan Kaurwaki yang baru
masuk ke kamarnya.
"Mengapa Kau masih di sini, Kaurwaki? Kau sudah berjanji kepadaku", tanya Ashoka marah.
Kaurwaki menjawab, "Aku ingat janjiku tapi aku tidak bisa pergi".
Ashoka berkata keras, "Aku ingin tahu, apa alasanmu masih disini?".
"Mengapa Kau masih di sini, Kaurwaki? Kau sudah berjanji kepadaku", tanya Ashoka marah.
Kaurwaki menjawab, "Aku ingat janjiku tapi aku tidak bisa pergi".
Ashoka berkata keras, "Aku ingin tahu, apa alasanmu masih disini?".
Kaurwaki tampak tergagap akan menjwab, namun Dharma yang datang menjawab pertanyaan Ashoka, "Dia tidak mengingkari janjinya".
Ashoka menoleh kepada ibunya lalu menundukkan wajahnya dan menjaga jarak dari Kaurwaki.
"Aku yang menghentikannya. Sudah saatnya bagimu untuk memutuskan apa yang kau inginkan. Apakah kau ingin menjauhkan orang-orang yang peduli kepadamu, yang senantiasa melakukan tapasya demi dirimu atau kau bisa menerima mereka sepenuhnya?", kata Dharma.
Ashoka mendekati ibunya sambil bertanya, "Apakah dia yang menginginkan itu?"
Dharma menjawab, "Ia tidak pernah takut untuk mengatakan ini sebelumnya. Hal ini penting untuk mengetahui apa yang kau inginkan".
Ashoka berkata kesal sambil menggeleng, "Tidak semua pertanyaan bisa dijawab dengan sangat mudah".
Ashoka segera pergi dari ruangan itu.
Dharma mendekati Kaurwaki dan berkata, "Biarkan Ashoka menemukan jawabannya sendiri. Dia harus melawan pergolakan batin untuk mendapatkanmu. Dia harus mengatasi semua rintangan, itulah mengapa aku terus melakukan drama ini. Aku sebagai ibu akan memastikan kau yang menjadi Shakuntala-nya".
Kaurwaki terharu mendengarnya, dia segera merangkul Rani Dharama dan keduanya berpelukan.
Di persembunyian Helena dalam sebuah gua rahasia, lima sekawan
pembunuh Chanakya hadir di tempat itu. Helena berkata, "Kita segera harus
mengakhiri penyelidikan Ashoka!"
Siamak berkata, "Sekarang waktu sangat krusial bagi kita namun Kita tidak bisa melakukan apa-apa saat ini".
Sushima menanggapi, "Aku juga tidak berdaya. Samrat akan membunuhku jika terjadi sesuatu pada Ashoka".
Helena berkata, "Bagaimana jika kita membunuh keduanya, Ashoka dan Bindushara bersama-sama, termasuk Witthasoka dan Dharma juga?". Semua yang mendengarnya tersita perhatian mereka. Charumitra berkata, "Rajmata, apa yang kau katakan?".
Siamak berkata, "Sekarang waktu sangat krusial bagi kita namun Kita tidak bisa melakukan apa-apa saat ini".
Sushima menanggapi, "Aku juga tidak berdaya. Samrat akan membunuhku jika terjadi sesuatu pada Ashoka".
Helena berkata, "Bagaimana jika kita membunuh keduanya, Ashoka dan Bindushara bersama-sama, termasuk Witthasoka dan Dharma juga?". Semua yang mendengarnya tersita perhatian mereka. Charumitra berkata, "Rajmata, apa yang kau katakan?".
"Apa yang dikatakan Rajmata, aku suka ide itu. Sekali jalan tuntas semua", kata Siamak.
"Bicara memang mudah", kata Mahamatya, "Tapi bagaimana itu akan mungkin?".
Helena berkata, "Besok hal itu bisa kita lakukan. Kita akan mengakhiri kisah Bindushara dan Dharma saat mereka sedang menenun mimpi pernikahan bahagia bagi Ashoka! Dan... bum..bum! Semuanya akan musnah. Harapan itu akan terbakar bersama dengan mereka!".
Sushima berkata, "Aku setuju, Aku akan pastikan bahwa rencana tersebut siap pada malam ini". Helena tersenyum. Sedangkan Mahamatya dan Charumitra masih takjub dengan rencana besar itu.